Berilmu untuk beramal

http://caturrinihistories.blogspot.co.id

Kebersamaan akan melahirkan sebuah kekuatan

caturrinistories@gmail.com

Perjuangan meraih S.Farm

http://caturrinihistories.blogspot.co.id

Sunday 29 March 2015

Apa yang salah?


Mungkin tak ada yang salah hingga saat ini. Aku melihat lagi cacatanku waktu KMI yang membawa ku ke masa lalu. Masa yang sekarang aku tertawakan karena aku berbuat sesuatu yang aneh dulu. Ini coretanku dulu. Waktu galau-galaunya pas temen-temen SMP ku mau UN SMA
‘Aku Bukan Seorang Putih Abu-abu’
Bukan seragam putih abu-abu yang ku pakai, bukan juga gelar menjadi seorang siswi SMA yang ku sandang. Bukan pelajaran umum yang ku pelajari, bukan juga kelas IPA, IPS ataupun Bahasa yang ku dalami. Bukan rasa seorang anak yang bertambah dewasa yang ku rasa. Bukan urusan besok mau berkegiatan apa ataupun hang out kemana yang ku pikirkan. Semua tak ku rasa, semua tak pernah ku jamah karena memang semuanya tlah berbeda.
Aku bukan seorang putih abu-abu. Aku mendapatka gelar santriwati. Pelajaran berjurusan akhiratpun yang ku pelajari. Ilmu agama yang sedang ku dalami. Tak mungkin ku berfikir tuk berkegiatan apa besok. Karena banyak kegiatan dalam waktu singkat telah menanti. Hanya satu cap yang selalu nempel di jidatku,’anak taksivi, eah buku pegangannya’
Yayaya memang saat itu rasanya pusing sekali dengan pelajaran yang tak pernah ku mengerti apa keguannaannya. Tapi saat sekarang aku sering menoleh ke belakang, malah aku sekarang bisa bersyukur karena pernah hidup dikehidupan yang tak banyak anak sebayaku dulu pilih. Yah untuk hidup jauh dari orang tua dan jauh terasing di tempat yang tak pernah aku kenal. Bahkan orang tuaku pun tak pernah mengenal yang namanya dunia pesantren.
Ternyata saat kelulusan bukan hanya aku yang bersyukur (bersyukur karena sebentar lagi kembali ke dunia nyataku#rencana cuma ngabdi), orang tuakupun ikut bersyukur. Dengan kalimat mereka saat mendengarku mendapat tempat pengabdian sebagai mahasiswi murni. Dan kalian tahu apa kalimat mereka pertama kali? “Alhamdulillah, do’a bapak dan ibu terkabul”(#berfikir tentang kalimat ortu). Sempat shock sesaat kayak di sambar petir tapi sesaatnya sampek satu semester lebih. Nilaiku entahlah tak karuan saat itu. Itu tamparan pertamaku karena sebenarnya hingga kelulusanku aku belum terima dengan jalan hidupku yang berbeda dengan teman dan saudara-saudariku.
Tapi ternyata Allah memberiku tamparan sekali lagi atas ketidak syukuranku. Melalui temanku yang baru pulang ke rumahnya yang ada di malang. Saat dia di kereta ada orang menannyainya.”Dari pondok ya dek” temenku langsung jawab “iya”. Trus si mas-masnya tanya lagi,”kenapa sekolah di pondok dek? Disuruh orang tua y..”dengan sedikit nada meledek pada temanku. Temanku diam sesaat lalu berkata,”enggak, itu keinginan sendiri, yah apa salahnya menyisihkan sedikit dari umur kita untuk hidup di pondok dan mempelajari ilmu Allah?”. Kata temenku sih dia langsung di kasih tepuk tangan dan perkataan 'awesome' ama masnya setelah menjawab seperti itu. Dan aku juga melakukan itu untuknya.
Kini aku sadar, memang tak ada salahnya aku tak merasakan seperti apa yang di rasakan teman SMP ku dulu. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu Allah yang belum tentu orang cerdas bisa menjiwainya. Bukan hanya sekedar tahu tapi paham dan menjalaninya. Memang tak ada salahnya hidup di miniatur masyarakat kecil untuk membangun masyarakat besar yang lebih baik. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu keikhlasan dan kesabaran yang tak ada di kurikulum Indonesia. Memang tak ada salahnya mencoba memandang dunia dari sisi lain.

Semuanya tlah menjadi kesyukuran yang tak terhingga. Karena aku pernah menjadi bagian dari Gontor. Yang akan melanjutkan syiar agama denga ilmu yang tela ku dapat. Walau mungkin hanya sedikit. Tapi mungkin itu akan berharga bagi orang lain. Alhamdulillah..

Friday 27 March 2015

Save the life with your blood

Luar biasa, antusias yang diberikan oleh warga darussalam di hari jum’at tanggal 27 Maret 2014 dalam acara donor darah yang dilaksanakan di Gedung Iran Gontor Putri 1. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shaidalah dan Himpunan Mahasiswa Gizi Al-ghiza Universitas Darussalam Gontor yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Kabupaten Ngawi.
Acara yang dalam wacananya akan dijadikan acara tahunan ini dapat menjadi wadah penyaluran rasa ingin menolong antar sesama manusia. Pada pukul 08.00 WIB acara ini dimulai. Sekitar 100 kantong darah terkumpul dalam acara sosial ini. Yang dimana pesertanya berasal dari para mahasiswi guru dan mahasiswi murni Universitas Darussalam Gontor. Selain para peserta mendonorkan darah. Mereka juga dapat mengetahui golongan darah masing-masing.
Dalam acara ini juga diadakan konsultasi gratis dengan para ahli gizi. Tempata penyelenggaraannya pun masih di gedung yang sama. Beberapa dari mereka mengkonsultasikan tentang keinginan mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat dan cocok dengan keadaan yang ada di pondok pesantren. Acara ini dilaksankan hingga pukul 11.30 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 13.30 WIB hingga seluruh para pendonor dapat menyalurkan keinginannya untuk menyumbangkan darah mereka.
Namun sangat disayangkan, di dalam acara ini masih ada para calon pendonor yang kurang dalam keseriusannya di acara ini. Sehingga ada dari mereka yang hanya ingin skrining dan mengetahui golongan darah mereka saja. Sehingga membuat antrian para pendonor lain semakin panjang.
Semoga acara ini dapat menjadi batu loncatan dalam pemberian pendidikan non akademik baik untuk para panitia, mahasiswi dan para santriwati yang menglihat serta mengikuti acara ini. Dan untuk kedepannya semoga acara-acara yang mungkin serupa dapat terlaksana lebih baik lagi.



Thursday 26 March 2015

Edukasi Lapangan UNIDA Putri

SEMARANG-Mahasiswi Prodi Farmasi Universitas Darussalam Gontor melakukan beberapa kunjungan ke tempat industri farmasi yang berada di Semarang. Unjungan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015. Tujuan dari kunjungan ini sendiri adalah untuk mengenalkan kepada para mahasiswi tentang pekerjaan para farmasis yang ada di bidang farmasi serta untuk membangun kerjasama yang memungkinkan di antara kedua belah pihak untuk di waktu



