Bel masuk telah berbunyi hingga membuatku harus segera menghabiskan
mie beserta kuahnya hasil dari kebaikan dhela yang mau berbagi dengan seorang
yang sejatinya telah makan nasi. Kali ini pelajaran IPS yang masuk pelajaran
favorit dengan guru yang asyik dan satu hal lagi yang membuatku senang karena
dia adalah satu-satunya pelajaran yang aku dan teman-temanku tak pernah
melakukan praktek contek-mencontek. Maklumlah karena semua pelajaran yang
beliau ajar sudah menjadi wajib tanpa ada praktek itu karena bagi kami itu
adalah pelajaran dari seorang ibu karena beliau telah mengikuti dan memahami
kami dari awal kami menginjakkan kaki di bangku sekoah menengah.
“kalian telah duduk seperti ini sudah seberapa lama?” tanya bu Niam
seraya menunjuk salah salah satu dari kami yang kebetulan dia ketua kelas di
tahun kedua kami.
“Satu semester bu kayaknya” sang pak ketuapun hanya bisa
terheran-heran pertanyaan aneh yang tak lumrah ditanyakan sebelum kelas
dimulai.
“baiklah sebaiknya mungkin kalian rolling tempat duduk agar kepala
kalian tak terlalu noleh kanan dan tak terlalu noleh.
Tak pernah lagi aku berpikir tentangnya walau terkadang aku
sadar tentangnya dengan segala tingkahnya dan aku hanya ingin
menghirup angin itu tanpa perlu memeluknya erat karena sepertinya angin itu
telah berjalan menuju langit. Ah sudahlah. Semua dari kami mulai berberes ke
tempat-tempat yang telah ditentukan oleh ibu kedua kita. Entah angin apa kali
ini yang aku hirup namun kali ini angin itu membuat aku tersedak. Dia berada
tepat diurutan bangku setelahku. Hanya senyum datar yang bisa aku lakukan
karena terbaca dalam mukanya dia pasti akan mulai dengan kejahilan
kreatifnya lagi.
*butuh inspirasi lebih untuk menyelesaikan ini. segini dulu aja
0 comments:
Post a Comment