Tuesday 25 August 2015

Kayu Secang

Rempah yang satu ini terbuat dari serutan kayu pohon. Tapi sejak abad ke-17 sudah diperjual belikan berbagai negara dunia. Rempah yang satu ini sering digunakan untuk campuran minuman hangat didaerah Yogyakarat. Caesalpinia sappan L. Atau yang umum disebut dengan kayu secang yang berasal dari Asia Tenggara dan mudah ditemukan di Indonesia dengan persebaran di pekarangan daerah jawa dan pegunungan berbatu pada daerah yang tidak terlalu dingin di sulawesi selatan.
Kayu secang dalam urutn takson makhluk hidup bila di klasifikasikan dalam kingdom adalah Plantae, divisi adalah Spermatophytax, sub divisi adalah Angiospermae, kelas adalah Dicolyledonae, bangsa adalah Resales, suku adalah Cesalpiniaceae, marga adalah Caesalpinia, spesies adalah Caesalpinia sappan L.
Kayu secang ini memiliki sebutan yang bermacam-macam di setiap daerahnya diantaranya disebut seupenga (Aceh); sepang (Gayo); Sopang (Batak); cacang (Minangkabau); secang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa); kaju secang (Madura); cang (Bali); sepang (Sasak); supa; supang (Bima); sepel (Timor); hape (Sawu); hong (Alor); sepe (Roti); kayu sema (Manado); dolo (Bare); sapang (Makasar); sepang (Bugis); sefen (Halmahera Selatan); sawala (hiniaga, sinyiang, singiang (Halmahera Utara); sunyiha (Ternate); roro (Tidore); sepang merah, sappan wood, bakkum wood,bois de sappan (Perancis), to moc,  cay vang (Vietnam), tainniga (Burma), sbeng (kamboja), su fang mu (china), palo de brazil (sepanyol) , bakam (arab) , pattanga (sanskrit).
            Kayu secang memiliki habitus berupa perdu (nama sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 m). Ranting-ranting berlentisel dan berduri, bentuk duri bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25-40 cm, bersirip, 9-14 pasang sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, ujung bundar serta sisinya agak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan berupa malai, terdapat di ujung, panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir kelopak berambut, panjang daun kelopak yang terbawah ±10 mm, lebar ±4 mm, tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk lainnya juga membundar dan bergaris tengah ±10 mm, panjang benang sari ±15 mm, panjang putik ±18 mm. Polong berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm.
            Zat yang terkandung dalam secang antara lain brazilin, alkaloid, falvonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorin. Sementara daunnya mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,20% yang beraromaenak dan tidak berwarna. Bagian yang digunakan untuk dijadikan minuman adalah kayunya atau batang pohonnya. Panen kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun.
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang berguna untuk tubuh kita terutama dalam bidang kesehatan antara lain penghenti pendarahan, pembersih darah, penawar racun, dan obat antiseptik . Karena tanaman ini mengandung senyawa anti bakteri dan bersifat anti koagulasi atau anti penggumpalan, maka tak heran kalo secang dapat digunakan sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. Jika sedang diare 5 gram kayu kering dipotong kecil, kemudian rebus dengan dua gelas air selama 15 menit setelah itu saring dan segera diminum.

Kayu secang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan disentri, batuk darah pada TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri karena ganggu sirkulasi darah. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading. Dapat digunakan untuk pengecetan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman.

1 comment:

Tuesday 25 August 2015

Kayu Secang

Rempah yang satu ini terbuat dari serutan kayu pohon. Tapi sejak abad ke-17 sudah diperjual belikan berbagai negara dunia. Rempah yang satu ini sering digunakan untuk campuran minuman hangat didaerah Yogyakarat. Caesalpinia sappan L. Atau yang umum disebut dengan kayu secang yang berasal dari Asia Tenggara dan mudah ditemukan di Indonesia dengan persebaran di pekarangan daerah jawa dan pegunungan berbatu pada daerah yang tidak terlalu dingin di sulawesi selatan.
Kayu secang dalam urutn takson makhluk hidup bila di klasifikasikan dalam kingdom adalah Plantae, divisi adalah Spermatophytax, sub divisi adalah Angiospermae, kelas adalah Dicolyledonae, bangsa adalah Resales, suku adalah Cesalpiniaceae, marga adalah Caesalpinia, spesies adalah Caesalpinia sappan L.
Kayu secang ini memiliki sebutan yang bermacam-macam di setiap daerahnya diantaranya disebut seupenga (Aceh); sepang (Gayo); Sopang (Batak); cacang (Minangkabau); secang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa); kaju secang (Madura); cang (Bali); sepang (Sasak); supa; supang (Bima); sepel (Timor); hape (Sawu); hong (Alor); sepe (Roti); kayu sema (Manado); dolo (Bare); sapang (Makasar); sepang (Bugis); sefen (Halmahera Selatan); sawala (hiniaga, sinyiang, singiang (Halmahera Utara); sunyiha (Ternate); roro (Tidore); sepang merah, sappan wood, bakkum wood,bois de sappan (Perancis), to moc,  cay vang (Vietnam), tainniga (Burma), sbeng (kamboja), su fang mu (china), palo de brazil (sepanyol) , bakam (arab) , pattanga (sanskrit).
            Kayu secang memiliki habitus berupa perdu (nama sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 m). Ranting-ranting berlentisel dan berduri, bentuk duri bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25-40 cm, bersirip, 9-14 pasang sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, ujung bundar serta sisinya agak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan berupa malai, terdapat di ujung, panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir kelopak berambut, panjang daun kelopak yang terbawah ±10 mm, lebar ±4 mm, tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk lainnya juga membundar dan bergaris tengah ±10 mm, panjang benang sari ±15 mm, panjang putik ±18 mm. Polong berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm.
            Zat yang terkandung dalam secang antara lain brazilin, alkaloid, falvonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorin. Sementara daunnya mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,20% yang beraromaenak dan tidak berwarna. Bagian yang digunakan untuk dijadikan minuman adalah kayunya atau batang pohonnya. Panen kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun.
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang berguna untuk tubuh kita terutama dalam bidang kesehatan antara lain penghenti pendarahan, pembersih darah, penawar racun, dan obat antiseptik . Karena tanaman ini mengandung senyawa anti bakteri dan bersifat anti koagulasi atau anti penggumpalan, maka tak heran kalo secang dapat digunakan sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. Jika sedang diare 5 gram kayu kering dipotong kecil, kemudian rebus dengan dua gelas air selama 15 menit setelah itu saring dan segera diminum.

Kayu secang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan disentri, batuk darah pada TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri karena ganggu sirkulasi darah. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading. Dapat digunakan untuk pengecetan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman.

1 comment: