Menjadi yang pertama dan yang terakhir Itu sesuatu yang sering
dirasakan oleh 622 (ya gak teman-teman). Banyak cerita tentang 622 dan kami
menyebut angkatan kita dengan ‘Titanium’. Angkatan yang tahan banting karena
bila kita menjadi yang pertama atau terkadang yang terakhir mengharuskan kita
untuk jatuh bangun mencari arah dan tujuan serta mencari maksud atas kejadian
itu. Tapi kita juga mendapat nama yang lain yaitu ‘Frozen’ karena waktu itu
sedang booming-boomingnya film cartun dengan judul yang sama disamping
itu warna baju angkatan kita biru kotak-kotak udah kayak butiran salju kayak di
Frozen. Kalimat yang aku ingat,”hey, ntar jam 12 malem pulang semua ntar
pondoknya beku”. Lelucon kecil yang bikin mikir sejenak.
Mari
kita mengingat masa lalu kita.
GSD kelas 3 Intensive |
Saat GSD (Gebyar Seni Darussalam) kelas 3 Intensive Vs kelas 4.
Angkatan kita mulai ngehapus yang namanya ‘Rumus’ kalau waktu GSD buat angkatan genap yang
menang pasti kelas 4. Dan ternyata itu tak berlaku lagi mulai dari angkatan
kita sampai sekarang. Trus waktu GSD kelas 3 intensivenya adalah angkatan
pertama yang GSDnya pakek sater yang ditarik (yah kalo yang buat pentas
jaman yang pakek hal sama itu gk masuk itungan, soalnya dulu belum ada qoah).
Masih ada lagi saat kita kelas 3x42012 (cuman kita yang bisa 3x4=12). Buat yang
taksivi dikasih shock teraphy sedikit. Padahal baru aja ke hidup di
rayon lama, dan yang pasti jadi akbaru ‘udwat pasti ada hal baru tentang
peraturan. Masih ingatkah kalian dengan kardus yang harusnya boleh di atas
lemari kita? Ternyata saat kita itu hanya berlangsung tiga bulan dan setelah
itu.. yah say good bye sama kardus besar itu karena semuanya harus masuk
lemari dan say no ada barang di atas lemari kalau ada langsung kena
sita.
Lanjut ke kelas 52013. Sempat terombang-ambing tentang tempat
penyelenggaran DA (Drama Arena) apakah out door atau in door? Nah
itu menjadi pertanyaan sampai kita balik lagi ke pondok. Dan akhirnya
penyelenggaraan DA out door itu
menjadi keputusan akhir walau sebenarnya dulu juga pernah out door tapi
bedanya dulu belum punya qoah jadinya out door tapi kalo pas kita beda lagi
cerita. Dengan sedikit tergesa-gesa Kita mengubah semua konsep yang dari in
door ke out door. Banyak rasa yang tak terungkapkan saat itu, ada
rasa bangga karena telah dipercaya menjadi mubtada’ dan takut karena
kita belum pernah melihat dan belum pernah tahu bagaimana bentuknya DA out
door.
Beberapa saat kemudian ada sesuatu yang baru lagi. Yah kayaknya kita
telah menjadi satu-satunya angkatan yang khizanahnya pernah diantara ‘udwat.
Bukan hanya diantara, malah ada khizanah udah hampir di deket pintu. Yah
untungnya masih hampir. Huft benar-benar deh.. itu cobaan bagi kita. Saat itu
hanya pelajaran yang telah diberikan pondok yang bisa kita terapkan yaitu
‘Sabar’ dan berpikir semua pasti ada hikmahnya.
Serah Terima jabatan |
Terus perpidahan kepengurusan tiba, yes berarti kelas 6
sebentar lagi mahjar dan semua aktivitas pondok kelas 5 yang pegang.
Tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan, angan-angan yang indah buyar
semuanya karena mengawali sesuatu itu memang hal yang sulit. Acara pertama tansik
yang melibatkan semua warga pondok. Apalagi kalau bukan Duta Gudep (DG),
acara yang biasa diikuti oleh perwakilan dua orang persatu Gugus Depan dari
penggalang dan penegak. Saat kita mengajukan proposal acara yang tata cara
pelaksanaannya seperti biasa ternyata kita dikomando untuk mengubah konsep itu.
Usul beliau kita harus ada sesuatu yang baru. Otak harus berputar cepat mencari
konsep yang baru karena waktu juga menuntut cepat. Hingga akhirnya, ya.. we
got, acara itu di ikuti 40 peserta penggalang dan 40 peserta penegak dengan
panggung yang lebih luas dan acara di dalamnya yang baru juga (maaf ya yang
saya ingat Cuman acara tansik soalnya saya ada di dalamnya).
Dan detik-detik akhir menggunakan lauhah ungu saat
pepindahan kamar akhir tahun, itu ternyata waktu terakhir buat kita untuk jadi mudabbirah
rayon Palestina yang tahun setelahnya gedung itu menjadi kelas. Sekarang jadi
asrama sementara mahasiswi UNIDA Putri.
Dan akhirnya romadhon tiba..
Dan akhir cerita kita sebagai siswi KMI adalah YUDISIUM kelulusan
(asyik pengabdian). Ternyata dipanggilan yudisium ada yang baru. UNIDA Murni,
apa itu? Pengabdian yang kerjaannya fokus belajar, kita tidak mengajar KMI.
Yah.. Mahasiswi Perdana UNIDA Putri, penuh perjuangan karena mencari sistem
kampus murni untuk putri (gak punya reverensi). Dan pencarian arah itu masih
berlangsung untuk menjadi kampus yang ideal berlatar belakang pondok pesantren
(aamiin)
Yah usai sudah nostalgianya.. mungkin masih banyak yg terlewat
tentang cerita kita. Karena setiap sudut yang kita tinggalkan sekarang, itu
bercerita tentang kita kawan. Semoga kita bertemu kembali di waktu yang tepat
dan dalam keadaan yang sangat baik di hari nanti. Berdo’a, Mendo’akan dan
meminta do’a (ada yang salah gk y..)
(Tulisan ini disusun dengan keterbatasan penulis dan kadang ketidak
tahuan karena penulis hanya sebentar jadi siswi KMI. bila ada kesalahan informasi, bahasa dan rasa penulis memohon maaf)
0 comments:
Post a Comment