Berilmu untuk beramal

http://caturrinihistories.blogspot.co.id

Kebersamaan akan melahirkan sebuah kekuatan

caturrinistories@gmail.com

Perjuangan meraih S.Farm

http://caturrinihistories.blogspot.co.id

Saturday 23 January 2016

Memeluk Angin (2)

“aku kemarin kena lagi sama Pak Roby” sahabatku memulai bercerita kronologi di pagi buta itu
“kenapa?” aku hanya menimpali sekenanya sambil memesan dua porsi nasi pecel dan dua gelas minuman sachet, “kamu mau gorengan?” sela ku sebelum echa melanjutkan ceritanya.
“terserah” jawabnya singkat dengan memasang wajah kesal lengkap dengan tanduk di atasnya dan aku hanya meringis sambil membawa semua pesanan untuk menghampirinya.
“jangan ditekuk itu muka, lanjutin ceritanya aku udah siap nih jadi pendengar setia” kataku sambil menghidangkan menu santapan rutin pilihanku saat di sekolah.
Sambil membenarkan posisi duduknya akhirnya echapun menarik napas panjang dan memulai lagi ceritanya.
“aku dipanggil lagi gara-gara ketahuan gak pakek kaos kaki sekolah”
Hampir saja aku menjadi dukun dadakan saat itu juga. Tapi ternyta echa masih beruntung dia tak menjadi pasien dukun hari ini karena aku masih sempat menelan minumku sebelum terjadi itu.
“ah aku kira masalah sebesar gunung yang mau meledak. Ternyata masalah yang udah jadi makanan teman-teman kita lainnya” ujarku sambil menahan tawa yang akhirnya meledak juga.
“huft, mungkin kali ini aku terlalu sial, kamu gak liat kemarin aku di kelas mulu” echanpun mulai kesal lagi
“iya aku liat, kamu kemarinkan gak kemana gara-sepatu mu di musiumin di kantor kan?” jawabku sesantai mungkin.
“bukan cuman itu hukumannya, setiap abis pulang aku harus bersihin kamar mandi dan juga aku harus berangkat sepagi mungkin untuk ikut anak-anak petugas keamanan sekolah bertugas selama seminggu” mendengar itu tawaku jadi mulai mereda dan berubah menjadi sedikit iba
“ya...  jadi aku pulang pergi sekolah sendiri dong seminggu ini” kataku masih dengan nada mengejek
“terserahlah, kamu terlihat bahagia sekarang” balasnya dengan wajah besungut-sungut
“sudahlah, semuanya dijalani saja, bagiku nakal itu wajar pada usia kita, asal nakalnya masih dalam batas wajar dan batas orang cerdas, oke?” kataku sambil membiarkan jempolku muncul di depan muka echa. Tapi malah meninggalkanku untuk mencuci tangannya di kran dan akupun tak peduli dengan itu. Karena jawaban dia itu oke.
Waktu istirahat hampir usai akupun mulai meninggalkan kantin dengan membawa satu cup mie instan titipan dhela. Mungkin memang naas hari ini saat keluar dari kantin aku tak sengaja bertemu dengannya yang menuju mushola sekolah. Saat itu juga aku serasa ingin mengihlang tapi apalah daya sudah kepalang basang di depan matanya yang terbelalak seakan terkejut bercampur kesal,
“kamu jangan makan mie, itu zat yang di sterofoamnya itu juga kamu makan nanti gak sehat” sambil berlalu meninggalkanku yang hanya bisa tersenyum mematung. Dalam pikiran emang peduli apa dia. Aneh.

Semakin hari dia semakin membuatku tak mengerti namun aku selalu mencoba bangun dari mimpi saat aku mulai jatuh ke dunia mimpi itu.

Monday 11 January 2016

Memeluk Angin (1)

Hari ini berdiam melihat langit sore hari di jembatan sebelah asramaku lagi sepertinya telah menjadi ritual wajib yang harus kulakukan disela-sela hiruk pikuk kegiatan sekolah dan asramaku yang tiada ampun menghantui setiap harinya. Kenangan demi kenangan bebas berputar seperti film layar lebar  yang diputar hitam putih. Kangen. Itu sindrom yang selalu aku alami dua tahun terakhir. Aku tak bisa berbuat apa-apa untuk mengobati kangenku yang satu ini.
----
“kamu teman waktu taman kanak-kanak ku bukan?” sapa suara yang tak asing lagi bagiku setelah aku sebulan duduk di bangku sekolah menengah pertamaku.
Sambil membenarkan posisi duduk aku hanya mengangguk dan pertanyaan kenapapun meluncur dari mulutku. Tapi dia hanya tertawa renyah dan melangkahkan kaki meninggalkan tempat dimana aku biasa menghabiskan waktu bersama sahabatku itu. Iya. Siang itu sahabatku tak kunjung muncul setelah panggilan dari kantor guru bimbingan konseling yang membuatku harus menyusuri jalanan yang panas dan penuh debu itu hanya sendiri dengan sepeda butut yang kubeli hasil dari tabunganku beberapa bulan yang lalu.
Hari-hariku berjalan seperti biasa. Mengikuti les, ekstrakulikuler dan kelas tambahan yang memang menjadi program kelasku. Aku baik-baik saja, hanya saja aku kini terlalu jarang untuk berinteraksi dengan keluarga. Mau diapakan lagi saat subuh aku hanya bertemu dengan ayahku yang selalu rutin membangunkanku saat subuh. Aku tak bertemu dengan ibu, ibu sudah pergi ke pasar untuk menjual hasil yang ada dari sawah sendiri. “hanya sebagai sampingan dan mencari kawan” itu yang selalu ibu  katakan saat aku mulai protes karena tugas dapur berpindah tangan kepadaku. Aku sebenarnya bukan anak tunggal tapi semua saudaraku tak ada di rumah saat aku beranjak SMP. Maka jadilah aku anak tunggal bayangan bagi orang tuaku yang berakibat aku tak inign berlama-lama untuk menyinggahi rumah yang semenjak tiga belas tahun lalu ku tinggali.
Pernah sekali saat kakaku pulang karena liburan semester di kampusnya bertanya padaku, “sebenarnya kamu jarang di rumah itu karena kamu tidak betah bukan?”
Aku hanya mengangkat kedua bibirku dan mengecilkan sudut mata yang selalu mendapat ejekan sipit itu sambil berlalu meninggalkan pertanyaan yang menurutku jawabannya adalah “iya”. Aku selalu berangkat pukul setengah tujuh tepat saat kartun kesayanganku usai tayang. Tak lebih dan tak kurang dan aku selalu pulang menjelang maghrib dengan berbagai kegiatan yang harus aku jalani hingga sesore itu. Ibu pernah protes dengan keadaan ku yang jarang di rumah tapi aku tetap bersikukuh ingin melanjutkan semuanya.
Hari ini seperti biasa aku masuk kelas yang sebenarnya di dominasi oleh kawan lamaku. Bosan tapi mungkin juga tidak. Aku anggap itu kelas reuni yang paling tidak harus aku temui untuk tiga tahun ke depan. Dengan lemah gemuntai aku menyusuri lorong menuju kelasku mengingat hari ini ada test IQ yang di laksankan untuk seluruh anak baru. “Ah paling juga segitu-gitu aja” kutuk ku dalam hati atas acara itu. Aku memang seorang yang biasa-biasa saja diantara teman-temanku yang lain. Mereka sudah seperti langit yang tak mungkin terjamah oleh orang bumi sepertiku.
Hingga beberapa hari setelah acara itu. Ruang guru BK pun lebih ramai dari biasanya, siapa lagi kalau bukan anak kelas ku dan beberapa kelas tetanggaku yang tak sabar untuk melihat hasil kerja otak mereka beberapa hari yang lalu. Aku hanya sempat bertatap muka sekilas dengan dia tepat di depan meja guru BK yang juga sebagai guru di kelasku. Namun aku tak peduli dengan kehadirannya itu, aku mencoba keluar dari sesaknya ruang BK yang sudah mulai berebut oksigen itu. Dan saat itu juga aku merasakan ada sebuah tangan yang meraih pergelangan tanganku hingga menyelamatkanku dari kerumunan semut itu. Belum sempat aku menyadari kejadian apa tadi. Aku sudah dijejali oleh sebuah pertanyaan yang mebuatku hanya bisa menelan ludahku sendiri.
“berapa hasil yang kau dapat?” tanya nya seraya melepaskan tangan yang dari tadi dia bawa keluar dari ruangan yang penuh sesak itu.
“sembilan enam, kamu?” jawabku sambil meyodorkan kertas tepat ke muka dia. Dia hanya tersenyum simpul sambil berkata,"sama”. Seketika itu aku hanya menggelang-geleng tak percaya padanya. Bagaimana mungkin, seorang yang selalu mendapat nilai sempurna tanpa pernah dia terlihat serius di kelas. Seseorang yang semenjak taman kanak-kanak mendapat gelar bintang kelas. Mungkin hanya orang bodoh yang percaya atas penyataannya barusan.
“aku tak percaya”, kataku dengan nada kesal dan mulai beranjak mencari sandaran sambil mencoba untuk merenungi kertas sialan itu. Tiba-tiba secarik kertas lain muncul di depan mataku yang membuatku sedikit terbelalak. “lihat kalau kau tak percaya” katanya sambil mulai melepaskan secarik kertas yang ada di tangan untuk berpindah ke tanganku. “oh” kataku padanya sambil mengembalikan kertas sialan yang kedua itu. Memang harus peduli apa aku dan memang apa porsiku untuk tahu? Ah sudahlah. Dia terlalu tinggi untuk mungkin ku raih.
“ayo ke kantin, aku mau cerita” suara yang sangat aku kenal mengajak untuk menyantap sarapan setengah siangku yang selalu kulakukan setiap ibu tak meninggalkan bahan apapun untuk dimasak. Dan hanya senyum aneh yang aku tinggalkan pada dia dan teman yang ada disampingnya.

bersambung

Wednesday 6 January 2016

Anemia Pada Ibu Hamil


BAB I

PENDAHULUAN



  1. Latar Belakang

Agar dapat melakukan persalinan yang normal maka ibu harus menjaga kesehatan diri dan bayinya dengan memenuhi jumlah nutrisi atau gizi yang dibutuhkan atau biasa disebut dengan pemenuhan status gizi pada ibu hamil. Status gizi itu sendiri adalah ekspresi dari keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel. Sedang status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan atau perwujudan nutrisi pada ibu hamil.[1] Status gizi ibu hamil diduga menjadi salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin termasuk berat dan panjang bayi saat lahir. Berat dan panjang lahir menentukan status gizi dan pertumbuhan linier anak di masa mendatang.

Penyebab ibu kurang menyadari akan kebutuhan nutrisi bagi dirinya dan sang bayi karena masih ada ibu hamil yang belum dapat mengatur keseimbangan pola makan atau nutrisi selama kehamilannya. Tinggi atau rendahnya tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap sikap, perilaku dan pola pikir. Sebab pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.[2]

Salah satu bukti bahwa kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang masalah-masalah kehamilan adalah masih adanya ibu hamil yang berpendapat bahwa semakin besar ukuran janin maka semakin sehat pula janin yang dikandungnya dan juga anggapan bahwa semakin banyak nutrisi yang dikonsumsi ibu maka semua kebutuhan gizi bagi janin akan terpenuhi.[3]

Hingga akhirnya banyak hal yang timbul dari ketidaktahuan para ibu hamil ini. Yang salah satunya adalah anemia. Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin (Hb) di darah lebih rendah dibandingkan nilai normal untuk jenis kelamin dan usianya.[4] Dengan hal ini tak jarang para ibu mulai khawatir dan mulai mengkonsumsi makanan ataupun suplemen yang terkadang mereka sendiri tak mengetahui apa kandungan dan manfaat yang didapatnya. Karena yang ada dalam benak mereka adalah untuk kebaikan dirinya dan janin yang dikandungnya.



  1. Tujuan

  1. Untuk mengetahui kebutuhan makro dan mikro di masa kehamilan.
  2. Mengetahui penyebab dan pengaruh anemia pada ibu hamil serta efek terhadap suplemen-suplemen yang dikonsumsi saat kehamilan.
  3. Mengetahui kebutuhan zat gizi pada ibu hamil.
  4. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan pada ibu hamil yang mengalami anemia gizi besi.





















BAB II

PEMBAHASAN



  1. Jenis Kebutuhan Zat Gizi di Masa Kehamilan

Pada saat kehamilan segala kebutuhan gizi ibu hamil bisa menjadi dua kali lipat dari kebutuhan biasanya saat tidak mengandung. Hal ini dikarenakan zat gizi yang dikonsumsi oleh ibu hamil itu tak hanya untuk dirinya namun juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Karena bila kebutuhan zat gizi pada janin tak tercukupi maka dapat beresiko pada janin tumbuh tidak sempurna atau kelahiran cacat pada nantinya.

Terdapat dua jenis zat gizi yang dibutuhkan bagi ibu hamil yaitu zat gizi makro yang terdiri dari energi, protein, lemak,karbohidrat dan juga zat gizi mikro yang terdiri dari kalsium, fosfor dan vitamin D, Fe (zat besi), yodium, zink, magnesium (mg), mangan (Mn), Asama folat, vitamin E, vitamin A, vitamin K, vitamin C dan vitamin B.[5]

Jumlah kebutuhan dan kegunan zat gizi pada zat gizi makro antara lain kebutuhan kalori pada ibu hamil tergantung pada aktivitas dan peningkatan BMR. Serta untuk ibu hamil ditambahkan 300 kalori/hari dari kebutuhan waktu tidak hamil. Lalu protein yang diberikan tinggi untuk menunjang pembentukan sel-sel baru bagi ibu dan bayi. Penambahan protein bagi ibu hamil sebesar 10g/kg BB/hari. Lalu zat gizi makro lainnya adalah lemak yang dimana lemak harus dipilih yang banyak mengandung asam lemak essensial yang sangat diperlukan oleh tubuh selama kehamilan. Dan juga zat gizi makro lainnya adalah karbohidrat yang dimana akumulasi hidrat arang tidak banyak terjadi, kecuali dalam bentuk jaringan hidrat arang struktural yang ada pada otak, tulang rawan dan juga jaringan ikat.

Sedang kebutuhan dan kegunaan zat gizi pada zat gizi mikro adalah kalsium, fosfor dan vitamin D. Ketiga zat gizi ini dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin. Pada trisemester pertama ibu hamil harus meningkatkan Fe (zat besi) untuk kepentingan kadar Hb dalam darah untuk transfer pada plasenta, janin dan persiapan kelahiran. Kebutuhan Fe selama kelahiran enam minggu/1.000 kal. Lalu yodium merupakan salah satu mineral untuk pembentukan hormon tiroksin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan selama kehamilan adalah 125 mikrogram/hari. Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga vitamin A tidak dapat di transfer ke fetus. Magnesium (mg) berperan sebagai pembentukan tulang yang bekerjasama dengan Mangan (Mn). Untuk kebutuhan asam folat adalah 400-800 mikrogram/hari yang dibutuhkan selama kehamilan untuk pemecahan sel dan sintesis DNA. Vitamin E dibutukan untuk pertumbuhan ibu dan janinnya saja. Vitamin K untuk menghindari terjadinya kelainan darah pada janin. Vitamin C dibutuhkan 60 mg/hari untuk pembentukan substansi ekstraseluler jaringan pada janin dan vitamin B berperan sebagai loenzim agar zat gizi kalori protein dapat diganti sebagai energi.



  1. Anemia Pada Ibu Hamil

Meningkatnya kebutuhan asupan zat besi selama kehamilan menyebabkan ibu hamil berisiko tinggi mengalami anemia kurang zat besi. Penyebab terjadinya anemia adalah konsumsi makanan yang kurang (jumlah dan mutu) dan penyakit infeksi. Konsumsi makanan yang kurang dan penyakit infeksi tersebut juga dikenal sebagai penyebab primer. Sedangkan konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor (penyebab sekunder) seperti ketersediaan zat gizi dalam makanan memang kurang, daya beli atau tingkat pendapatan yang rendah sehingga tidak mampu untuk membeli bahan makanan, serta kebiasaan makanan yang kurang baik, konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor.[6]

Menurut WHO pada tahun 2012 Ibu yang anemia memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk memiliki good pregnancy outcomes dibandingkan ibu yang tidak mengalami anemia, risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan premature dan juga melahirkan bayi dengan simpanan zat besi yang 50% lebih rendah. WHO global database tentang prevalensi anemia tahun 1993-2005 melaporkan bahwa anemia dialami oleh 47.4% ibu hamil di dunia. Di Indonesia, dengan prevalensi yang lebih besar dari 40%, yang berarti sekitar 2 juta orang, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tergolong masalah kesehatan masyarakat yang serius/berat.[7]

Dengan resiko yang tinggi ini masih banyak para ibu yang tak mengetahuinya. Anggapan bahwa anemia adala hal yang tidak membahayakan dapat mengakibatkan para ibu tidak mengikuti program-program atau konsumsi-konsumsi suplemen zat besi (Fe). Bahkan pemberian ini seharusnya sebelum mereka memasuki masa kehamilan dengan demikian mereka dapat memasuki masa kehamilan dengan tidak mengalami anemia dan tidak harus merasa takut akan akibat yang ditimbulkan dari anemia itu sendiri.

Beberapa dampak yang dihasilkan bila ibu mengalami anemia adalah tergambar pada dampaknya meningkatkan angka kemtian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prestasi belajar anak sekolah serta menurunnya produktivitas para pekerja yitu 10-20%.[8]

Salah satu program agar tidak mengalami anemia adalah dengan program suplementasi tablet besi (iron-folic acid suplementation atau IFAS). Ibu hamil direkomendasikan untuk minum 1 tablet IFA (terdiri dari 60 mg elemental iron dan 0.25 mg folic acid) tiap hari selama minimal 90 hari selama kehamilan hingga 42 hari pasca melahirkan.[9]

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan program suplementasi tablet besi ini berhasil antara lain perlunya konseling dari petugas kesehatan yang jelas sehingga dapat memotivasi para ibu hamil untuk lebih teratur dalam mengkonsumsi tablet IFA, tidak terjadinya forgetfulness dengan memberikan saran tentang strategi yang dapat membantu ibu mengingat, dukungan keluarga dalam bentuk mengingatkan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet IFA karena tablet harus dikonsumsi setiap hari dalam jangka waktu yang panjang, pengetahuan ibu tentang program IFAS, tidak terhambatnya dalam hal ekonomi bilamana tablet ini diharuskan membayar namun sebagian besar ibu hamil termasuk Indonesia mendapatkan tablet ini tanpa membayar, dengan tidak munculnya kepercayaan-kepercayaan tradisional/turun menurun sehingga tidak mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet besi ini.[10]

Dalam sebuah penelitian pada wanita usia subur yang dimana terdapat tiga kelompok perlakuan dengan pemberian suplemen yaitu suplemen besi folat yang berisi Ferrous sulfat 200 mg yang setara dengan zat besi elemental 60 mg dan asam folat 400 μg. Yang diberikan tiga kali per minggu selama 2,5 bulan (10 minggu). Dan seminggu sebelum dimulai suplementasi, dilakukan pemberian obat cacing untuk mnghilangkan pengaruh infestasi cacing dan uji laju endap darah (LED) untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi (radang). Selain itu, dilakukan penilaian status gizi antropometri.[11]



  1. Penanggulangan dan pencegahan anemia pada ibu hamil

Kebutuhan zat gizi besi selama hamil diperhitungkan untuk hemaglobin 500 mg, janin 290 mg, plasenta 25 mg dan basal loses yang diperhitungkan sama dengan kebutuhan pada saat sebelum hamil sebesar 220 mg. Jadi kebutuhan zat besi selama ibu hamil adalah 1035 mg. Sedang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia adalah kecukupan zat besi pada kondisi normal (sebelum hamil) 26 mg/hari ditambah 9 mg pada umur khamilan trisemester II dan 13 mg pada umur kehamilan trisemester III.[12]

Upaya pencegahan anemia gizi besi adalah dengan penatalaksanaan konsumsi zat besi, energi dan protein pada ibu hamil. Oleh karena itupenatalaksanaan konsumsi diatur makan lebih banyak dari biasanya, atau volumenya sama seperti biasanya tetapi frekuensinya ditambah atau menjadi lebih sering yaitu biasanya tiga kali sehari menjadi empat kali sehari. Pencegahan lainnya juga dapat dilakukan dengan deteksi dini untuk mengetahui adanya indikasi anemia gizi besi dengan mlakukan pemeriksaan kadar Hb darah pada jadwal yang ditentukan baik pada bidan desa maupun pada saat pemeriksaan di puskesmas. Dan juga dengan mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan selama sekitar 3 bulan yang dimana hal ini dimaksudkan untuk pencegahan dan cadangan pada saat melahirkan. Sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan dapat dicegah lebih dini.[13]





















BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

  1. Terdapat dua jenis zat gizi yang dibutuhkan bagi ibu hamil yaitu zat gizi makro yang terdiri dari energi, protein, lemak,karbohidrat dan juga zat gizi mikro yang terdiri dari kalsium, fosfor dan vitamin D, Fe (zat besi), yodium, zink, magnesium (mg), mangan (Mn), Asama folat, vitamin E, vitamin A, vitamin K, vitamin C dan vitamin B.
  2. Penyebab terjadinya anemia adalah konsumsi makanan yang kurang (jumlah dan mutu) dan penyakit infeksi. Konsumsi makanan yang kurang dan penyakit infeksi tersebut juga dikenal sebagai penyebab primer. Sedangkan konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor (penyebab sekunder) seperti ketersediaan zat gizi dalam makanan memang kurang, daya beli atau tingkat pndapatan yang rendah sehingga tidak mampu untuk membeli bahan makanan, serta kebiasaan makanan yang kurang baik.konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor
  3. Dampak yang dihasilkan bila ibu mengalami anemia adalah tergambar pada dampaknya meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prestasi belajar anak sekolah serta menurunnya produktivitas para pekerja yitu 10-20%.
  4. Kecukupan zat besi pada kondisi normal (sebelum hamil) 26 mg/hari ditambah 9 mg pada umur khamilan trisemester II dan 13 mg pada umur kehamilan trisemester III.
  5. Upaya pencegahan anemia gizi besi adalah dengan penatalaksanaan konsumsi zat besi, energi dan protein pada ibu hamil, deteksi dini untuk mengetahui adanya indikasi anemia gizi besi dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb darah pada jadwal yang ditentukan, mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan selama sekitar 3 bulan.



DAFTAR PUSTAKA

[1] Agustin Tri dan Hermania Humune, Kejadian Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan, Akademi kebidanan Griya Husada

2Agil Trisnasiwi dkk., Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makrosomia dengan Pola Nutrisi Selama Hamil, Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No.2 Edisi Desember 2012

3 Yakwitoro Indriani, Peningkatan Status Besi dan Kebugaran Fisik Pekerja Wanita Usia Subur, Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6 (3): 178-185

4Merryana Adriani, 2012, Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan, Kencana, Jakarta, hal. 22

5 I Made Purnadhibrata, Upaya Pencegahan Anemi Gizi Besi Pada Ibu Hamil, Jurnal Ilmu Gizi, Vol. 2 No. 2, Agustus 2011 118-124

6 Luh Ade, dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Mengonsumsi Tablet Besi-Folat Selama Kehamilan, Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8 (1): 63-70 ISSN 1978-1059



[1] Tri, Agustin dan Humune, Hermania, Kejadian Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan, Akademi kebidanan Griya Husada
[2] Trisnasiwi, Agil, dkk., Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makrosomia dengan Pola Nutrisi Selama Hamil, Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No.2 Edisi Desember 2012
[3] Trinasiwi, Agil dkk., Ibid.
[4] Indriani, Yakwitoro, Peningkatan Status Besi dan Kebugaran Fisik Pekerja Wanita Usia Subur, Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6 (3): 178-185
[5] Adriani, Merryana, 2012, Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan, Kencana, Jakarta, hal. 22
[6] Purnadhibrata, IM, Upaya Pencegahan Anemi Gizi Besi Pada Ibu Hamil, Jurnal Ilmu Gizi, Vol. 2 No. 2, Agustus 2011 118-124
[7] Ade, Luh dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Mengonsumsi Tablet Besi-Folat Selama Kehamilan, Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8 (1): 63-70 ISSN 1978-1059
[8] Purnadhibrata, IM, Loc. Cit
[9] Ade, Luh dkk. Loc. Cit
[10] Indriani, Yaktiworo dkk., Loc. Cit
[11] Indriani, Yaktiworo dkk., Ibid.
[12] Purnadhibrata, IM, Loc. Cit
[13] Purnadhibrata, IM, Ibid.

Hidroklorotiazid (HCT)


TUGAS FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI



HCT (HIDROKLOROTIAZID)

 









Oleh:

Yulian Catur Rini

35.2014.7.1.0975



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

NGAWI

2015



BAB I

PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Dalam golongan obat yang ada Hidroklorotiazid termasuk ke dalam obat diuretika kelas Benzotiazid. Dimana dierutika ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.[1] Sedangkan tiazid sendiri dapat meningkatkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida plasma dengan mekanismeyang tidak diketahui, tetapi tidak jelas apakah ini meningkatkan resiko terjadinya aterosklrosis.[2]



Hidklorotiazid adalah senyawa yang diturunkan dari klorothiazida yang dikembangkan dari sulfanilamida. Bekerja dibagian muka tubuli distal, efek diuretisnya lebih ringan dari diuretika lengkupan tetapi bertahan lebih lama hingga 6-12 jam. Daya hipotensifnya lebih kuat (pada jangka panjang), maka banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang. Sering kali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dngan obat-obat lain untuk memperkuat efeknya, khususnya beta-bloker.[3]

    1. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan obat diuretik?
  2. Apa yang dimaksud denga obat hidroklorotiaid?
  3. Bagaimana mekanisme kerjanya dan khasiat obatnya?
  4. Seberapa banyak dosis yang digunakan?
  5. Bagaimana kontra indikasi, efek samping, farmakokinetik dan farmakodinamiknya?
  6. Apa nama lain yang beredar di pasaran?

BAB II

PEMBAHASAN



    1. Rincian Hidroklorotiazid
      Nama obat                   : Hidroklorotiazida (HCT)
      Nama lain                    : esidrex
      Rumus kimia               : C7H8CIN3O4S2
      Rumus bangun            : 6-kloro-3,4-dihidro-2H-124-benzotiadiazina-7-sulfanemida 1,1-dioksida
      BM                              : 297,73
      Sifat fisikokimia          : serbuk hablur, putih atau praktis putih, praktis tidak berbau
      Kelarutan                    : mudah larut dalam larutan natrium hidroksida, dalam n-butilamina dan dalam dimetilformamida, agak sukar larut dalammetanol, tidak larut dalam eter, dalam kloroform dan dalam asam mineral encer[4]
      Hidroklorotiazid mengandung tidak kurang dari 98,0% C7H8ClN3O4S2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
    2. Golongan/kelas terapi
       diuretik thiazide
    3. Indikasi/khasiat dan Mekanisme Kerja
      Obat hidroklorotiazid menjadi pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang
      Mekanisme kerja obat dari obat hidroklorotiazid adalah selain dengan filtrasi glomerular, diuretik tiazid terutama disekresikan secara aktif ke dalam lumen tubulus melaui sistem transpor anion yang terlokalisir di tubulus proksimal. Dari sebelah luminal terjadi penghambatan absorpsi Na+ dan Cl – di sel-sel epitel tubuli distal hulu menjadi efek saluretik. Selain itu, ion Mg2+ dan K+ juga diekskresika lbih banyak. Yang juga bertanggung jawab untuk ekskresi K+ adalah pertukaran (Na+/K+) yang terjadi di tubulus distal hilir lalu ion Na+ diabsorpsi dari lumen dan sebaliknya ion K+ dieksresi. Makin tinggi kadar Na+ di dalam urin yang tiba ditubulus distal hilir, makin besar pertukaran (Na+/K+) dan juga makin banyak kehilangan K+[5]
    4. Dosis
      Hipertensi: 12,5 mg p.c.
      Udema: 1-2 dd 25-100 mg
      Pemeliharaan: 25-100 mg 2-3x seminggu[6]
      Oral (efek obat dapat diturunkan setelah digunakan setiap hari)
      Anak-anak :
      < 6 bulan : 2-3 mg.kg/hari dalam dua dosis terbagi.
      > 6 bulan : 2 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi.
      Dewasa : Edema : 25-100 mg/hari dalam 1-2 dosis, maksimum 200 mg/hari.
      Hipertensi : 12.5 -50 mg/hari; peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus dipantau setelah > 50 mg/hari.
      Pasien lanjut usia : 12,5 - 25 mg sekali sehari.
      Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal.
      Clcr < 10 mL/menit : jangan menggunakan hidroklorotiazida.

    5. Kontraindikasi

Gangguan fungsi ginjal yang berat (anuria), ganguan fungsi hati yang berat (prakoma dan koma hepatikum, peningkatan bahaya hipokalemia), hipersensitivitas (alergi) terhadap Sulfonamid dan antidiabetik oral tipe Sulfonilurea: bahaya alergi silang[7]

2.6 Efek samping:

  1. Hipokalemia (efek samping yang sangat sering terjadi pada terapi jangka panjang dengan diuretik, yaitu 25-40% kasus)
  2. Hipomagnesemia, tetapi hiperkalsemia (penghambatan ekskresi Ca2+ tubular)
  3. Alkalosis metabolik, hipokloremis
  4. Toleransi glukosa yang berkurang (bahaya manifestasi diabetes melitus pada kondisi metabolik pradiabetes)
  5. Gangguan metabolisme lemak, kenaikan kadar trigliserid serum dan kadar kolesterol serum; kenaikan LDL, HDL tidak berubah atau turun; setelah kurang lebih 6 minggu akan menjadi manifestasi
  6. Hiperurisemia (mncetuskan serangan pirai pada pasien yang ada disposisi) penyebabnya adalah penghambatan kompetitif sekresi asam urat yang berlangsung melaui sistem transpor anion ditubulus proksimal sperti juga eliminasidiuretik tiazid. Setelah kurang lebih 7-10 hari kenaikan asam urat serum akan mencolok
  7. Efek samping yang jarang: eksantema, granulositopenia, trombositopenia dan pankreatitis hemoragi[8]
    Interaksi Obat
    Dapat meningkatkan toksisitas glikosida digitalis, efek hambatan neuromuskuler dari pelemas otot, efek antihipertensi. Peningkatan resiko hipotensi postural dengan alkohol, barbiturate, opioid, efek menekan K ditingkatkan oleh kostikosteroid,ACTH dan karbenoksolon[9]


    1. Farmakokinetik dan Farmakokinetik Obat

  1. Farmakokinetik

Semua thiazide diabsorbsi pada pemberian secara oral, umumnya efek obat tampak setelah 1 jam. Tetapi terdapat perbedaan dalam metabolismenya. Semua thiazide disekresi oleh sistem sekretorik asam organik dan bersaing pada beberapa hal dengan sekresi uric acid oleh sistem tersebut. Sebagai hasilnya, kecepatan sekresi uric acid dapat menurun, dengan diikuti peningkatan kadar uric acid serum. Pada steady state, produksi uric acid tidak dipengaruhi oleh thiazide. Klorothiazide didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja. Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli. Jadi klirens ginjal obat ini besar sekali, biasanya 3-6 jam sudah diekskresikan dari badan. Klorotiazid dalam badan tidak mengalami perubahan metabolik.[10]

  1. Farmakodinamik

Diuretik ini bekerja menghambat simporter Na dan Cl di hulu tubulus distalis. Sistem transpor ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na, selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar melalui kanal klorida. Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi Natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubuli distal. Laju ekskresi Na maksimal yang ditimbulkan oleh tiazid jauh lebih rendah dibandingkan dengan apa yang dicapai oleh beberapa diuretik lain, hal ini disebabakan 905 Na dalam cairan filtrat telah direabsorbsi lebih dulu sebelum mencapai tempat kerja thiazid.
      Derivat tiazid memperlihatkan efek penghambatan karbonik anhidrasedengan ptensi yang berbeda-beda. Zat yang aktif sebagai pengahmbat karbonik anhidrase, dalam dosis yang mencukupi, memperlihatkan efek yang sama seperti asetazolamid dalam eksresi bikarbonat. Agaknya efek penghambatan karbonik anhidrase ini tidak berarti secara klinis. Efek penghambatan enzim karbonik anhidrase diluar ginjal praktis tidak terlihat karena tiazid tidak ditimbun di sel lain.

Pada pasien hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya tetap juga karena efek langsung terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.[11]

    1. Kompatibilitas HCT
      Lorinid, Moduretic: HCT 50 + amilorida 5 mg
      Dyntenzide: HCT 25 + triamteren 50 mg[12]
    2. Bentuk dan kekuatan sediaan yang ada di pasaran
      Kemasan 250 tab 25 mg; 50 mgx 1000[13]

2.10 Nama-nama yang beredar di pasaran

Accuretic® (kombinasi), Aldactazide® (kombinasi), Aldoril® (kombinasi), Atacand® HCT (kombinasi), Avalide® (kombinasi), Benicar® HCT (kombinasi), Capozide® (kombinasi), Diovan® HCT (kombinasi), Dyazide® (kombinasi), Hydra-Zide® (kombinasi), HydroDIURIL®, Hyzaar® (kombinasi), Inderide® (kombinasi), Lopressor® HCT (kombinasi), Lotensin HCT® (kombinasi), Maxzide® (kombinasi), Micardis® HCT (kombinasi), Microzide®, Moduretic® (kombinasi), Monopril® HCT (kombinasi), Prinzide® (kombinasi), Teveten® HCT (kombinasi), Timolide® (kombinasi), Uniretic® HCT (kombinasi ), Vaseretic® (kombinasi), Zestoretic® (kombinasi), Ziac® (kombinasi)[14]

 



BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

HCT (Hidroklorotiazid) adalah obat yang termasuk ke dalam obat diuretik kelas Benzotiazid. Beredar di pasaran dalam bentuk tablet. Digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang. Dan dapat dikombinasikan dengan obat-obatan yang lain.







DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389

Tan Hoan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524

Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433

Gery Schmitz et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373

Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269

Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html







[1] Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389
[2] Ibid., Hal 395
[3] Hoan, Tan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524
[4] Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433
[5] Schmitz, Gery et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373
[6] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[7] Op. Cit., Schmitz, hal 373
[8] Ibid., Schmitz, Gery et.al., hal 374
[9] Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269
[10] Op. Cit., Anonim 1, hal 394
[11] Op. Cit., Anonim 1, hal 395
[12] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[13] Op. Cit., Anonim 3, hal 269
[14] Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html

Saturday 23 January 2016

Memeluk Angin (2)

“aku kemarin kena lagi sama Pak Roby” sahabatku memulai bercerita kronologi di pagi buta itu
“kenapa?” aku hanya menimpali sekenanya sambil memesan dua porsi nasi pecel dan dua gelas minuman sachet, “kamu mau gorengan?” sela ku sebelum echa melanjutkan ceritanya.
“terserah” jawabnya singkat dengan memasang wajah kesal lengkap dengan tanduk di atasnya dan aku hanya meringis sambil membawa semua pesanan untuk menghampirinya.
“jangan ditekuk itu muka, lanjutin ceritanya aku udah siap nih jadi pendengar setia” kataku sambil menghidangkan menu santapan rutin pilihanku saat di sekolah.
Sambil membenarkan posisi duduknya akhirnya echapun menarik napas panjang dan memulai lagi ceritanya.
“aku dipanggil lagi gara-gara ketahuan gak pakek kaos kaki sekolah”
Hampir saja aku menjadi dukun dadakan saat itu juga. Tapi ternyta echa masih beruntung dia tak menjadi pasien dukun hari ini karena aku masih sempat menelan minumku sebelum terjadi itu.
“ah aku kira masalah sebesar gunung yang mau meledak. Ternyata masalah yang udah jadi makanan teman-teman kita lainnya” ujarku sambil menahan tawa yang akhirnya meledak juga.
“huft, mungkin kali ini aku terlalu sial, kamu gak liat kemarin aku di kelas mulu” echanpun mulai kesal lagi
“iya aku liat, kamu kemarinkan gak kemana gara-sepatu mu di musiumin di kantor kan?” jawabku sesantai mungkin.
“bukan cuman itu hukumannya, setiap abis pulang aku harus bersihin kamar mandi dan juga aku harus berangkat sepagi mungkin untuk ikut anak-anak petugas keamanan sekolah bertugas selama seminggu” mendengar itu tawaku jadi mulai mereda dan berubah menjadi sedikit iba
“ya...  jadi aku pulang pergi sekolah sendiri dong seminggu ini” kataku masih dengan nada mengejek
“terserahlah, kamu terlihat bahagia sekarang” balasnya dengan wajah besungut-sungut
“sudahlah, semuanya dijalani saja, bagiku nakal itu wajar pada usia kita, asal nakalnya masih dalam batas wajar dan batas orang cerdas, oke?” kataku sambil membiarkan jempolku muncul di depan muka echa. Tapi malah meninggalkanku untuk mencuci tangannya di kran dan akupun tak peduli dengan itu. Karena jawaban dia itu oke.
Waktu istirahat hampir usai akupun mulai meninggalkan kantin dengan membawa satu cup mie instan titipan dhela. Mungkin memang naas hari ini saat keluar dari kantin aku tak sengaja bertemu dengannya yang menuju mushola sekolah. Saat itu juga aku serasa ingin mengihlang tapi apalah daya sudah kepalang basang di depan matanya yang terbelalak seakan terkejut bercampur kesal,
“kamu jangan makan mie, itu zat yang di sterofoamnya itu juga kamu makan nanti gak sehat” sambil berlalu meninggalkanku yang hanya bisa tersenyum mematung. Dalam pikiran emang peduli apa dia. Aneh.

Semakin hari dia semakin membuatku tak mengerti namun aku selalu mencoba bangun dari mimpi saat aku mulai jatuh ke dunia mimpi itu.

Monday 11 January 2016

Memeluk Angin (1)

Hari ini berdiam melihat langit sore hari di jembatan sebelah asramaku lagi sepertinya telah menjadi ritual wajib yang harus kulakukan disela-sela hiruk pikuk kegiatan sekolah dan asramaku yang tiada ampun menghantui setiap harinya. Kenangan demi kenangan bebas berputar seperti film layar lebar  yang diputar hitam putih. Kangen. Itu sindrom yang selalu aku alami dua tahun terakhir. Aku tak bisa berbuat apa-apa untuk mengobati kangenku yang satu ini.
----
“kamu teman waktu taman kanak-kanak ku bukan?” sapa suara yang tak asing lagi bagiku setelah aku sebulan duduk di bangku sekolah menengah pertamaku.
Sambil membenarkan posisi duduk aku hanya mengangguk dan pertanyaan kenapapun meluncur dari mulutku. Tapi dia hanya tertawa renyah dan melangkahkan kaki meninggalkan tempat dimana aku biasa menghabiskan waktu bersama sahabatku itu. Iya. Siang itu sahabatku tak kunjung muncul setelah panggilan dari kantor guru bimbingan konseling yang membuatku harus menyusuri jalanan yang panas dan penuh debu itu hanya sendiri dengan sepeda butut yang kubeli hasil dari tabunganku beberapa bulan yang lalu.
Hari-hariku berjalan seperti biasa. Mengikuti les, ekstrakulikuler dan kelas tambahan yang memang menjadi program kelasku. Aku baik-baik saja, hanya saja aku kini terlalu jarang untuk berinteraksi dengan keluarga. Mau diapakan lagi saat subuh aku hanya bertemu dengan ayahku yang selalu rutin membangunkanku saat subuh. Aku tak bertemu dengan ibu, ibu sudah pergi ke pasar untuk menjual hasil yang ada dari sawah sendiri. “hanya sebagai sampingan dan mencari kawan” itu yang selalu ibu  katakan saat aku mulai protes karena tugas dapur berpindah tangan kepadaku. Aku sebenarnya bukan anak tunggal tapi semua saudaraku tak ada di rumah saat aku beranjak SMP. Maka jadilah aku anak tunggal bayangan bagi orang tuaku yang berakibat aku tak inign berlama-lama untuk menyinggahi rumah yang semenjak tiga belas tahun lalu ku tinggali.
Pernah sekali saat kakaku pulang karena liburan semester di kampusnya bertanya padaku, “sebenarnya kamu jarang di rumah itu karena kamu tidak betah bukan?”
Aku hanya mengangkat kedua bibirku dan mengecilkan sudut mata yang selalu mendapat ejekan sipit itu sambil berlalu meninggalkan pertanyaan yang menurutku jawabannya adalah “iya”. Aku selalu berangkat pukul setengah tujuh tepat saat kartun kesayanganku usai tayang. Tak lebih dan tak kurang dan aku selalu pulang menjelang maghrib dengan berbagai kegiatan yang harus aku jalani hingga sesore itu. Ibu pernah protes dengan keadaan ku yang jarang di rumah tapi aku tetap bersikukuh ingin melanjutkan semuanya.
Hari ini seperti biasa aku masuk kelas yang sebenarnya di dominasi oleh kawan lamaku. Bosan tapi mungkin juga tidak. Aku anggap itu kelas reuni yang paling tidak harus aku temui untuk tiga tahun ke depan. Dengan lemah gemuntai aku menyusuri lorong menuju kelasku mengingat hari ini ada test IQ yang di laksankan untuk seluruh anak baru. “Ah paling juga segitu-gitu aja” kutuk ku dalam hati atas acara itu. Aku memang seorang yang biasa-biasa saja diantara teman-temanku yang lain. Mereka sudah seperti langit yang tak mungkin terjamah oleh orang bumi sepertiku.
Hingga beberapa hari setelah acara itu. Ruang guru BK pun lebih ramai dari biasanya, siapa lagi kalau bukan anak kelas ku dan beberapa kelas tetanggaku yang tak sabar untuk melihat hasil kerja otak mereka beberapa hari yang lalu. Aku hanya sempat bertatap muka sekilas dengan dia tepat di depan meja guru BK yang juga sebagai guru di kelasku. Namun aku tak peduli dengan kehadirannya itu, aku mencoba keluar dari sesaknya ruang BK yang sudah mulai berebut oksigen itu. Dan saat itu juga aku merasakan ada sebuah tangan yang meraih pergelangan tanganku hingga menyelamatkanku dari kerumunan semut itu. Belum sempat aku menyadari kejadian apa tadi. Aku sudah dijejali oleh sebuah pertanyaan yang mebuatku hanya bisa menelan ludahku sendiri.
“berapa hasil yang kau dapat?” tanya nya seraya melepaskan tangan yang dari tadi dia bawa keluar dari ruangan yang penuh sesak itu.
“sembilan enam, kamu?” jawabku sambil meyodorkan kertas tepat ke muka dia. Dia hanya tersenyum simpul sambil berkata,"sama”. Seketika itu aku hanya menggelang-geleng tak percaya padanya. Bagaimana mungkin, seorang yang selalu mendapat nilai sempurna tanpa pernah dia terlihat serius di kelas. Seseorang yang semenjak taman kanak-kanak mendapat gelar bintang kelas. Mungkin hanya orang bodoh yang percaya atas penyataannya barusan.
“aku tak percaya”, kataku dengan nada kesal dan mulai beranjak mencari sandaran sambil mencoba untuk merenungi kertas sialan itu. Tiba-tiba secarik kertas lain muncul di depan mataku yang membuatku sedikit terbelalak. “lihat kalau kau tak percaya” katanya sambil mulai melepaskan secarik kertas yang ada di tangan untuk berpindah ke tanganku. “oh” kataku padanya sambil mengembalikan kertas sialan yang kedua itu. Memang harus peduli apa aku dan memang apa porsiku untuk tahu? Ah sudahlah. Dia terlalu tinggi untuk mungkin ku raih.
“ayo ke kantin, aku mau cerita” suara yang sangat aku kenal mengajak untuk menyantap sarapan setengah siangku yang selalu kulakukan setiap ibu tak meninggalkan bahan apapun untuk dimasak. Dan hanya senyum aneh yang aku tinggalkan pada dia dan teman yang ada disampingnya.

bersambung

Wednesday 6 January 2016

Anemia Pada Ibu Hamil


BAB I

PENDAHULUAN



  1. Latar Belakang

Agar dapat melakukan persalinan yang normal maka ibu harus menjaga kesehatan diri dan bayinya dengan memenuhi jumlah nutrisi atau gizi yang dibutuhkan atau biasa disebut dengan pemenuhan status gizi pada ibu hamil. Status gizi itu sendiri adalah ekspresi dari keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel. Sedang status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan atau perwujudan nutrisi pada ibu hamil.[1] Status gizi ibu hamil diduga menjadi salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin termasuk berat dan panjang bayi saat lahir. Berat dan panjang lahir menentukan status gizi dan pertumbuhan linier anak di masa mendatang.

Penyebab ibu kurang menyadari akan kebutuhan nutrisi bagi dirinya dan sang bayi karena masih ada ibu hamil yang belum dapat mengatur keseimbangan pola makan atau nutrisi selama kehamilannya. Tinggi atau rendahnya tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap sikap, perilaku dan pola pikir. Sebab pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.[2]

Salah satu bukti bahwa kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang masalah-masalah kehamilan adalah masih adanya ibu hamil yang berpendapat bahwa semakin besar ukuran janin maka semakin sehat pula janin yang dikandungnya dan juga anggapan bahwa semakin banyak nutrisi yang dikonsumsi ibu maka semua kebutuhan gizi bagi janin akan terpenuhi.[3]

Hingga akhirnya banyak hal yang timbul dari ketidaktahuan para ibu hamil ini. Yang salah satunya adalah anemia. Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin (Hb) di darah lebih rendah dibandingkan nilai normal untuk jenis kelamin dan usianya.[4] Dengan hal ini tak jarang para ibu mulai khawatir dan mulai mengkonsumsi makanan ataupun suplemen yang terkadang mereka sendiri tak mengetahui apa kandungan dan manfaat yang didapatnya. Karena yang ada dalam benak mereka adalah untuk kebaikan dirinya dan janin yang dikandungnya.



  1. Tujuan

  1. Untuk mengetahui kebutuhan makro dan mikro di masa kehamilan.
  2. Mengetahui penyebab dan pengaruh anemia pada ibu hamil serta efek terhadap suplemen-suplemen yang dikonsumsi saat kehamilan.
  3. Mengetahui kebutuhan zat gizi pada ibu hamil.
  4. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan pada ibu hamil yang mengalami anemia gizi besi.





















BAB II

PEMBAHASAN



  1. Jenis Kebutuhan Zat Gizi di Masa Kehamilan

Pada saat kehamilan segala kebutuhan gizi ibu hamil bisa menjadi dua kali lipat dari kebutuhan biasanya saat tidak mengandung. Hal ini dikarenakan zat gizi yang dikonsumsi oleh ibu hamil itu tak hanya untuk dirinya namun juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Karena bila kebutuhan zat gizi pada janin tak tercukupi maka dapat beresiko pada janin tumbuh tidak sempurna atau kelahiran cacat pada nantinya.

Terdapat dua jenis zat gizi yang dibutuhkan bagi ibu hamil yaitu zat gizi makro yang terdiri dari energi, protein, lemak,karbohidrat dan juga zat gizi mikro yang terdiri dari kalsium, fosfor dan vitamin D, Fe (zat besi), yodium, zink, magnesium (mg), mangan (Mn), Asama folat, vitamin E, vitamin A, vitamin K, vitamin C dan vitamin B.[5]

Jumlah kebutuhan dan kegunan zat gizi pada zat gizi makro antara lain kebutuhan kalori pada ibu hamil tergantung pada aktivitas dan peningkatan BMR. Serta untuk ibu hamil ditambahkan 300 kalori/hari dari kebutuhan waktu tidak hamil. Lalu protein yang diberikan tinggi untuk menunjang pembentukan sel-sel baru bagi ibu dan bayi. Penambahan protein bagi ibu hamil sebesar 10g/kg BB/hari. Lalu zat gizi makro lainnya adalah lemak yang dimana lemak harus dipilih yang banyak mengandung asam lemak essensial yang sangat diperlukan oleh tubuh selama kehamilan. Dan juga zat gizi makro lainnya adalah karbohidrat yang dimana akumulasi hidrat arang tidak banyak terjadi, kecuali dalam bentuk jaringan hidrat arang struktural yang ada pada otak, tulang rawan dan juga jaringan ikat.

Sedang kebutuhan dan kegunaan zat gizi pada zat gizi mikro adalah kalsium, fosfor dan vitamin D. Ketiga zat gizi ini dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin. Pada trisemester pertama ibu hamil harus meningkatkan Fe (zat besi) untuk kepentingan kadar Hb dalam darah untuk transfer pada plasenta, janin dan persiapan kelahiran. Kebutuhan Fe selama kelahiran enam minggu/1.000 kal. Lalu yodium merupakan salah satu mineral untuk pembentukan hormon tiroksin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan selama kehamilan adalah 125 mikrogram/hari. Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga vitamin A tidak dapat di transfer ke fetus. Magnesium (mg) berperan sebagai pembentukan tulang yang bekerjasama dengan Mangan (Mn). Untuk kebutuhan asam folat adalah 400-800 mikrogram/hari yang dibutuhkan selama kehamilan untuk pemecahan sel dan sintesis DNA. Vitamin E dibutukan untuk pertumbuhan ibu dan janinnya saja. Vitamin K untuk menghindari terjadinya kelainan darah pada janin. Vitamin C dibutuhkan 60 mg/hari untuk pembentukan substansi ekstraseluler jaringan pada janin dan vitamin B berperan sebagai loenzim agar zat gizi kalori protein dapat diganti sebagai energi.



  1. Anemia Pada Ibu Hamil

Meningkatnya kebutuhan asupan zat besi selama kehamilan menyebabkan ibu hamil berisiko tinggi mengalami anemia kurang zat besi. Penyebab terjadinya anemia adalah konsumsi makanan yang kurang (jumlah dan mutu) dan penyakit infeksi. Konsumsi makanan yang kurang dan penyakit infeksi tersebut juga dikenal sebagai penyebab primer. Sedangkan konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor (penyebab sekunder) seperti ketersediaan zat gizi dalam makanan memang kurang, daya beli atau tingkat pendapatan yang rendah sehingga tidak mampu untuk membeli bahan makanan, serta kebiasaan makanan yang kurang baik, konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor.[6]

Menurut WHO pada tahun 2012 Ibu yang anemia memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk memiliki good pregnancy outcomes dibandingkan ibu yang tidak mengalami anemia, risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan premature dan juga melahirkan bayi dengan simpanan zat besi yang 50% lebih rendah. WHO global database tentang prevalensi anemia tahun 1993-2005 melaporkan bahwa anemia dialami oleh 47.4% ibu hamil di dunia. Di Indonesia, dengan prevalensi yang lebih besar dari 40%, yang berarti sekitar 2 juta orang, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tergolong masalah kesehatan masyarakat yang serius/berat.[7]

Dengan resiko yang tinggi ini masih banyak para ibu yang tak mengetahuinya. Anggapan bahwa anemia adala hal yang tidak membahayakan dapat mengakibatkan para ibu tidak mengikuti program-program atau konsumsi-konsumsi suplemen zat besi (Fe). Bahkan pemberian ini seharusnya sebelum mereka memasuki masa kehamilan dengan demikian mereka dapat memasuki masa kehamilan dengan tidak mengalami anemia dan tidak harus merasa takut akan akibat yang ditimbulkan dari anemia itu sendiri.

Beberapa dampak yang dihasilkan bila ibu mengalami anemia adalah tergambar pada dampaknya meningkatkan angka kemtian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prestasi belajar anak sekolah serta menurunnya produktivitas para pekerja yitu 10-20%.[8]

Salah satu program agar tidak mengalami anemia adalah dengan program suplementasi tablet besi (iron-folic acid suplementation atau IFAS). Ibu hamil direkomendasikan untuk minum 1 tablet IFA (terdiri dari 60 mg elemental iron dan 0.25 mg folic acid) tiap hari selama minimal 90 hari selama kehamilan hingga 42 hari pasca melahirkan.[9]

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan program suplementasi tablet besi ini berhasil antara lain perlunya konseling dari petugas kesehatan yang jelas sehingga dapat memotivasi para ibu hamil untuk lebih teratur dalam mengkonsumsi tablet IFA, tidak terjadinya forgetfulness dengan memberikan saran tentang strategi yang dapat membantu ibu mengingat, dukungan keluarga dalam bentuk mengingatkan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet IFA karena tablet harus dikonsumsi setiap hari dalam jangka waktu yang panjang, pengetahuan ibu tentang program IFAS, tidak terhambatnya dalam hal ekonomi bilamana tablet ini diharuskan membayar namun sebagian besar ibu hamil termasuk Indonesia mendapatkan tablet ini tanpa membayar, dengan tidak munculnya kepercayaan-kepercayaan tradisional/turun menurun sehingga tidak mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet besi ini.[10]

Dalam sebuah penelitian pada wanita usia subur yang dimana terdapat tiga kelompok perlakuan dengan pemberian suplemen yaitu suplemen besi folat yang berisi Ferrous sulfat 200 mg yang setara dengan zat besi elemental 60 mg dan asam folat 400 μg. Yang diberikan tiga kali per minggu selama 2,5 bulan (10 minggu). Dan seminggu sebelum dimulai suplementasi, dilakukan pemberian obat cacing untuk mnghilangkan pengaruh infestasi cacing dan uji laju endap darah (LED) untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi (radang). Selain itu, dilakukan penilaian status gizi antropometri.[11]



  1. Penanggulangan dan pencegahan anemia pada ibu hamil

Kebutuhan zat gizi besi selama hamil diperhitungkan untuk hemaglobin 500 mg, janin 290 mg, plasenta 25 mg dan basal loses yang diperhitungkan sama dengan kebutuhan pada saat sebelum hamil sebesar 220 mg. Jadi kebutuhan zat besi selama ibu hamil adalah 1035 mg. Sedang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia adalah kecukupan zat besi pada kondisi normal (sebelum hamil) 26 mg/hari ditambah 9 mg pada umur khamilan trisemester II dan 13 mg pada umur kehamilan trisemester III.[12]

Upaya pencegahan anemia gizi besi adalah dengan penatalaksanaan konsumsi zat besi, energi dan protein pada ibu hamil. Oleh karena itupenatalaksanaan konsumsi diatur makan lebih banyak dari biasanya, atau volumenya sama seperti biasanya tetapi frekuensinya ditambah atau menjadi lebih sering yaitu biasanya tiga kali sehari menjadi empat kali sehari. Pencegahan lainnya juga dapat dilakukan dengan deteksi dini untuk mengetahui adanya indikasi anemia gizi besi dengan mlakukan pemeriksaan kadar Hb darah pada jadwal yang ditentukan baik pada bidan desa maupun pada saat pemeriksaan di puskesmas. Dan juga dengan mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan selama sekitar 3 bulan yang dimana hal ini dimaksudkan untuk pencegahan dan cadangan pada saat melahirkan. Sehingga kemungkinan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan dapat dicegah lebih dini.[13]





















BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

  1. Terdapat dua jenis zat gizi yang dibutuhkan bagi ibu hamil yaitu zat gizi makro yang terdiri dari energi, protein, lemak,karbohidrat dan juga zat gizi mikro yang terdiri dari kalsium, fosfor dan vitamin D, Fe (zat besi), yodium, zink, magnesium (mg), mangan (Mn), Asama folat, vitamin E, vitamin A, vitamin K, vitamin C dan vitamin B.
  2. Penyebab terjadinya anemia adalah konsumsi makanan yang kurang (jumlah dan mutu) dan penyakit infeksi. Konsumsi makanan yang kurang dan penyakit infeksi tersebut juga dikenal sebagai penyebab primer. Sedangkan konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor (penyebab sekunder) seperti ketersediaan zat gizi dalam makanan memang kurang, daya beli atau tingkat pndapatan yang rendah sehingga tidak mampu untuk membeli bahan makanan, serta kebiasaan makanan yang kurang baik.konsumsi makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor
  3. Dampak yang dihasilkan bila ibu mengalami anemia adalah tergambar pada dampaknya meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prestasi belajar anak sekolah serta menurunnya produktivitas para pekerja yitu 10-20%.
  4. Kecukupan zat besi pada kondisi normal (sebelum hamil) 26 mg/hari ditambah 9 mg pada umur khamilan trisemester II dan 13 mg pada umur kehamilan trisemester III.
  5. Upaya pencegahan anemia gizi besi adalah dengan penatalaksanaan konsumsi zat besi, energi dan protein pada ibu hamil, deteksi dini untuk mengetahui adanya indikasi anemia gizi besi dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb darah pada jadwal yang ditentukan, mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan selama sekitar 3 bulan.



DAFTAR PUSTAKA

[1] Agustin Tri dan Hermania Humune, Kejadian Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan, Akademi kebidanan Griya Husada

2Agil Trisnasiwi dkk., Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makrosomia dengan Pola Nutrisi Selama Hamil, Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No.2 Edisi Desember 2012

3 Yakwitoro Indriani, Peningkatan Status Besi dan Kebugaran Fisik Pekerja Wanita Usia Subur, Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6 (3): 178-185

4Merryana Adriani, 2012, Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan, Kencana, Jakarta, hal. 22

5 I Made Purnadhibrata, Upaya Pencegahan Anemi Gizi Besi Pada Ibu Hamil, Jurnal Ilmu Gizi, Vol. 2 No. 2, Agustus 2011 118-124

6 Luh Ade, dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Mengonsumsi Tablet Besi-Folat Selama Kehamilan, Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8 (1): 63-70 ISSN 1978-1059



[1] Tri, Agustin dan Humune, Hermania, Kejadian Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Paritas dan Pendidikan, Akademi kebidanan Griya Husada
[2] Trisnasiwi, Agil, dkk., Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makrosomia dengan Pola Nutrisi Selama Hamil, Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No.2 Edisi Desember 2012
[3] Trinasiwi, Agil dkk., Ibid.
[4] Indriani, Yakwitoro, Peningkatan Status Besi dan Kebugaran Fisik Pekerja Wanita Usia Subur, Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6 (3): 178-185
[5] Adriani, Merryana, 2012, Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan, Kencana, Jakarta, hal. 22
[6] Purnadhibrata, IM, Upaya Pencegahan Anemi Gizi Besi Pada Ibu Hamil, Jurnal Ilmu Gizi, Vol. 2 No. 2, Agustus 2011 118-124
[7] Ade, Luh dkk. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Mengonsumsi Tablet Besi-Folat Selama Kehamilan, Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8 (1): 63-70 ISSN 1978-1059
[8] Purnadhibrata, IM, Loc. Cit
[9] Ade, Luh dkk. Loc. Cit
[10] Indriani, Yaktiworo dkk., Loc. Cit
[11] Indriani, Yaktiworo dkk., Ibid.
[12] Purnadhibrata, IM, Loc. Cit
[13] Purnadhibrata, IM, Ibid.

Hidroklorotiazid (HCT)


TUGAS FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI



HCT (HIDROKLOROTIAZID)

 









Oleh:

Yulian Catur Rini

35.2014.7.1.0975



PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

NGAWI

2015



BAB I

PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang

Dalam golongan obat yang ada Hidroklorotiazid termasuk ke dalam obat diuretika kelas Benzotiazid. Dimana dierutika ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.[1] Sedangkan tiazid sendiri dapat meningkatkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida plasma dengan mekanismeyang tidak diketahui, tetapi tidak jelas apakah ini meningkatkan resiko terjadinya aterosklrosis.[2]



Hidklorotiazid adalah senyawa yang diturunkan dari klorothiazida yang dikembangkan dari sulfanilamida. Bekerja dibagian muka tubuli distal, efek diuretisnya lebih ringan dari diuretika lengkupan tetapi bertahan lebih lama hingga 6-12 jam. Daya hipotensifnya lebih kuat (pada jangka panjang), maka banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang. Sering kali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dngan obat-obat lain untuk memperkuat efeknya, khususnya beta-bloker.[3]

    1. Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan obat diuretik?
  2. Apa yang dimaksud denga obat hidroklorotiaid?
  3. Bagaimana mekanisme kerjanya dan khasiat obatnya?
  4. Seberapa banyak dosis yang digunakan?
  5. Bagaimana kontra indikasi, efek samping, farmakokinetik dan farmakodinamiknya?
  6. Apa nama lain yang beredar di pasaran?

BAB II

PEMBAHASAN



    1. Rincian Hidroklorotiazid
      Nama obat                   : Hidroklorotiazida (HCT)
      Nama lain                    : esidrex
      Rumus kimia               : C7H8CIN3O4S2
      Rumus bangun            : 6-kloro-3,4-dihidro-2H-124-benzotiadiazina-7-sulfanemida 1,1-dioksida
      BM                              : 297,73
      Sifat fisikokimia          : serbuk hablur, putih atau praktis putih, praktis tidak berbau
      Kelarutan                    : mudah larut dalam larutan natrium hidroksida, dalam n-butilamina dan dalam dimetilformamida, agak sukar larut dalammetanol, tidak larut dalam eter, dalam kloroform dan dalam asam mineral encer[4]
      Hidroklorotiazid mengandung tidak kurang dari 98,0% C7H8ClN3O4S2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
    2. Golongan/kelas terapi
       diuretik thiazide
    3. Indikasi/khasiat dan Mekanisme Kerja
      Obat hidroklorotiazid menjadi pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang
      Mekanisme kerja obat dari obat hidroklorotiazid adalah selain dengan filtrasi glomerular, diuretik tiazid terutama disekresikan secara aktif ke dalam lumen tubulus melaui sistem transpor anion yang terlokalisir di tubulus proksimal. Dari sebelah luminal terjadi penghambatan absorpsi Na+ dan Cl – di sel-sel epitel tubuli distal hulu menjadi efek saluretik. Selain itu, ion Mg2+ dan K+ juga diekskresika lbih banyak. Yang juga bertanggung jawab untuk ekskresi K+ adalah pertukaran (Na+/K+) yang terjadi di tubulus distal hilir lalu ion Na+ diabsorpsi dari lumen dan sebaliknya ion K+ dieksresi. Makin tinggi kadar Na+ di dalam urin yang tiba ditubulus distal hilir, makin besar pertukaran (Na+/K+) dan juga makin banyak kehilangan K+[5]
    4. Dosis
      Hipertensi: 12,5 mg p.c.
      Udema: 1-2 dd 25-100 mg
      Pemeliharaan: 25-100 mg 2-3x seminggu[6]
      Oral (efek obat dapat diturunkan setelah digunakan setiap hari)
      Anak-anak :
      < 6 bulan : 2-3 mg.kg/hari dalam dua dosis terbagi.
      > 6 bulan : 2 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi.
      Dewasa : Edema : 25-100 mg/hari dalam 1-2 dosis, maksimum 200 mg/hari.
      Hipertensi : 12.5 -50 mg/hari; peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus dipantau setelah > 50 mg/hari.
      Pasien lanjut usia : 12,5 - 25 mg sekali sehari.
      Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal.
      Clcr < 10 mL/menit : jangan menggunakan hidroklorotiazida.

    5. Kontraindikasi

Gangguan fungsi ginjal yang berat (anuria), ganguan fungsi hati yang berat (prakoma dan koma hepatikum, peningkatan bahaya hipokalemia), hipersensitivitas (alergi) terhadap Sulfonamid dan antidiabetik oral tipe Sulfonilurea: bahaya alergi silang[7]

2.6 Efek samping:

  1. Hipokalemia (efek samping yang sangat sering terjadi pada terapi jangka panjang dengan diuretik, yaitu 25-40% kasus)
  2. Hipomagnesemia, tetapi hiperkalsemia (penghambatan ekskresi Ca2+ tubular)
  3. Alkalosis metabolik, hipokloremis
  4. Toleransi glukosa yang berkurang (bahaya manifestasi diabetes melitus pada kondisi metabolik pradiabetes)
  5. Gangguan metabolisme lemak, kenaikan kadar trigliserid serum dan kadar kolesterol serum; kenaikan LDL, HDL tidak berubah atau turun; setelah kurang lebih 6 minggu akan menjadi manifestasi
  6. Hiperurisemia (mncetuskan serangan pirai pada pasien yang ada disposisi) penyebabnya adalah penghambatan kompetitif sekresi asam urat yang berlangsung melaui sistem transpor anion ditubulus proksimal sperti juga eliminasidiuretik tiazid. Setelah kurang lebih 7-10 hari kenaikan asam urat serum akan mencolok
  7. Efek samping yang jarang: eksantema, granulositopenia, trombositopenia dan pankreatitis hemoragi[8]
    Interaksi Obat
    Dapat meningkatkan toksisitas glikosida digitalis, efek hambatan neuromuskuler dari pelemas otot, efek antihipertensi. Peningkatan resiko hipotensi postural dengan alkohol, barbiturate, opioid, efek menekan K ditingkatkan oleh kostikosteroid,ACTH dan karbenoksolon[9]


    1. Farmakokinetik dan Farmakokinetik Obat

  1. Farmakokinetik

Semua thiazide diabsorbsi pada pemberian secara oral, umumnya efek obat tampak setelah 1 jam. Tetapi terdapat perbedaan dalam metabolismenya. Semua thiazide disekresi oleh sistem sekretorik asam organik dan bersaing pada beberapa hal dengan sekresi uric acid oleh sistem tersebut. Sebagai hasilnya, kecepatan sekresi uric acid dapat menurun, dengan diikuti peningkatan kadar uric acid serum. Pada steady state, produksi uric acid tidak dipengaruhi oleh thiazide. Klorothiazide didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja. Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli. Jadi klirens ginjal obat ini besar sekali, biasanya 3-6 jam sudah diekskresikan dari badan. Klorotiazid dalam badan tidak mengalami perubahan metabolik.[10]

  1. Farmakodinamik

Diuretik ini bekerja menghambat simporter Na dan Cl di hulu tubulus distalis. Sistem transpor ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na, selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar melalui kanal klorida. Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi Natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubuli distal. Laju ekskresi Na maksimal yang ditimbulkan oleh tiazid jauh lebih rendah dibandingkan dengan apa yang dicapai oleh beberapa diuretik lain, hal ini disebabakan 905 Na dalam cairan filtrat telah direabsorbsi lebih dulu sebelum mencapai tempat kerja thiazid.
      Derivat tiazid memperlihatkan efek penghambatan karbonik anhidrasedengan ptensi yang berbeda-beda. Zat yang aktif sebagai pengahmbat karbonik anhidrase, dalam dosis yang mencukupi, memperlihatkan efek yang sama seperti asetazolamid dalam eksresi bikarbonat. Agaknya efek penghambatan karbonik anhidrase ini tidak berarti secara klinis. Efek penghambatan enzim karbonik anhidrase diluar ginjal praktis tidak terlihat karena tiazid tidak ditimbun di sel lain.

Pada pasien hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya tetap juga karena efek langsung terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.[11]

    1. Kompatibilitas HCT
      Lorinid, Moduretic: HCT 50 + amilorida 5 mg
      Dyntenzide: HCT 25 + triamteren 50 mg[12]
    2. Bentuk dan kekuatan sediaan yang ada di pasaran
      Kemasan 250 tab 25 mg; 50 mgx 1000[13]

2.10 Nama-nama yang beredar di pasaran

Accuretic® (kombinasi), Aldactazide® (kombinasi), Aldoril® (kombinasi), Atacand® HCT (kombinasi), Avalide® (kombinasi), Benicar® HCT (kombinasi), Capozide® (kombinasi), Diovan® HCT (kombinasi), Dyazide® (kombinasi), Hydra-Zide® (kombinasi), HydroDIURIL®, Hyzaar® (kombinasi), Inderide® (kombinasi), Lopressor® HCT (kombinasi), Lotensin HCT® (kombinasi), Maxzide® (kombinasi), Micardis® HCT (kombinasi), Microzide®, Moduretic® (kombinasi), Monopril® HCT (kombinasi), Prinzide® (kombinasi), Teveten® HCT (kombinasi), Timolide® (kombinasi), Uniretic® HCT (kombinasi ), Vaseretic® (kombinasi), Zestoretic® (kombinasi), Ziac® (kombinasi)[14]

 



BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

HCT (Hidroklorotiazid) adalah obat yang termasuk ke dalam obat diuretik kelas Benzotiazid. Beredar di pasaran dalam bentuk tablet. Digunakan untuk hipertensi ringan sampai sedang. Dan dapat dikombinasikan dengan obat-obatan yang lain.







DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389

Tan Hoan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524

Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433

Gery Schmitz et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373

Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269

Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html







[1] Anonim 1, Farmakologi dan Terapi, Badan penerbit FKUI, Jakarta edisi 5, 2012Hal 389
[2] Ibid., Hal 395
[3] Hoan, Tan, Obat-obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2013 hal. 524
[4] Anonim 2, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995 edisi IV hal 433
[5] Schmitz, Gery et.al., Farmakologi dan toksikologi, EGC, edisi 3, 2003, hal 373
[6] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[7] Op. Cit., Schmitz, hal 373
[8] Ibid., Schmitz, Gery et.al., hal 374
[9] Anonim 3, Informasi Spesialite Obat (ISO), isfipenerbitan, vol. 48-2013 s/d 2014 ISSN 854-4492 hal 269
[10] Op. Cit., Anonim 1, hal 394
[11] Op. Cit., Anonim 1, hal 395
[12] Op. Cit., Hoan, Tan, hal. 524
[13] Op. Cit., Anonim 3, hal 269
[14] Anonim 4, Hydrochlorothiazide / Hidroklorotiazid / HCT bagian 1, http://obat-drug.blogspot.co.id/2015/02/hydrochlorothiazide-hct-bag1.html