Wednesday 6 January 2016

Hidroklorotiazid (HCT)


TUGAS FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI



HCT (HIDROKLOROTIAZID)

 









Oleh:

Yulian Catur Rini

35.2014.7.1.0975



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

NGAWI

2015



BAB I

PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Dalam golongan obat yang ada Hidroklorotiazid termasuk ke dalam obat diuretika kelas Benzotiazid. Dimana dierutika ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.[1] Sedangkan tiazid sendiri dapat meningkatkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida plasma dengan mekanismeyang tidak diketahui, tetapi tidak jelas apakah ini meningkatkan resiko terjadinya aterosklrosis.[2]



Hidklorotiazid adalah senyawa yang diturunkan dari klorothiazida yang dikembangkan dari sulfanilamida. Bekerja dibagian muka tubuli distal, efek diuretisnya lebih ringan dari diuretika lengkupan tetapi bertahan lebih lama hingga 6-12 jam. Daya hipotensifnya lebih kuat (pada jangka panjang), maka banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang. Sering kali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dngan obat-obat lain untuk memperkuat efeknya, khususnya beta-bloker.[3]

    1. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan obat diuretik?
  2. Apa yang dimaksud denga obat hidroklorotiaid?
  3. Bagaimana mekanisme kerjanya dan khasiat obatnya?
  4. Seberapa banyak dosis yang digunakan?
  5. Bagaimana kontra indikasi, efek samping, farmakokinetik dan farmakodinamiknya?
  6. Apa nama lain yang beredar di pasaran?

BAB II

PEMBAHASAN



    1. Rincian Hidroklorotiazid
      Nama obat                   : Hidroklorotiazida (HCT)
      Nama lain                    : esidrex
      Rumus kimia               : C7H8CIN3O4S2
      Rumus bangun            : 6-kloro-3,4-dihidro-2H-124-benzotiadiazina-7-sulfanemida 1,1-dioksida
      BM                              : 297,73
      Sifat fisikokimia          : serbuk hablur, putih atau praktis putih, praktis tidak berbau
      Kelarutan                    : mudah larut dalam larutan natrium hidroksida, dalam n-butilamina dan dalam dimetilformamida, agak sukar larut dalammetanol, tidak larut dalam eter, dalam kloroform dan dalam asam mineral encer[4]
      Hidroklorotiazid mengandung tidak kurang dari 98,0% C7H8ClN3O4S2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
    2. Golongan/kelas terapi
       diuretik thiazide
    3. Indikasi/khasiat dan Mekanisme Kerja
      Obat hidroklorotiazid menjadi pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang
      Mekanisme kerja obat dari obat hidroklorotiazid adalah selain dengan filtrasi glomerular, diuretik tiazid terutama disekresikan secara aktif ke dalam lumen tubulus melaui sistem transpor anion yang terlokalisir di tubulus proksimal. Dari sebelah luminal terjadi penghambatan absorpsi Na+ dan Cl – di sel-sel epitel tubuli distal hulu menjadi efek saluretik. Selain itu, ion Mg2+ dan K+ juga diekskresika lbih banyak. Yang juga bertanggung jawab untuk ekskresi K+ adalah pertukaran (Na+/K+) yang terjadi di tubulus distal hilir lalu ion Na+ diabsorpsi dari lumen dan sebaliknya ion K+ dieksresi. Makin tinggi kadar Na+ di dalam urin yang tiba ditubulus distal hilir, makin besar pertukaran (Na+/K+) dan juga makin banyak kehilangan K+[5]
    4. Dosis
      Hipertensi: 12,5 mg p.c.
      Udema: 1-2 dd 25-100 mg
      Pemeliharaan: 25-100 mg 2-3x seminggu[6]
      Oral (efek obat dapat diturunkan setelah digunakan setiap hari)
      Anak-anak :
      < 6 bulan : 2-3 mg.kg/hari dalam dua dosis terbagi.
      > 6 bulan : 2 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi.
      Dewasa : Edema : 25-100 mg/hari dalam 1-2 dosis, maksimum 200 mg/hari.
      Hipertensi : 12.5 -50 mg/hari; peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus dipantau setelah > 50 mg/hari.
      Pasien lanjut usia : 12,5 - 25 mg sekali sehari.
      Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal.
      Clcr < 10 mL/menit : jangan menggunakan hidroklorotiazida.

    5. Kontraindikasi

Gangguan fungsi ginjal yang berat (anuria), ganguan fungsi hati yang berat (prakoma dan koma hepatikum, peningkatan bahaya hipokalemia), hipersensitivitas (alergi) terhadap Sulfonamid dan antidiabetik oral tipe Sulfonilurea: bahaya alergi silang[7]

2.6 Efek samping:

  1. Hipokalemia (efek samping yang sangat sering terjadi pada terapi jangka panjang dengan diuretik, yaitu 25-40% kasus)
  2. Hipomagnesemia, tetapi hiperkalsemia (penghambatan ekskresi Ca2+ tubular)
  3. Alkalosis metabolik, hipokloremis
  4. Toleransi glukosa yang berkurang (bahaya manifestasi diabetes melitus pada kondisi metabolik pradiabetes)
  5. Gangguan metabolisme lemak, kenaikan kadar trigliserid serum dan kadar kolesterol serum; kenaikan LDL, HDL tidak berubah atau turun; setelah kurang lebih 6 minggu akan menjadi manifestasi
  6. Hiperurisemia (mncetuskan serangan pirai pada pasien yang ada disposisi) penyebabnya adalah penghambatan kompetitif sekresi asam urat yang berlangsung melaui sistem transpor anion ditubulus proksimal sperti juga eliminasidiuretik tiazid. Setelah kurang lebih 7-10 hari kenaikan asam urat serum akan mencolok
  7. Efek samping yang jarang: eksantema, granulositopenia, trombositopenia dan pankreatitis hemoragi[8]
    Interaksi Obat
    Dapat meningkatkan toksisitas glikosida digitalis, efek hambatan neuromuskuler dari pelemas otot, efek antihipertensi. Peningkatan resiko hipotensi postural dengan alkohol, barbiturate, opioid, efek menekan K ditingkatkan oleh kostikosteroid,ACTH dan karbenoksolon[9]


    1. Farmakokinetik dan Farmakokinetik Obat

  1. Farmakokinetik

Semua thiazide diabsorbsi pada pemberian secara oral, umumnya efek obat tampak setelah 1 jam. Tetapi terdapat perbedaan dalam metabolismenya. Semua thiazide disekresi oleh sistem sekretorik asam organik dan bersaing pada beberapa hal dengan sekresi uric acid oleh sistem tersebut. Sebagai hasilnya, kecepatan sekresi uric acid dapat menurun, dengan diikuti peningkatan kadar uric acid serum. Pada steady state, produksi uric acid tidak dipengaruhi oleh thiazide. Klorothiazide didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja. Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli. Jadi klirens ginjal obat ini besar sekali, biasanya 3-6 jam sudah diekskresikan dari badan. Klorotiazid dalam badan tidak mengalami perubahan metabolik.[10]

  1. Farmakodinamik

Diuretik ini bekerja menghambat simporter Na dan Cl di hulu tubulus distalis. Sistem transpor ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na, selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar melalui kanal klorida. Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi Natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubuli distal. Laju ekskresi Na maksimal yang ditimbulkan oleh tiazid jauh lebih rendah dibandingkan dengan apa yang dicapai oleh beberapa diuretik lain, hal ini disebabakan 905 Na dalam cairan filtrat telah direabsorbsi lebih dulu sebelum mencapai tempat kerja thiazid.
      Derivat tiazid memperlihatkan efek penghambatan karbonik anhidrasedengan ptensi yang berbeda-beda. Zat yang aktif sebagai pengahmbat karbonik anhidrase, dalam dosis yang mencukupi, memperlihatkan efek yang sama seperti asetazolamid dalam eksresi bikarbonat. Agaknya efek penghambatan karbonik anhidrase ini tidak berarti secara klinis. Efek penghambatan enzim karbonik anhidrase diluar ginjal praktis tidak terlihat karena tiazid tidak ditimbun di sel lain.

Pada pasien hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya tetap juga karena efek langsung terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.[11]

    1. Kompatibilitas HCT
      Lorinid, Moduretic: HCT 50 + amilorida 5 mg
      Dyntenzide: HCT 25 + triamteren 50 mg[12]
    2. Bentuk dan kekuatan sediaan yang ada di pasaran
      Kemasan 250 tab 25 mg; 50 mgx 1000[13]

2.10 Nama-nama yang beredar di pasaran

Accuretic® (kombinasi), Aldactazide® (kombinasi), Aldoril® (kombinasi), Atacand® HCT (kombinasi), Avalide® (kombinasi), Benicar® HCT (kombinasi), Capozide® (kombinasi), Diovan® HCT (kombinasi), Dyazide® (kombinasi), Hydra-Zide® (kombinasi), HydroDIURIL®, Hyzaar® (kombinasi), Inderide® (kombinasi), Lopressor® HCT (kombinasi), Lotensin HCT® (kombinasi), Maxzide® (kombinasi), Micardis® HCT (kombinasi), Microzide®, Moduretic® (kombinasi), Monopril® HCT (kombinasi), Prinzide® (kombinasi), Teveten® HCT (kombinasi), Timolide® (kombinasi), Uniretic® HCT (kombinasi ), Vaseretic® (kombinasi), Zestoretic® (kombinasi), Ziac® (kombinasi)[14]

 



BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

HCT (Hidroklorotiazid) adalah obat yang termasuk ke dalam obat diuretik kelas Benzotiazid. Beredar di pasaran dalam bentuk tablet. Digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang. Dan dapat dikombinasikan dengan obat-obatan yang lain.







DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389

Tan Hoan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524

Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433

Gery Schmitz et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373

Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269

Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html







[1] Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389
[2] Ibid., Hal 395
[3] Hoan, Tan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524
[4] Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433
[5] Schmitz, Gery et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373
[6] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[7] Op. Cit., Schmitz, hal 373
[8] Ibid., Schmitz, Gery et.al., hal 374
[9] Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269
[10] Op. Cit., Anonim 1, hal 394
[11] Op. Cit., Anonim 1, hal 395
[12] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[13] Op. Cit., Anonim 3, hal 269
[14] Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html

0 comments:

Post a Comment

Wednesday 6 January 2016

Hidroklorotiazid (HCT)


TUGAS FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI



HCT (HIDROKLOROTIAZID)

 









Oleh:

Yulian Catur Rini

35.2014.7.1.0975



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

NGAWI

2015



BAB I

PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Dalam golongan obat yang ada Hidroklorotiazid termasuk ke dalam obat diuretika kelas Benzotiazid. Dimana dierutika ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.[1] Sedangkan tiazid sendiri dapat meningkatkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida plasma dengan mekanismeyang tidak diketahui, tetapi tidak jelas apakah ini meningkatkan resiko terjadinya aterosklrosis.[2]



Hidklorotiazid adalah senyawa yang diturunkan dari klorothiazida yang dikembangkan dari sulfanilamida. Bekerja dibagian muka tubuli distal, efek diuretisnya lebih ringan dari diuretika lengkupan tetapi bertahan lebih lama hingga 6-12 jam. Daya hipotensifnya lebih kuat (pada jangka panjang), maka banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang. Sering kali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dngan obat-obat lain untuk memperkuat efeknya, khususnya beta-bloker.[3]

    1. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan obat diuretik?
  2. Apa yang dimaksud denga obat hidroklorotiaid?
  3. Bagaimana mekanisme kerjanya dan khasiat obatnya?
  4. Seberapa banyak dosis yang digunakan?
  5. Bagaimana kontra indikasi, efek samping, farmakokinetik dan farmakodinamiknya?
  6. Apa nama lain yang beredar di pasaran?

