Tak terasa waktu berputar, hingga mengantarkan kita dipenghujung
tahun pengabdian yang memang sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kita. Tak dapat
dipungkiri setiap dari kita mempunyai cara masing-masing untuk meraih
cita-cita. Tapi itu tak perlu khawatir, karena cerita kita akan tetap menjadi
yang sempurna karena kita yang ber-lima sembilan.
Senyum
tipis sering menyeringai saat kembali ke tempat yang bercerita tentang kita.
Entah itu candaan kecil ataupun perbuatan bodoh yang sering tak kita sadari
saat melakukannya. Semua itu sering berputar dalam ingatan layaknya film yang
diputar ulang. Lucu, aneh bahkan tak terduga, itu yang sering kita lakukan. Tak
kenal waktu dan tempat apalagi usia, tapi untungnya kita masih tahu kondisi.
Sehingga kita terkadang berlaku seperti anak kelas satu atau satu intensive KMI
alias polos, menjadi pengayom yang bijak seperti kelas lima atau terkadang
sedikit berulah seperti kelas 6 yang menjadi paling senior diantara yang lain.
Mungkin yang kita rasakan itu, sesuatu yang harus kita jamak alias
dua rasa jadi satu, Aneh. Tapi itulah yang harus kita rasa sebagai angkatan
perintis UNIDA Putri. Mengadakan yang belum ada itu pasti membutuhkan yang
namanya 'Perjuangan'. Rasa aneh itu karena di tahun ini kita harus jadi senior
dan junior sekaligus. Dua-duanya harus kita lakoni, menjadi pemikir sekaligus pelaksana
semua yang kita pikirkan.
Dan untuk yang lanjut, akhirnya di tahun depan kita mau tak mau
harus menjadi ‘mahasiswi karbitan‘ harus kita lakukan. karbitan? Yah begitulah,
karena kita yang sebenarnya masih anak ingusan ditingkat universitas, tahun
depan harus langsung loncat jadi senior atas para maba yang akan datang besok. Disuruh
matang sebelum waktunya Hihihihi...
Dengan keadaan yang seadanya dan membutuh kesabaran yang ekstra. Kita masih percaya bahwa ini tak kan berlangsung lama. Pengaharapan dan do'a-do'a selalu kita selipkan dalam setiap do'a agar semuanya tak bertahan begini-begini saja. Hanya satu ingin kita tentang ini semua, sebuah kemajuan yang pasti. Karena kita ingin selalu bergerak dan menggerakkan. Bergerak dengan aturan yang ada, bergerak seperti api yang berkobar bukan seperti api dalam sekam. tak saling bersenggolan, tak saling menjatuhkan, tak saling memojokkan. Tapi rangkulan walau dengan medan yang berbeda, pelukan walau kita tak sama karena kita masih dalam satu naungan 'Gontor'.
Dengan keadaan yang seadanya dan membutuh kesabaran yang ekstra. Kita masih percaya bahwa ini tak kan berlangsung lama. Pengaharapan dan do'a-do'a selalu kita selipkan dalam setiap do'a agar semuanya tak bertahan begini-begini saja. Hanya satu ingin kita tentang ini semua, sebuah kemajuan yang pasti. Karena kita ingin selalu bergerak dan menggerakkan. Bergerak dengan aturan yang ada, bergerak seperti api yang berkobar bukan seperti api dalam sekam. tak saling bersenggolan, tak saling menjatuhkan, tak saling memojokkan. Tapi rangkulan walau dengan medan yang berbeda, pelukan walau kita tak sama karena kita masih dalam satu naungan 'Gontor'.
Semoga harapan dan kesyukuran akan selalu ada dalam diri kita. Karena kita
yang ber-lima sembilan. Cerita yang akan menjadi salah satu sejarah dalam hidup
kita. Masa yang membuat kita berpikir lebih. Sebuah rasa yang tak mungkin dia
atau bahkan mereka pahami. Ini tentang kita yang takkan habis bila diceritakan.
Yang tak kan hilang oleh zaman. Kebersamaan yang mahal dengan berbagai macam
kerikil tajam dan badai besar yang terkadang membuat kita tumbang. Tapi kita
selalu bangkit rapatkan barisan, bergandeng tangan walau terkadang ada yang
lupa tentang tujuan tapi kami mencoba saling mengingatkan. Kita akan tetap
menjadi ber-lima sembilan dimanapun kita berada karena kita bagian dari
cita-cita trimurti untuk perguruan tinggi ini. Ini hanya untuk kita dengan warna-warni kita. Wish us luck for one thousand
miles of our journey
0 comments:
Post a Comment