Heran dengan
apa yang dijalani sekarang. Rasa tak percaya terlalu sering hinggap dalam benak
padahal tahun ini sudah menginjak tahun ketiga di bangku kuliah dengan gelar
Mahasiswa. Kata kenapa pun juga masih sering terlintas. Kenapa aku bisa jadi
mahasiswi farmasi? Kenapa aku bisa memilih untuk terus berjalan disini? Kenapa
aku tak mengejar apa yang sebenarnya aku senangi? Padahal ‘mungkin’ akan lebih asyik saat aku bisa
menekuni apa yang aku senangi. Plan A,B, C bahkan sampai Z ‘sepertinya’ banyak
datang silih berganti. Istirahat setahun
sebelum kuliah lagi dengan mengambil jurusan teknik dulu menjadi pilihan utama
tapi apalah daya orang tua lebih ikhlas jika anaknya ada dalam lingkungan
pesantren walau diperguruan tinggi A (ya
sudahlah bagiku kayaknya kalo dapet orang teknik lumayan nih meleset-meleset
dikit, sambil tersenyum licik ajah.*kidding).
Kita memang
tak pernah tahu masa depan namun yang kita tahu sekarang adalah berbuat yang
terbaik untuk hari ini karena masa depan dimulai dari apa yang kita lakukan
sekarang. Hingga akhirnya aku harus terus sibuk dan bergerak dengan menyatukan
hati, otak dan harapan. Tak jarang saat bertemu kelurga atau teman pertanyaan ‘emang
bisa? Dari pondok yang belajar agama tiba-tiba ngambil farmasi?’ atau kalimat
pertanyaan yang sedikit mengandung ejekan sering teringang menghiasi dua daun
telinga. Tapi anggap mereka sebagai pemacu untuk terus maju lebih cepat karena
kalau mereka bilang ‘jangan’ berarti itu batasan mereka tapi bukan kita. Mungkin
kalimat saya bangun pagi ini bukan untuk menyenangkan anda terlihat terlalu
individualis. Tapi itu bisa menjadikan hidup dengan lingkungan sedemikian
terlihat ringan but with a beautiful step.
Hidup yang
diberikan oleh Sang Maha Pencipta ini hanya sekali maka hiduplah sekali yang
punya banyak arti bukan hanya berarti. Karena semua yang digariskan oleh-Nya
pasti ada maksud tersirat. Tidak ada yang tidak berguna namun yang ada hanya
kita belum tahu gunanya. Tidak ada yang tidak berguna tinggal kita mau tidak mencari gunanya (jadi inget tulisan dosen anatomi pas semester 1 kemarin https://rofidalathifah.wordpress.com/2012/02/06/it-called-destiny-1/ ).Layak halnya mempelajari jurusan yang tak pernah
menjadi idaman. Belajar dengan sungguh-sungguh tak ada ruginya. Lautan ikhlas
harus tetap menjadi tampungan yang luas. Karena badai akan lebih kencang
menerpa saat menuju pulau bayangan. Bismillah.
lillah