BAB II

PEMBAHASAN



    1. Rincian Hidroklorotiazid
      Nama obat                   : Hidroklorotiazida (HCT)
      Nama lain                    : esidrex
      Rumus kimia               : C7H8CIN3O4S2
      Rumus bangun            : 6-kloro-3,4-dihidro-2H-124-benzotiadiazina-7-sulfanemida 1,1-dioksida
      BM                              : 297,73
      Sifat fisikokimia          : serbuk hablur, putih atau praktis putih, praktis tidak berbau
      Kelarutan                    : mudah larut dalam larutan natrium hidroksida, dalam n-butilamina dan dalam dimetilformamida, agak sukar larut dalammetanol, tidak larut dalam eter, dalam kloroform dan dalam asam mineral encer[4]
      Hidroklorotiazid mengandung tidak kurang dari 98,0% C7H8ClN3O4S2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
    2. Golongan/kelas terapi
       diuretik thiazide
    3. Indikasi/khasiat dan Mekanisme Kerja
      Obat hidroklorotiazid menjadi pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang
      Mekanisme kerja obat dari obat hidroklorotiazid adalah selain dengan filtrasi glomerular, diuretik tiazid terutama disekresikan secara aktif ke dalam lumen tubulus melaui sistem transpor anion yang terlokalisir di tubulus proksimal. Dari sebelah luminal terjadi penghambatan absorpsi Na+ dan Cl – di sel-sel epitel tubuli distal hulu menjadi efek saluretik. Selain itu, ion Mg2+ dan K+ juga diekskresika lbih banyak. Yang juga bertanggung jawab untuk ekskresi K+ adalah pertukaran (Na+/K+) yang terjadi di tubulus distal hilir lalu ion Na+ diabsorpsi dari lumen dan sebaliknya ion K+ dieksresi. Makin tinggi kadar Na+ di dalam urin yang tiba ditubulus distal hilir, makin besar pertukaran (Na+/K+) dan juga makin banyak kehilangan K+[5]
    4. Dosis
      Hipertensi: 12,5 mg p.c.
      Udema: 1-2 dd 25-100 mg
      Pemeliharaan: 25-100 mg 2-3x seminggu[6]
      Oral (efek obat dapat diturunkan setelah digunakan setiap hari)
      Anak-anak :
      < 6 bulan : 2-3 mg.kg/hari dalam dua dosis terbagi.
      > 6 bulan : 2 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi.
      Dewasa : Edema : 25-100 mg/hari dalam 1-2 dosis, maksimum 200 mg/hari.
      Hipertensi : 12.5 -50 mg/hari; peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus dipantau setelah > 50 mg/hari.
      Pasien lanjut usia : 12,5 - 25 mg sekali sehari.
      Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal.
      Clcr < 10 mL/menit : jangan menggunakan hidroklorotiazida.

    5. Kontraindikasi

Gangguan fungsi ginjal yang berat (anuria), ganguan fungsi hati yang berat (prakoma dan koma hepatikum, peningkatan bahaya hipokalemia), hipersensitivitas (alergi) terhadap Sulfonamid dan antidiabetik oral tipe Sulfonilurea: bahaya alergi silang[7]

2.6 Efek samping:

  1. Hipokalemia (efek samping yang sangat sering terjadi pada terapi jangka panjang dengan diuretik, yaitu 25-40% kasus)
  2. Hipomagnesemia, tetapi hiperkalsemia (penghambatan ekskresi Ca2+ tubular)
  3. Alkalosis metabolik, hipokloremis
  4. Toleransi glukosa yang berkurang (bahaya manifestasi diabetes melitus pada kondisi metabolik pradiabetes)
  5. Gangguan metabolisme lemak, kenaikan kadar trigliserid serum dan kadar kolesterol serum; kenaikan LDL, HDL tidak berubah atau turun; setelah kurang lebih 6 minggu akan menjadi manifestasi
  6. Hiperurisemia (mncetuskan serangan pirai pada pasien yang ada disposisi) penyebabnya adalah penghambatan kompetitif sekresi asam urat yang berlangsung melaui sistem transpor anion ditubulus proksimal sperti juga eliminasidiuretik tiazid. Setelah kurang lebih 7-10 hari kenaikan asam urat serum akan mencolok
  7. Efek samping yang jarang: eksantema, granulositopenia, trombositopenia dan pankreatitis hemoragi[8]
    Interaksi Obat
    Dapat meningkatkan toksisitas glikosida digitalis, efek hambatan neuromuskuler dari pelemas otot, efek antihipertensi. Peningkatan resiko hipotensi postural dengan alkohol, barbiturate, opioid, efek menekan K ditingkatkan oleh kostikosteroid,ACTH dan karbenoksolon[9]


    1. Farmakokinetik dan Farmakokinetik Obat

  1. Farmakokinetik

Semua thiazide diabsorbsi pada pemberian secara oral, umumnya efek obat tampak setelah 1 jam. Tetapi terdapat perbedaan dalam metabolismenya. Semua thiazide disekresi oleh sistem sekretorik asam organik dan bersaing pada beberapa hal dengan sekresi uric acid oleh sistem tersebut. Sebagai hasilnya, kecepatan sekresi uric acid dapat menurun, dengan diikuti peningkatan kadar uric acid serum. Pada steady state, produksi uric acid tidak dipengaruhi oleh thiazide. Klorothiazide didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja. Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli. Jadi klirens ginjal obat ini besar sekali, biasanya 3-6 jam sudah diekskresikan dari badan. Klorotiazid dalam badan tidak mengalami perubahan metabolik.[10]

  1. Farmakodinamik

Diuretik ini bekerja menghambat simporter Na dan Cl di hulu tubulus distalis. Sistem transpor ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na, selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar melalui kanal klorida. Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi Natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubuli distal. Laju ekskresi Na maksimal yang ditimbulkan oleh tiazid jauh lebih rendah dibandingkan dengan apa yang dicapai oleh beberapa diuretik lain, hal ini disebabakan 905 Na dalam cairan filtrat telah direabsorbsi lebih dulu sebelum mencapai tempat kerja thiazid.
      Derivat tiazid memperlihatkan efek penghambatan karbonik anhidrasedengan ptensi yang berbeda-beda. Zat yang aktif sebagai pengahmbat karbonik anhidrase, dalam dosis yang mencukupi, memperlihatkan efek yang sama seperti asetazolamid dalam eksresi bikarbonat. Agaknya efek penghambatan karbonik anhidrase ini tidak berarti secara klinis. Efek penghambatan enzim karbonik anhidrase diluar ginjal praktis tidak terlihat karena tiazid tidak ditimbun di sel lain.

Pada pasien hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya tetap juga karena efek langsung terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.[11]

    1. Kompatibilitas HCT
      Lorinid, Moduretic: HCT 50 + amilorida 5 mg
      Dyntenzide: HCT 25 + triamteren 50 mg[12]
    2. Bentuk dan kekuatan sediaan yang ada di pasaran
      Kemasan 250 tab 25 mg; 50 mgx 1000[13]

2.10 Nama-nama yang beredar di pasaran

Accuretic® (kombinasi), Aldactazide® (kombinasi), Aldoril® (kombinasi), Atacand® HCT (kombinasi), Avalide® (kombinasi), Benicar® HCT (kombinasi), Capozide® (kombinasi), Diovan® HCT (kombinasi), Dyazide® (kombinasi), Hydra-Zide® (kombinasi), HydroDIURIL®, Hyzaar® (kombinasi), Inderide® (kombinasi), Lopressor® HCT (kombinasi), Lotensin HCT® (kombinasi), Maxzide® (kombinasi), Micardis® HCT (kombinasi), Microzide®, Moduretic® (kombinasi), Monopril® HCT (kombinasi), Prinzide® (kombinasi), Teveten® HCT (kombinasi), Timolide® (kombinasi), Uniretic® HCT (kombinasi ), Vaseretic® (kombinasi), Zestoretic® (kombinasi), Ziac® (kombinasi)[14]

 



BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

HCT (Hidroklorotiazid) adalah obat yang termasuk ke dalam obat diuretik kelas Benzotiazid. Beredar di pasaran dalam bentuk tablet. Digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang. Dan dapat dikombinasikan dengan obat-obatan yang lain.







DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389

Tan Hoan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524

Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433

Gery Schmitz et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373

Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269

Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html







[1] Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389
[2] Ibid., Hal 395
[3] Hoan, Tan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524
[4] Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433
[5] Schmitz, Gery et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373
[6] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[7] Op. Cit., Schmitz, hal 373
[8] Ibid., Schmitz, Gery et.al., hal 374
[9] Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269
[10] Op. Cit., Anonim 1, hal 394
[11] Op. Cit., Anonim 1, hal 395
[12] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[13] Op. Cit., Anonim 3, hal 269
[14] Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html

No comments:

Post a Comment