mendatang.
Tujuan pertama dari kunjungan ini adalah Kimia Farma Plant Semarang yang beralamat JI. Simongan Semarang 50147. Kimia Farma plant Semangat ini khusus memproduksi produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak).Sebenarnya diwaktu itu juga ada rapat untuk seluruh manager Kimia Farma namun sebuah kebahagiaan bagi Para mahasiswi farmasi dapat disambut langsung oleh bapak Hendra Farma Johar selaku Manager Kimia Farma Plant Semarang.
Sebelum memulai pembahasan tentang perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini. Ada beberapa kata yang membuat kami terkesan. Dalam sambutanya bapak Hendra menyampaikan,”Sebenarnya ijazah dari Gontor itu lebih berharga dari pada ijazah sebagai seorang farmasis dan ijazah yang paling berharga bagi Gontor adalah ijazah dari masyarakat karena sekarang ini banyak lulusan farmasi namun belum ada lulusan farmasi yang berlatar belakang pendidikan pondok”. Walau beliau bukanlah seseorang yang berlatar belakang pesantren namun beliau menyatakan sangat antusias dengan kedatangan kami.
Di dalam penjelasannya mengenai Kimia Farma ini kami membahas tentang sejarah PT. Kimia Farma Tbk, SBU manufaktur kimia, Kimia Farma plant Semarang, GMP (Good Corporate Covernance) dan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Harapan dari PT Kimia Farma Tbk untuk tahun 2016 adalah membangun 1000 apotek di seluruh Indonesia. Sedang Langkah yang telah ditempuh untuk mewujudkan harapan tersebut adalah pada tahun 2011 jumlah apotek telah berjumlah 300an dan untuk di tahun 2014 telah mencapai 627 apotek. Kendala yang dihadapi oleh PT Kimia Farma Tbk yang notabene milik BUMN antara lain dalam pengembangan bisnis, pengoptimalan SDM yang sudah ada dan dalam pengambilan keputusan karena perlu melalui persetujuan direksi, komisaris dan atau mentri terkait. Acara kunjungan di Kimia Farma ini berakhir setelah sholat dan menyantap makan siang yang telah disediakan oleh perusahaan.
Pada jam 13.30 WIB kunjungan dilanjutkan  ke  jamu PT Njonja Mener yang didirikan oleh ibu Lom Ming You atau Noni Mener yang sekarang telah dikelola oleh generasi ketiga. Dengan membawa motto ‘Tradisi mutu terbaik untuk kesehatan dan kecantikan’ PT Njonja Mener ini masih berdiri hingga sekarang. Setelah mendapatkan beberapa penjelasan dari pengelola, para mahasiswi diajak untuk melihat-lihat Museum Nyonya Mener yang telah didirikan sejak 18 Januari 1984 yang di resmikan oleh ibu Tien Soeharto. Yang dimana berisi koleksi pribadi ibu Menir, aneka bahan jamu dan aneka jenis jamu produksi Nyonya Mener.

Kunjungan ini diakhiri dengan bersilaturahmi dan santap malam ke rumah salah satu mahasiswi farmasi yang ada di daerah Bawean. Banyak ilmu yang kami dapat dari acara yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shoidalah ini. Dari ilmu industri kefarmasian hingga pelajaran hidup dalam mengelola suatu usaha hingga menjadi besar seperti sekarang ini. Semoga acara-acara kemahasiswaan yang selanjutnya dapat menjadi sarana pengembangan mahasiswa untuk membentuk para scientis-scientis yang berlatar belakang keislaman yang kuat.

Sunday 22 March 2015

Pensi UNIDA Putri Perdana

Tepat pada tanggal 1 maret 2015 malam, Aula Kuliyatul Banat mulai disesaki oleh para penonton yang berasal dari para mahasiswi guru dan siswi KMI kelas 6 dari Gontor Putri 1, 2 dan 3. Tak kurang para hadirin yang ada sekitar 800 penonton yang siap menyaksikan perhelatan Pentas Seni 2015 Perdana yang diselenggarakan oleh Mahasiswi Murni Universitas Darussalam Gontor Divisi Mantingan.
Dalam pidatonya Al-ustad Soeharto, M.Pd.I selaku Wakil Pengasuh Gontor Putri 1 meyampaikan,”Acara ini bukanlah hanya sekedar hiburan tetapi karena yang menampilkan karena mahasiswi Unida perdana maka pastinya ini menjadi hiburan yang syarat akan nilai dan pendidikan serta hiburan yang penuh dengan kreatifitas”. Dan itu memang ada dalam pagelaran ini dimana dalam acara ini kami mengusung tema Soul of Health didalam jiwa yang sehat terdapat pikiran perkatan dan pebuatan yang sehat pula.
Persiapan yang sesungguhnya kami persiapkan tak lebih dari dua minggu. Yang dimana singkat cerita, sebenarnya sebulan sebelum pentas ini digelar kami berkumpul untuk penetapan voting tentang penyelenggaraan acara ini. Karena kekurang seriusan latihan dan persiapan yang kita semua lakukan selama sebulan sebelum acara. Dan setelah itu perjuangan kami baru dimulai lagi dengan niat dan kesepakatan yang baru. Latihan dan tugas kuliah menggugunung harus saling berjalan seiring seimbang karena kami mahasiswi murni yang dimana tugas kami adalah untuk menjalankan seluruh perkuliahan sepenuhnya dengan semaksimal mungkin. Acara yang disajikan dalam acara ini antara lain Choir, Breking News, Drama, Tari Daerah, Puisi, Pop singer dan acara ditutup dengan Tari Kombinasi.
Lelah, letih dan kurang tidur yang kami alami. Demi memberikan penampilan yang spektakuler di malam itu terbayar dengan riuh sorak sorai dan tepuk tangan yang mengiringi jalannya acara menjadi suatu bentuk ketertarikan dan betapa mereka antusias terhadap perhelatan ini. Serta itu juga menjadi penyemangat bagi kami untuk memberikan penampilan yang semaksimal mungkin.
Kau tak sendiri ku slalu bersamamu temani aku sampai habisnya waktu
Biarkan saja hidup tak mudah asalkan kau selalu ada
Potongan lirik lagu diatas pun mengiringi acara penutupan kami tean pukul 23.30 WIB. Banyak kesan, do’a dan acungan jempol yang kami dapat dari acara ini. Serta harapan dari mereka untuk berkarya lebih dan sedikit ikut berkontribusi dalam kegiatan KMI.

(late post)




Berbagi Senyuman Kecil Untuk Mereka


Penyerahan Bantuan Simbolis
Foto bersama anak panti putri
Akhirnya dari beberapa proposal kegiatan yang telah disetujui oleh pihak kampus salah satunya terlaksana pada hari ahad tanggal 22 Maret 2015. Terdengar kegaduhan kecil di kampus Universitas Darussalam Putri divisi Mantinganpun dimulai. Serentet persiapan yang telah dilakukan oleh para mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi yang berjumlah tiga puluh mahasisiwi


Penyuluhan
sejak semalam dan di pagi hari ahad akan menemukan puncaknya. Tepat pukul 06.00 WIB. Para mahasiswi Universitas Darussalam Gontor ini meninggalkan kampus tercinta menuju Yayasan kesejahteraan Muslimat NU Panti dan Non Panti Asuhan Asyarifah yang beralamat di Jalan Baiturrahman No. 7 Beran Ngawi. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, para mahasiswi pun tiba di lokasi tujuan. Sapaan hangat dari pengelola panti tak luput kami rasakan. Jabatan tangan dan candaan kecil mulai tercipta diantara kami. Walau dengan persiapan yang secepat kilat untuk menyiapkan segala sesuatu di tempat acaranya. Tapi itu cukup bisa membagi sedikit kebahagiaan kepada mereka.
Dalam sambutannya, Pengasuh Panti Asuhan Asyarifa menjelaskan. Bahwa jumlah dari keseluruhan anak asuh yang berada di bawah yayasan ini sebanyak 52 anak yang terdiri dari anak panti dan non panti. Dengan bervisikan lembaga yang berguna sebagai wahana kegiatan ibadah dan layanan sosial. Maka lembaga inipun telah mendapat kepercayaan dan dukungan dari masyarakat dalam pengelolaannya. 
 Di dalam acara ini para Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor berbagi ilmu tentang kefarmasian yang berupa penyuluhan tentang Cara Cerdas dalam Menggunakan obat. Tak hanya itu materi penyuluhan juga menyoroti tentang masalah remaja masa kini namun masih dalam bidang kesehatan. Antusiasme para penghuni santri terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mereka walau terkadang ada pertanyaan yang tidak sesuai dengan materi yang kami sampaikan. 
Suasana Perlombaan
Suasana Perlombaan
Penyuluhan yang berdurasi sekitar satu jam itu. Menjadi gerbang kehangatan dalam keluarga panti ini. Tak berhenti sampai disitu kehangatan itu mulai memecahkan tawa diantara kita saat perlombaan dimulai. Meski lomba-lomba yang kami sajikan sederhana. Tapi kebersamaan yang tercipta diantara kami lebih berharga. Acara yang ditutup dengan pembagian dan persembahan sebuah lagu Najwa Latief yang berjudul Sahabat dari seluruh mahasiswi Universitas Darussalam menambah rasa tali persaudaraan. Tak disangka cinta kami kepada mereka tak bertepuk sebelah tangan. Tepat setelah lagu selesai salah satu tangan yang terangkat menjadi pusat perhatian kami. Ternyata pemilik tangan itu ingin memberikan sebuah lagu untuk kami. Dengan merdu lagu dari Stinky dengan judul Mungkinkah menambah keharuan dalam hati kami. 
Pelajaran yang tak akan pernah bisa terbeli oleh uang. Di hari ahad itu kami dapatkan, bukan harta berlimpah yang dapat memberikan sebuah senyuman kecil dengan ikhlas. Namun kebersamaan dan pendidikan secara langsunglah yang dapat membesarkan para generasi pembangun negri ini.

Wednesday 4 March 2015

Geliat Obat Off Label di Masyarakat



DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB I
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Pembuatan Karya Tulis ........................................................ 2
C. Perumusan Masalah .......................................................................... 2
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 2
BAB II
A. Pengertian obat dan penggolongannya ............................................... 3
B. Pengertian obat off label
C. Pengelompokan obat off label ........................................................... 8
D. Penyebab munculnya obat off label .................................................. 4
E. Dampak obat off label ....................................................................... 4
F. Keamanan obat terhadap anak-anak dan lansia ................................. 5
G. Kehalalan obat ................................................................................... 8
BAB III
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Penutup .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sakit, adalah sesuatu yang memang biasa dialami oleh setiap manusia bahkan tak ada satu orang pun di dunia ini yang belum pernah mengalami rasa sakit ataupun terserang oleh suatu penyakit. Karena semua itu adalah kodrat yang telah diberikan oleh Allah SWT. terhadap setiap hambanya yang ada dimuka bumi ini seperti yang dialami oleh makhlukNya yang lain. Dan barang tentu jika Allah memberikan penyakit pasti Allah juga memberi obatnya. Seperti dalam Hadist:
“Allah telah menurunkan penyakit dan penawarnya dan Dia telah menentukan setiap penawar untuk setiap penyakit. Jadi rawatlah dirimu sendiri dengan menggunakan obat-obatan sekuatmu, tetapi jangan menggunakan sesuatu yang jelas-jelas dilarang.” 
(HR. Abu Dawud dari Abu Al-Darda) 
Di zaman sekarang ini tak hanya hewan ataupun tumbuhan yang bila terkena penyakit mendapatkan obat, manusiapun sudah tentu mendapat obat didalam proses penyembuhannya. Namun jarang yang menyadari tentang tipe obat yang baik untuk proses penyembuhan. Banyak dari mereka yang menggunakan obat berdasarkan pengalaman orang lain tanpa menyelidiknya lebih lanjut. 
  Bermacam-macam obat dari waktu ke waktu mengalami banyak variasi dan inovasi. Mulai dari obat tradisional seperti jamu, fitofarmaka dan obat herbal terstandar hingga obat kimia yang dibagi dalam jenisnya menjadi obat generik , obat jadi  dan obat paten . 
Didalam obat sintetis terdapat obat yang disebut dengan  ‘obat off label’. Obat ini sudah sangat biasa digunakan dikalangan masyarat, bukan hanya di Indonesia obat ini pun juga digunakan di berbagai belahan dunia walau belum banyak yang mengetahui tentang keberadaan obat ini. Dalam penggunaannya pun terkadang digunakan hanya sebagai obat pendamping obat on label atau obat off label digunakan sebagai obat utama dalam proses penyembuhan.
Banyak sebab yang menjadi alasan bagi masyarakat dalam penggunaan obat off label ini. Keterjangkauan harga obat bagi masyarakat menengah ke bawah khususnya. Diduga sebagai penyebab utamanya namun disamping itu juga karena sangat mudah dalam mendapatkan obat bentuk sediaan ini. Dalam peresepannya pun obat ini terkadang digunakan dengan proses mulut ke mulut. Padahal semua itu tak dapat dibenarkan karena tak semua obat yang digunakan oleh satu orang untuk pengobatan cocok dengan orang yang lain. Karena belum tentu gejala yang sama mengakibatkan penyakit yang sama pula. Disamping itu sebenarnya obat yang bagus adalah obat yang semakin spesifik untuk penyakit yang disembuhkannya. Hal inilah yang dapat membahayakan nyawa kita sendiri atau bahkan orang lain.
B. Tujuan
Disusunya karya tulis ini dengan tujuan:
1. Mengupas permasalahan yang ada di masyarakat tentang penggunaan obat off label
2. Memberi pengetahuan tentang tipe obat-obatan
C. Perumusan Masalah
Didalam karya tulis ilmiah ini saya akan membahas tentang:
1. Apa itu obat off label?
2. Apa penyebab munculnya obat off label?
3. Sejauh mana dampak positif dan negative yang ditimbulkan oleh obat off label dalam dunia kesehatan dan masyarakat?
4. Kategori obat off label dan contoh-contohnya
5. Sejauh mana usaha yang dilakukan lembaga terkait dalam pengendalian penggunaan obat off label?
6. Apa status obat bila ditinjau dari kehalalannya?
D. Metode Pengumpulan Data
Penyusunan karya tulis ini menggunakan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung atau dengan data sekunder atau juga bisa diartikan data yang diperoleh penulis dari sumber yang sudah ada. Penulis menggunakan data yang berbentuk catatan, dokumentasi, seminar, majalah atau internet dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat dan Penggolongannya
Obat adalah bahan atau panduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan atau peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan biologis.
Obat digolongkan menjadi 6:
1. Obat bebas terbatas : sama dengan obat bebas, tanpa resep. Memiliki ciri lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam dan harus mencantumkan tanda peringatan P.
2. Obat keras. Memiliki ciri lingkaran bulat berwarna merah dengan huruf K di dalam lingkaran tersebat dan pada bungkus luar harus dicantumkan “harus dengan resep dokter”.
3. Obat bebas.
4. Obat Wajib Apoteker (OWA): obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter.
5. Narkotika: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
6. Psikotropika: zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Tujuan penggolongan obat itu sendiri adalah meningkatkan keamanan, ketetapan penggunaan obat dan pengamanan distribusi. 
B. Pengertian Obat Off Label
Obat off label adalah obat yang teregistrasi dan bukan obat yang sedang dalam penelitian yang disetujui oleh komite etik. Sedang penggunan obat off label adalah praktek peresepan obat di luar indikasi obat atau kelompok populasi tertentu yang disetujui oleh lembaga berwenang dan tertulis dalam labelnya .
Menurut Dra. Rina Moretha, M.Farm Klin, Apt Obat Off Label adalah Obat-obat yang diresepkan dokter  dengan indikasi tidak lazim, indikasi baru  dengan dosis, rute atau usia pasien yang berbeda dari informasi yang tercantum dalam brosur yang di setujui oleh FDA (Food and Drug administration) dan obat tetap memenuhi kriteria keamanan dan efikasi .
obat off-label adalah penggunaan obat di luar indikasi yang disetujui oleh lembaga yang berwenang. Lembaga berwenang itu kalau di Amerika adalah Food and Drug Administration (FDA), sedangkan di Indonesia adalah Badan POM. Tetapi karena umumnya obat-obat yang masuk ke Indonesia adalah obat impor yang persetujuannya dimintakan ke FDA, maka bisa dibilang bahwa indikasi yang dimaksud adalah indikasi yang disetujui oleh FDA .
Obat-obat dengan indikasi tidak lazim (Unusual / Off Label Drug Use) adalah obat-obat yang diresepkan dokter dengan indikasi baru dan dosis, rute, lama serta untuk usia yang berbeda yang tidak tercantum dalam informasi obat yang disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) atau Badan POM. Banyak obat yang termasuk dalam golongan ini diresepkan dan digunakan oleh penderita untuk tujuan peresepan tersebut .
Dari seluruh penjelasan yang telah disampaikan di atas dapat disimpukan bahwa obat off label adalah obat yang terdaftar di lembaga terkait seperti FDA (Food and Drug Administration) untuk lembaga dunia dan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) untuk lembaga yang ada di Indonesia namun dalam penggunannya di masyarakat telah terjadi penyimpangan dari indikasi yang tertulis di dalam obat.
C. Pengelompokan Obat Off Label
Dalam pengkategorian obat off label jika mengacu pada kesesuaian antara praktek penggunaan yang tertulis dalam label/summary of product characteristis (SmPC), diperoleh beberapa jenis pemakaian obat off label:
1. Off label indication : ketidak sesuaian dengan indikasi yang tertulis/disetujui
2. Off label age: ketidaksesuaian dengan usia yang tertulis/disetujui
3. Off label dosing: ketidaksesuaian dosis yang tertulis/disetujui
4. Off label sub-group population: ketidak sesuaian dengan kelompok populasi yang tertulis/disetujui 
Dalam penggunaan obat off-label sendiri ada dua jenis:
1. obat disetujui untuk mengobati penyakit tertentu, tapi kemudian digunakan untuk penyakit yang sama sekali berbeda. Misalnya amitriptilin yang disetujui sebagai anti depresi, digunakan untuk mengatasi nyeri neuropatik.
2. obat disetujui untuk pengobatan penyakit tertentu, namun kemudian diresepkan untuk keadaan yang masih terkait, tetapi di luar spesifikasi yang disetujui. Contohnya adalah Viagra, yang diindikasikan untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pria, tetapi digunakan untuk meningkatkan gairah sexual buat pria walaupun mereka tidak mengalami impotensi atau disfungsi ereksi .
D. Penyebab Munculnya Obat Off Label
Secara umum baik obat tradisional maupun obat kimia tetap memilki efek samping yang ditimbulkan namun tingkatan efek samping itulah yang akhirnya membedakan tingkat bahaya yang ditimbulkan.
Sedang penyebab munculnya obat off label itu sendiri secara rinci adalah:
1. Harga yang terjangkau
2. Kemudahan mendapat sediaan 
3. karena dokter dan peneliti lainnya menemukan indikasi lain dan dokter memiliki  hak prerogatif untuk meresepkan dengan indikasi baru tersebut .
4. Karena obat yang ada jarang digunakan untuk suatu penyakit sehingga tidak mengutungkan jika didaftarkan menjadi obat on label.
5. Karena suatu obat tidak hanya memiliki satu macam indikasi atau tujuan penggunaan.
E. Dampak Obat Off Label
Dalam segala sesuatu pasti ada dampak positif dan negatif atau keuntungan dan kerugian. Untuk keuntungan dan kerugian dalam penggunaan obat off label adalah sebagai berikut: 
Keuntungan Kerugian 
1. merupakan pilihan jika tidak ada obat yang memenuhi kebutuhan.
2. Penerapan baru suatu obat. 1. Tidak ada asessment terhadap risk/benefit ratio
2. Resiko tidak diketahui
3. Tidak berdasarkan dengan evidence, kadang hanya berdasarkan opini
4. Dosis belum diteliti
5. Tidak masuk dalam asuransi
Sedang bila kita bandingkan dengan obat-obatan yang telah terdaftar memiliki perbandingan yang sangat signifikan. Berikut keuntungan dan kerugian obat yang telah terdaftar atau obat on label: 
Keuntungan Keuntungan 
1. Resiko lebih rendah
2. Meningkatkan keselamatan pasien
3. Dosis yang digunakann berdasarkan evidence 1. Tidak ada terapi yang efektif pada kondisi medik tertentu
2. Terlalu banyak pembatasan
F. Keamanan Obat Terhadap Anak-anak dan Lansia
Dari seluruh data yang ada maka dapat dikatan bahwa obat off label sangat memberi dampak dalam segala segi, baik dalam dunia kesehatan dan masyarakat. Apalagi ini semua akan sangat berdampak tehadap anak kecil dan para lansia. Dimana seringkali obat-obat yang diresepkan oleh dokter sebenarnya tidak di indikasikan untuk anak-anak namun dikarenakan ada beberapa penyakit tidak memilki obat yang telah terindikasi resmi sehingga dokterpun meresepkan obat-obatan tersebut yang sebenarnya mereka juga kurang nyaman atas persepan tersebut. Namun disisi lain juga ada dokter yang kurang mengetahui dengan obat-obatan yang dia resepkan selama satu tahun terakhir masuk ke dalam kategori yang mana dan apakah itu diindikasikan oleh FDA ataupun BPOM atau tidak.
Disamping itu efek samping yang ditimbulkan terhadap anak-anak ataupun lansia terjadi karena sistem metabolisme dalam tubuh yang berbeda dengan orang dewasa normal. Para lansia memang memiliki fungsi organ seperti orang dewasa normal namun pemberian obat terhadap lansia lebih retan karena fungsi organ tubuh yang mulai menurun dengan bertambahnya usia. 
Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi obat. Seorang anak selalu mengalami  proses pertumbuhan dan perkembangan dan dalam proses ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih dalam proses tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga berkembang.Perbedaan komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi ginjal merupakan sumber perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan dengan umur. Masalah pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis, frekuensi, lama dan cara pemberian. Adapun berbagai pertimbangan pemakaian obat pada anak, yaitu :
1. Faktor farmakokinetik : ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Eksresi).
2. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, apakah obat termasuk lingkup terapi lebar atau sempit
3. Perhitungan dosis
4. Segi praktis pemakaian obat : cara pemberian, kebiasaan, ketaatan.
5. Pertimbangan Farmakokinetika  .
Obat itu sendiri sebelum sampai ke pasaran mengalami uji klinis yang sangat ketat. mulai dari fase 1 sampai dengan 3 namun sebelum mengalami fase ini, obat juga mengalami uji laboratorium atau disebut skrining . Setelah itu Uji klinik fase 1 adalah uji pada manusia sehat, untuk memastikan keamanan obat jika dipakai oleh manusia. Uji klinik fase 2 adalah uji pada manusia dengan penyakit tertentu yang dituju oleh penggunaan obat tersebut, dalam jumlah terbatas atau sedikit, untuk membuktikan efek farmakologi obat tersebut. Uji klinik fase 3 adalah seperti uji klinik fase 2 dengan jumlah populasi yang luas, biasanya dilakukan secara multi center di beberapa kota/negara. Jika hasil uji klinik cukup meyakinkan bahwa obat aman dan efektif, maka produsen akan mendaftarkan pada FDA untuk disetujui penggunaannya untuk indikasi tertentu .
Beberapa kasus yang telah muncul atas penggunaan obat off label di masyarakat seperti,  di bulan Januari 2013, pengadilan di AS membebaskan Mr Caronia dalam kasus US vs Caronia dan dinilai oleh banyak pihak sebagai kemunduran dalam melindungi keamanan pasien (tentu saja kemenangan bagi pabrik farmasi). Kasus ini ditakutkan menjadi awal dari makin memburuknya praktik off label marketing. Mr Caronia di tahun 2005 merekrut dokter-dokter untuk memberitahu dokter-dokter lain kegunaan/penggunaan off-label Xyrem (obat dari perusahaannya). Hal ini dilakukan untuk menghindari aturan regulator yang menyatakan bahwa perusahaan farmasi atau med-rep TIDAK BOLEH mempromosikan off-label use pada dokter. Pengadilan akhirnya membebaskan Caronia dengan alasan FREE OF SPEECH .
Dalam sebuah studi yang diterbitkan awal April 2011 dalam jurnal PLoS Medicine, Aaron S. Kesselheim dari Brigham dan Women’s Hospital, Boston, AS dan rekan-rekannya melaporkan kalau praktek pemasaran off-label paling sering juga paling sulit diawasi lewat pendekatan pengaturan eksternal. Mereka menemukan tiga tujuan utama program pemasaran off-label: perluasan penggunaan obat untuk penyakit yang tidak diizinkan, perluasan ke subtipe penyakit yang tidak diizinkan, dan perluasan ke strategi dosis obat yang tidak diizinkan, khususnya dosis yang lebih tinggi .
G. Kehalalan Obat
Kehalalan segala sesuatu yang masuk kedalam tubuh bagi kita sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim itu penting adanya. Karena di dalam segala sesuatu yang masuk kedalam tubuh kita entah itu berbentuk makanan, minuman ataupun obat-obatan itu seluruhnya menentukan akhirat setiap hambaNya. Sepeti dalam Ayat ke 88 surat Al-maidah sebagai berikut:
وَكُلُوا مِمّا رَزَقَكُمُ اللهُ حلالاً طَيِّباً واتَّقُوا اللهَ الَّذى أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ (الماءدة 88)
Artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”    
Maka semakin jelaslah dalam ayat ini, Allah bukan hanya memerintahkan untuk memakan makanan yang halal namun juga thayib.
Di Indonesia terdapat badan yang mengurusi tentang pelegalan obat dan makanan yaitu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan lembaga yang yang didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengurusi kehalalan produk makanan dan turunanya serta kosmetika. Lembaga itu adalah Lembaga Pengawasan Pangan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia atau yang disebut LPPOM MUI adalah lembaga yang bertugas kuat untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan turunannya, obat-obatan dan produk kosmetika apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi pengajaran agama Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada layanan masyarakat .
Namun walau dengan adanya lembaga ini, masyarakat pada umumnya belum dapat bernafas lega. Karena sertifikat halal itu sendiri belum ada untuk obat-obatan pada khususnya. 
Karena menurut Mentri Kesehatan (Menkes) Nafisiah Mboi, dia menyatakan bahwa produk farmasi seperti obat dan vaksin itu tidak dapat diberikan sertifikat halal karena memang mengandung bahan haram sehingga tidak bisa disertifikasi. Contohnya, walaupun bahan vaksin tidak mengandung babi, tapi katalisatornya itu mengandung unsur babi. Sehingga tidak bisa dinilai kehalalannya .
Alasan lain mengapa masyarakat belum bisa tenang adalah karena menurut Prof dr Jurnalis Uddin , 99% dokter tidak tahu tentang kehalalan obat yang diresepkannya. Beberapa obat memang mencantumkan dengan jelas sumber bahannya. Misalnya pada obat LOVENOX buatan Aventis yang menuliskan “bersumber babi” pada kemasannya. Obat tersebut merupakan hepharin (berfungsi mengencerkan darah) yang dipakai bagi penderita penyakit jantung. Namun sayangnya obat yang dipakai dengan cara disuntikkan itu hanya menginformasikannya pada kemasan luar. Ada dokter yang memberitahukan hal tersebut pada pasien, tetapi banyak juga yang tidak memberitahukan. Akibatnya pasien yang tidak diinformasikan oleh dokter tidak akan mengetahui hal tersebut. Celakanya lagi, sebagian besar dokter tidak mengetahui status kehalalan obat-obatan yang digunakan untuk para pasiennya tersebut . 
Dan hingga kini kita sebagai seorang muslim masih harus tetap berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan apalagi obat off label. Selain belum adanya kejelasan tentang indikasinya, status kehalalan pun masih perlu dipertanyakan. Karena obat-obatan yang notabene sudah menjadi ‘obat on label’ saja, lembaga yang terkait belum dapat memberikan jaminan kehalalannya apalagi obat yang masih berstatus ‘obat off label’.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan obat label seharusnya dimungkinkan didukung clinical evidence yang kuat. Maka dari itu peran seorang apoteker sangat diperlukan diberbagai bidang kesehatan, khususnya di apotek yang dimana apotek adalah tempat dimana seorang pasien mendapatkan sediaan farmasi secara legal.
Apoteker perlu selalu meng-update informasi obat sekaligus kategorinya dan memahami cara mencari the best evidence. Karena bila seorang apoteker out to date tentang informasi obat maka informasi yang diberikan dapat menimbulkan keraguan terutama terhadap pasien yang juga mengetahui tentang dunia kesehatan.
Peningkatan komunikasi dengan klinisi, terutama dalam pemberian obat off label sangat diperlukan guna memberikan informasi yang tepat terhadap pasien. Sehingga resiko efek samping yang ditimbulkan dapat semakin diperkecil.
B. Penutup
Dengan selesainya Tugas Ujian Akhir Semester ini, semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang telah membacanya dan  semoga dapat menjadi referensi bagi yang lain.





DAFTAR PUSTAKA
Dikutip dari seminar Pharma Days,”Mengupas Peran Praktisi Kesehatan Dalam Penggunaan Obat Off Label di Indonesia”, Piogama, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 15 Nov 2014
Dikutip dari Seminar “Halal food”, CIOS, Universitas Darussalam Gontor, Siman, Ponorogo, 21 Nov 2014 
Siswondo & Soekardjo, Bambang, Prinsip-Prinsip Rancangan Obat, Airlangga University Press, Surabaya, 1998, hal. 84
Media Islam, diakses dari Wahyudyaningsih.blogspot.com, pada 15 Des 2014, 11.48
Dapur Farmasi, “Obat-obatan tidak Lazim (Obat off label”), diakses dari rina-infofarmklin.blogspot.com, pada 13 des 2014, 16.30
Ikawati, Zullies, ”Obat off-label”, diakses dari Zulliesikawati.wordpress.com, pada 14 des 2014, 09.30
Seminar obat kategori off label, Fakultas Farmasi Univ. Airlangga, www.ff.unair.ac.id, 14 Des 2014, 12.09
Farmakoterapi-info, diakses dari  yosefw.wordpres.com, pada 14 Des 2014, 10.25
Hati-hati terhadap obat off label, diakses dari kesehatan.kompasiana.com, pada 13 Des 2014, 16.32
Pemasaran obat off label di AS menjamur dan sulit dikendalikan, www.faktailmiah.com
Dunia Obat, diakses dari imam967.blogspot.com, 14 Des 2014, 09.15
“LPPOM MUI”, diakses dari Wikipedia.com, pada 14 Des 2014, 10.09
Kehalalan obat 99% dokter tidak tahu, sumber jurnal Halal LPPOM MUI, diakses dari www.facebook.com, pada 14 Des 2014, 11.35




Sunday 29 March 2015

Apa yang salah?


Mungkin tak ada yang salah hingga saat ini. Aku melihat lagi cacatanku waktu KMI yang membawa ku ke masa lalu. Masa yang sekarang aku tertawakan karena aku berbuat sesuatu yang aneh dulu. Ini coretanku dulu. Waktu galau-galaunya pas temen-temen SMP ku mau UN SMA
‘Aku Bukan Seorang Putih Abu-abu’
Bukan seragam putih abu-abu yang ku pakai, bukan juga gelar menjadi seorang siswi SMA yang ku sandang. Bukan pelajaran umum yang ku pelajari, bukan juga kelas IPA, IPS ataupun Bahasa yang ku dalami. Bukan rasa seorang anak yang bertambah dewasa yang ku rasa. Bukan urusan besok mau berkegiatan apa ataupun hang out kemana yang ku pikirkan. Semua tak ku rasa, semua tak pernah ku jamah karena memang semuanya tlah berbeda.
Aku bukan seorang putih abu-abu. Aku mendapatka gelar santriwati. Pelajaran berjurusan akhiratpun yang ku pelajari. Ilmu agama yang sedang ku dalami. Tak mungkin ku berfikir tuk berkegiatan apa besok. Karena banyak kegiatan dalam waktu singkat telah menanti. Hanya satu cap yang selalu nempel di jidatku,’anak taksivi, eah buku pegangannya’
Yayaya memang saat itu rasanya pusing sekali dengan pelajaran yang tak pernah ku mengerti apa keguannaannya. Tapi saat sekarang aku sering menoleh ke belakang, malah aku sekarang bisa bersyukur karena pernah hidup dikehidupan yang tak banyak anak sebayaku dulu pilih. Yah untuk hidup jauh dari orang tua dan jauh terasing di tempat yang tak pernah aku kenal. Bahkan orang tuaku pun tak pernah mengenal yang namanya dunia pesantren.
Ternyata saat kelulusan bukan hanya aku yang bersyukur (bersyukur karena sebentar lagi kembali ke dunia nyataku#rencana cuma ngabdi), orang tuakupun ikut bersyukur. Dengan kalimat mereka saat mendengarku mendapat tempat pengabdian sebagai mahasiswi murni. Dan kalian tahu apa kalimat mereka pertama kali? “Alhamdulillah, do’a bapak dan ibu terkabul”(#berfikir tentang kalimat ortu). Sempat shock sesaat kayak di sambar petir tapi sesaatnya sampek satu semester lebih. Nilaiku entahlah tak karuan saat itu. Itu tamparan pertamaku karena sebenarnya hingga kelulusanku aku belum terima dengan jalan hidupku yang berbeda dengan teman dan saudara-saudariku.
Tapi ternyata Allah memberiku tamparan sekali lagi atas ketidak syukuranku. Melalui temanku yang baru pulang ke rumahnya yang ada di malang. Saat dia di kereta ada orang menannyainya.”Dari pondok ya dek” temenku langsung jawab “iya”. Trus si mas-masnya tanya lagi,”kenapa sekolah di pondok dek? Disuruh orang tua y..”dengan sedikit nada meledek pada temanku. Temanku diam sesaat lalu berkata,”enggak, itu keinginan sendiri, yah apa salahnya menyisihkan sedikit dari umur kita untuk hidup di pondok dan mempelajari ilmu Allah?”. Kata temenku sih dia langsung di kasih tepuk tangan dan perkataan 'awesome' ama masnya setelah menjawab seperti itu. Dan aku juga melakukan itu untuknya.
Kini aku sadar, memang tak ada salahnya aku tak merasakan seperti apa yang di rasakan teman SMP ku dulu. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu Allah yang belum tentu orang cerdas bisa menjiwainya. Bukan hanya sekedar tahu tapi paham dan menjalaninya. Memang tak ada salahnya hidup di miniatur masyarakat kecil untuk membangun masyarakat besar yang lebih baik. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu keikhlasan dan kesabaran yang tak ada di kurikulum Indonesia. Memang tak ada salahnya mencoba memandang dunia dari sisi lain.

Semuanya tlah menjadi kesyukuran yang tak terhingga. Karena aku pernah menjadi bagian dari Gontor. Yang akan melanjutkan syiar agama denga ilmu yang tela ku dapat. Walau mungkin hanya sedikit. Tapi mungkin itu akan berharga bagi orang lain. Alhamdulillah..

Friday 27 March 2015

Save the life with your blood

Luar biasa, antusias yang diberikan oleh warga darussalam di hari jum’at tanggal 27 Maret 2014 dalam acara donor darah yang dilaksanakan di Gedung Iran Gontor Putri 1. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shaidalah dan Himpunan Mahasiswa Gizi Al-ghiza Universitas Darussalam Gontor yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Kabupaten Ngawi.
Acara yang dalam wacananya akan dijadikan acara tahunan ini dapat menjadi wadah penyaluran rasa ingin menolong antar sesama manusia. Pada pukul 08.00 WIB acara ini dimulai. Sekitar 100 kantong darah terkumpul dalam acara sosial ini. Yang dimana pesertanya berasal dari para mahasiswi guru dan mahasiswi murni Universitas Darussalam Gontor. Selain para peserta mendonorkan darah. Mereka juga dapat mengetahui golongan darah masing-masing.
Dalam acara ini juga diadakan konsultasi gratis dengan para ahli gizi. Tempata penyelenggaraannya pun masih di gedung yang sama. Beberapa dari mereka mengkonsultasikan tentang keinginan mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat dan cocok dengan keadaan yang ada di pondok pesantren. Acara ini dilaksankan hingga pukul 11.30 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 13.30 WIB hingga seluruh para pendonor dapat menyalurkan keinginannya untuk menyumbangkan darah mereka.
Namun sangat disayangkan, di dalam acara ini masih ada para calon pendonor yang kurang dalam keseriusannya di acara ini. Sehingga ada dari mereka yang hanya ingin skrining dan mengetahui golongan darah mereka saja. Sehingga membuat antrian para pendonor lain semakin panjang.
Semoga acara ini dapat menjadi batu loncatan dalam pemberian pendidikan non akademik baik untuk para panitia, mahasiswi dan para santriwati yang menglihat serta mengikuti acara ini. Dan untuk kedepannya semoga acara-acara yang mungkin serupa dapat terlaksana lebih baik lagi.



Thursday 26 March 2015

Edukasi Lapangan UNIDA Putri

SEMARANG-Mahasiswi Prodi Farmasi Universitas Darussalam Gontor melakukan beberapa kunjungan ke tempat industri farmasi yang berada di Semarang. Unjungan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015. Tujuan dari kunjungan ini sendiri adalah untuk mengenalkan kepada para mahasiswi tentang pekerjaan para farmasis yang ada di bidang farmasi serta untuk membangun kerjasama yang memungkinkan di antara kedua belah pihak untuk di waktu



mendatang.
Tujuan pertama dari kunjungan ini adalah Kimia Farma Plant Semarang yang beralamat JI. Simongan Semarang 50147. Kimia Farma plant Semangat ini khusus memproduksi produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak).Sebenarnya diwaktu itu juga ada rapat untuk seluruh manager Kimia Farma namun sebuah kebahagiaan bagi Para mahasiswi farmasi dapat disambut langsung oleh bapak Hendra Farma Johar selaku Manager Kimia Farma Plant Semarang.
Sebelum memulai pembahasan tentang perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini. Ada beberapa kata yang membuat kami terkesan. Dalam sambutanya bapak Hendra menyampaikan,”Sebenarnya ijazah dari Gontor itu lebih berharga dari pada ijazah sebagai seorang farmasis dan ijazah yang paling berharga bagi Gontor adalah ijazah dari masyarakat karena sekarang ini banyak lulusan farmasi namun belum ada lulusan farmasi yang berlatar belakang pendidikan pondok”. Walau beliau bukanlah seseorang yang berlatar belakang pesantren namun beliau menyatakan sangat antusias dengan kedatangan kami.
Di dalam penjelasannya mengenai Kimia Farma ini kami membahas tentang sejarah PT. Kimia Farma Tbk, SBU manufaktur kimia, Kimia Farma plant Semarang, GMP (Good Corporate Covernance) dan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Harapan dari PT Kimia Farma Tbk untuk tahun 2016 adalah membangun 1000 apotek di seluruh Indonesia. Sedang Langkah yang telah ditempuh untuk mewujudkan harapan tersebut adalah pada tahun 2011 jumlah apotek telah berjumlah 300an dan untuk di tahun 2014 telah mencapai 627 apotek. Kendala yang dihadapi oleh PT Kimia Farma Tbk yang notabene milik BUMN antara lain dalam pengembangan bisnis, pengoptimalan SDM yang sudah ada dan dalam pengambilan keputusan karena perlu melalui persetujuan direksi, komisaris dan atau mentri terkait. Acara kunjungan di Kimia Farma ini berakhir setelah sholat dan menyantap makan siang yang telah disediakan oleh perusahaan.
Pada jam 13.30 WIB kunjungan dilanjutkan  ke  jamu PT Njonja Mener yang didirikan oleh ibu Lom Ming You atau Noni Mener yang sekarang telah dikelola oleh generasi ketiga. Dengan membawa motto ‘Tradisi mutu terbaik untuk kesehatan dan kecantikan’ PT Njonja Mener ini masih berdiri hingga sekarang. Setelah mendapatkan beberapa penjelasan dari pengelola, para mahasiswi diajak untuk melihat-lihat Museum Nyonya Mener yang telah didirikan sejak 18 Januari 1984 yang di resmikan oleh ibu Tien Soeharto. Yang dimana berisi koleksi pribadi ibu Menir, aneka bahan jamu dan aneka jenis jamu produksi Nyonya Mener.

Kunjungan ini diakhiri dengan bersilaturahmi dan santap malam ke rumah salah satu mahasiswi farmasi yang ada di daerah Bawean. Banyak ilmu yang kami dapat dari acara yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shoidalah ini. Dari ilmu industri kefarmasian hingga pelajaran hidup dalam mengelola suatu usaha hingga menjadi besar seperti sekarang ini. Semoga acara-acara kemahasiswaan yang selanjutnya dapat menjadi sarana pengembangan mahasiswa untuk membentuk para scientis-scientis yang berlatar belakang keislaman yang kuat.

Sunday 22 March 2015

Pensi UNIDA Putri Perdana

Tepat pada tanggal 1 maret 2015 malam, Aula Kuliyatul Banat mulai disesaki oleh para penonton yang berasal dari para mahasiswi guru dan siswi KMI kelas 6 dari Gontor Putri 1, 2 dan 3. Tak kurang para hadirin yang ada sekitar 800 penonton yang siap menyaksikan perhelatan Pentas Seni 2015 Perdana yang diselenggarakan oleh Mahasiswi Murni Universitas Darussalam Gontor Divisi Mantingan.
Dalam pidatonya Al-ustad Soeharto, M.Pd.I selaku Wakil Pengasuh Gontor Putri 1 meyampaikan,”Acara ini bukanlah hanya sekedar hiburan tetapi karena yang menampilkan karena mahasiswi Unida perdana maka pastinya ini menjadi hiburan yang syarat akan nilai dan pendidikan serta hiburan yang penuh dengan kreatifitas”. Dan itu memang ada dalam pagelaran ini dimana dalam acara ini kami mengusung tema Soul of Health didalam jiwa yang sehat terdapat pikiran perkatan dan pebuatan yang sehat pula.
Persiapan yang sesungguhnya kami persiapkan tak lebih dari dua minggu. Yang dimana singkat cerita, sebenarnya sebulan sebelum pentas ini digelar kami berkumpul untuk penetapan voting tentang penyelenggaraan acara ini. Karena kekurang seriusan latihan dan persiapan yang kita semua lakukan selama sebulan sebelum acara. Dan setelah itu perjuangan kami baru dimulai lagi dengan niat dan kesepakatan yang baru. Latihan dan tugas kuliah menggugunung harus saling berjalan seiring seimbang karena kami mahasiswi murni yang dimana tugas kami adalah untuk menjalankan seluruh perkuliahan sepenuhnya dengan semaksimal mungkin. Acara yang disajikan dalam acara ini antara lain Choir, Breking News, Drama, Tari Daerah, Puisi, Pop singer dan acara ditutup dengan Tari Kombinasi.
Lelah, letih dan kurang tidur yang kami alami. Demi memberikan penampilan yang spektakuler di malam itu terbayar dengan riuh sorak sorai dan tepuk tangan yang mengiringi jalannya acara menjadi suatu bentuk ketertarikan dan betapa mereka antusias terhadap perhelatan ini. Serta itu juga menjadi penyemangat bagi kami untuk memberikan penampilan yang semaksimal mungkin.
Kau tak sendiri ku slalu bersamamu temani aku sampai habisnya waktu
Biarkan saja hidup tak mudah asalkan kau selalu ada
Potongan lirik lagu diatas pun mengiringi acara penutupan kami tean pukul 23.30 WIB. Banyak kesan, do’a dan acungan jempol yang kami dapat dari acara ini. Serta harapan dari mereka untuk berkarya lebih dan sedikit ikut berkontribusi dalam kegiatan KMI.

(late post)




Berbagi Senyuman Kecil Untuk Mereka


Penyerahan Bantuan Simbolis
Foto bersama anak panti putri
Akhirnya dari beberapa proposal kegiatan yang telah disetujui oleh pihak kampus salah satunya terlaksana pada hari ahad tanggal 22 Maret 2015. Terdengar kegaduhan kecil di kampus Universitas Darussalam Putri divisi Mantinganpun dimulai. Serentet persiapan yang telah dilakukan oleh para mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi yang berjumlah tiga puluh mahasisiwi


Penyuluhan
sejak semalam dan di pagi hari ahad akan menemukan puncaknya. Tepat pukul 06.00 WIB. Para mahasiswi Universitas Darussalam Gontor ini meninggalkan kampus tercinta menuju Yayasan kesejahteraan Muslimat NU Panti dan Non Panti Asuhan Asyarifah yang beralamat di Jalan Baiturrahman No. 7 Beran Ngawi. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, para mahasiswi pun tiba di lokasi tujuan. Sapaan hangat dari pengelola panti tak luput kami rasakan. Jabatan tangan dan candaan kecil mulai tercipta diantara kami. Walau dengan persiapan yang secepat kilat untuk menyiapkan segala sesuatu di tempat acaranya. Tapi itu cukup bisa membagi sedikit kebahagiaan kepada mereka.
Dalam sambutannya, Pengasuh Panti Asuhan Asyarifa menjelaskan. Bahwa jumlah dari keseluruhan anak asuh yang berada di bawah yayasan ini sebanyak 52 anak yang terdiri dari anak panti dan non panti. Dengan bervisikan lembaga yang berguna sebagai wahana kegiatan ibadah dan layanan sosial. Maka lembaga inipun telah mendapat kepercayaan dan dukungan dari masyarakat dalam pengelolaannya. 
 Di dalam acara ini para Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor berbagi ilmu tentang kefarmasian yang berupa penyuluhan tentang Cara Cerdas dalam Menggunakan obat. Tak hanya itu materi penyuluhan juga menyoroti tentang masalah remaja masa kini namun masih dalam bidang kesehatan. Antusiasme para penghuni santri terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mereka walau terkadang ada pertanyaan yang tidak sesuai dengan materi yang kami sampaikan. 
Suasana Perlombaan
Suasana Perlombaan
Penyuluhan yang berdurasi sekitar satu jam itu. Menjadi gerbang kehangatan dalam keluarga panti ini. Tak berhenti sampai disitu kehangatan itu mulai memecahkan tawa diantara kita saat perlombaan dimulai. Meski lomba-lomba yang kami sajikan sederhana. Tapi kebersamaan yang tercipta diantara kami lebih berharga. Acara yang ditutup dengan pembagian dan persembahan sebuah lagu Najwa Latief yang berjudul Sahabat dari seluruh mahasiswi Universitas Darussalam menambah rasa tali persaudaraan. Tak disangka cinta kami kepada mereka tak bertepuk sebelah tangan. Tepat setelah lagu selesai salah satu tangan yang terangkat menjadi pusat perhatian kami. Ternyata pemilik tangan itu ingin memberikan sebuah lagu untuk kami. Dengan merdu lagu dari Stinky dengan judul Mungkinkah menambah keharuan dalam hati kami. 
Pelajaran yang tak akan pernah bisa terbeli oleh uang. Di hari ahad itu kami dapatkan, bukan harta berlimpah yang dapat memberikan sebuah senyuman kecil dengan ikhlas. Namun kebersamaan dan pendidikan secara langsunglah yang dapat membesarkan para generasi pembangun negri ini.

Wednesday 4 March 2015

Geliat Obat Off Label di Masyarakat



DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB I
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Pembuatan Karya Tulis ........................................................ 2
C. Perumusan Masalah .......................................................................... 2
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 2
BAB II
A. Pengertian obat dan penggolongannya ............................................... 3
B. Pengertian obat off label
C. Pengelompokan obat off label ........................................................... 8
D. Penyebab munculnya obat off label .................................................. 4
E. Dampak obat off label ....................................................................... 4
F. Keamanan obat terhadap anak-anak dan lansia ................................. 5
G. Kehalalan obat ................................................................................... 8
BAB III
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Penutup .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sakit, adalah sesuatu yang memang biasa dialami oleh setiap manusia bahkan tak ada satu orang pun di dunia ini yang belum pernah mengalami rasa sakit ataupun terserang oleh suatu penyakit. Karena semua itu adalah kodrat yang telah diberikan oleh Allah SWT. terhadap setiap hambanya yang ada dimuka bumi ini seperti yang dialami oleh makhlukNya yang lain. Dan barang tentu jika Allah memberikan penyakit pasti Allah juga memberi obatnya. Seperti dalam Hadist:
“Allah telah menurunkan penyakit dan penawarnya dan Dia telah menentukan setiap penawar untuk setiap penyakit. Jadi rawatlah dirimu sendiri dengan menggunakan obat-obatan sekuatmu, tetapi jangan menggunakan sesuatu yang jelas-jelas dilarang.” 
(HR. Abu Dawud dari Abu Al-Darda) 
Di zaman sekarang ini tak hanya hewan ataupun tumbuhan yang bila terkena penyakit mendapatkan obat, manusiapun sudah tentu mendapat obat didalam proses penyembuhannya. Namun jarang yang menyadari tentang tipe obat yang baik untuk proses penyembuhan. Banyak dari mereka yang menggunakan obat berdasarkan pengalaman orang lain tanpa menyelidiknya lebih lanjut. 
  Bermacam-macam obat dari waktu ke waktu mengalami banyak variasi dan inovasi. Mulai dari obat tradisional seperti jamu, fitofarmaka dan obat herbal terstandar hingga obat kimia yang dibagi dalam jenisnya menjadi obat generik , obat jadi  dan obat paten . 
Didalam obat sintetis terdapat obat yang disebut dengan  ‘obat off label’. Obat ini sudah sangat biasa digunakan dikalangan masyarat, bukan hanya di Indonesia obat ini pun juga digunakan di berbagai belahan dunia walau belum banyak yang mengetahui tentang keberadaan obat ini. Dalam penggunaannya pun terkadang digunakan hanya sebagai obat pendamping obat on label atau obat off label digunakan sebagai obat utama dalam proses penyembuhan.
Banyak sebab yang menjadi alasan bagi masyarakat dalam penggunaan obat off label ini. Keterjangkauan harga obat bagi masyarakat menengah ke bawah khususnya. Diduga sebagai penyebab utamanya namun disamping itu juga karena sangat mudah dalam mendapatkan obat bentuk sediaan ini. Dalam peresepannya pun obat ini terkadang digunakan dengan proses mulut ke mulut. Padahal semua itu tak dapat dibenarkan karena tak semua obat yang digunakan oleh satu orang untuk pengobatan cocok dengan orang yang lain. Karena belum tentu gejala yang sama mengakibatkan penyakit yang sama pula. Disamping itu sebenarnya obat yang bagus adalah obat yang semakin spesifik untuk penyakit yang disembuhkannya. Hal inilah yang dapat membahayakan nyawa kita sendiri atau bahkan orang lain.
B. Tujuan
Disusunya karya tulis ini dengan tujuan:
1. Mengupas permasalahan yang ada di masyarakat tentang penggunaan obat off label
2. Memberi pengetahuan tentang tipe obat-obatan
C. Perumusan Masalah
Didalam karya tulis ilmiah ini saya akan membahas tentang:
1. Apa itu obat off label?
2. Apa penyebab munculnya obat off label?
3. Sejauh mana dampak positif dan negative yang ditimbulkan oleh obat off label dalam dunia kesehatan dan masyarakat?
4. Kategori obat off label dan contoh-contohnya
5. Sejauh mana usaha yang dilakukan lembaga terkait dalam pengendalian penggunaan obat off label?
6. Apa status obat bila ditinjau dari kehalalannya?
D. Metode Pengumpulan Data
Penyusunan karya tulis ini menggunakan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung atau dengan data sekunder atau juga bisa diartikan data yang diperoleh penulis dari sumber yang sudah ada. Penulis menggunakan data yang berbentuk catatan, dokumentasi, seminar, majalah atau internet dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat dan Penggolongannya
Obat adalah bahan atau panduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan atau peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan biologis.
Obat digolongkan menjadi 6:
1. Obat bebas terbatas : sama dengan obat bebas, tanpa resep. Memiliki ciri lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam dan harus mencantumkan tanda peringatan P.
2. Obat keras. Memiliki ciri lingkaran bulat berwarna merah dengan huruf K di dalam lingkaran tersebat dan pada bungkus luar harus dicantumkan “harus dengan resep dokter”.
3. Obat bebas.
4. Obat Wajib Apoteker (OWA): obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter.
5. Narkotika: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
6. Psikotropika: zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Tujuan penggolongan obat itu sendiri adalah meningkatkan keamanan, ketetapan penggunaan obat dan pengamanan distribusi. 
B. Pengertian Obat Off Label
Obat off label adalah obat yang teregistrasi dan bukan obat yang sedang dalam penelitian yang disetujui oleh komite etik. Sedang penggunan obat off label adalah praktek peresepan obat di luar indikasi obat atau kelompok populasi tertentu yang disetujui oleh lembaga berwenang dan tertulis dalam labelnya .
Menurut Dra. Rina Moretha, M.Farm Klin, Apt Obat Off Label adalah Obat-obat yang diresepkan dokter  dengan indikasi tidak lazim, indikasi baru  dengan dosis, rute atau usia pasien yang berbeda dari informasi yang tercantum dalam brosur yang di setujui oleh FDA (Food and Drug administration) dan obat tetap memenuhi kriteria keamanan dan efikasi .
obat off-label adalah penggunaan obat di luar indikasi yang disetujui oleh lembaga yang berwenang. Lembaga berwenang itu kalau di Amerika adalah Food and Drug Administration (FDA), sedangkan di Indonesia adalah Badan POM. Tetapi karena umumnya obat-obat yang masuk ke Indonesia adalah obat impor yang persetujuannya dimintakan ke FDA, maka bisa dibilang bahwa indikasi yang dimaksud adalah indikasi yang disetujui oleh FDA .
Obat-obat dengan indikasi tidak lazim (Unusual / Off Label Drug Use) adalah obat-obat yang diresepkan dokter dengan indikasi baru dan dosis, rute, lama serta untuk usia yang berbeda yang tidak tercantum dalam informasi obat yang disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) atau Badan POM. Banyak obat yang termasuk dalam golongan ini diresepkan dan digunakan oleh penderita untuk tujuan peresepan tersebut .
Dari seluruh penjelasan yang telah disampaikan di atas dapat disimpukan bahwa obat off label adalah obat yang terdaftar di lembaga terkait seperti FDA (Food and Drug Administration) untuk lembaga dunia dan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) untuk lembaga yang ada di Indonesia namun dalam penggunannya di masyarakat telah terjadi penyimpangan dari indikasi yang tertulis di dalam obat.
C. Pengelompokan Obat Off Label
Dalam pengkategorian obat off label jika mengacu pada kesesuaian antara praktek penggunaan yang tertulis dalam label/summary of product characteristis (SmPC), diperoleh beberapa jenis pemakaian obat off label:
1. Off label indication : ketidak sesuaian dengan indikasi yang tertulis/disetujui
2. Off label age: ketidaksesuaian dengan usia yang tertulis/disetujui
3. Off label dosing: ketidaksesuaian dosis yang tertulis/disetujui
4. Off label sub-group population: ketidak sesuaian dengan kelompok populasi yang tertulis/disetujui 
Dalam penggunaan obat off-label sendiri ada dua jenis:
1. obat disetujui untuk mengobati penyakit tertentu, tapi kemudian digunakan untuk penyakit yang sama sekali berbeda. Misalnya amitriptilin yang disetujui sebagai anti depresi, digunakan untuk mengatasi nyeri neuropatik.
2. obat disetujui untuk pengobatan penyakit tertentu, namun kemudian diresepkan untuk keadaan yang masih terkait, tetapi di luar spesifikasi yang disetujui. Contohnya adalah Viagra, yang diindikasikan untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pria, tetapi digunakan untuk meningkatkan gairah sexual buat pria walaupun mereka tidak mengalami impotensi atau disfungsi ereksi .
D. Penyebab Munculnya Obat Off Label
Secara umum baik obat tradisional maupun obat kimia tetap memilki efek samping yang ditimbulkan namun tingkatan efek samping itulah yang akhirnya membedakan tingkat bahaya yang ditimbulkan.
Sedang penyebab munculnya obat off label itu sendiri secara rinci adalah:
1. Harga yang terjangkau
2. Kemudahan mendapat sediaan 
3. karena dokter dan peneliti lainnya menemukan indikasi lain dan dokter memiliki  hak prerogatif untuk meresepkan dengan indikasi baru tersebut .
4. Karena obat yang ada jarang digunakan untuk suatu penyakit sehingga tidak mengutungkan jika didaftarkan menjadi obat on label.
5. Karena suatu obat tidak hanya memiliki satu macam indikasi atau tujuan penggunaan.
E. Dampak Obat Off Label
Dalam segala sesuatu pasti ada dampak positif dan negatif atau keuntungan dan kerugian. Untuk keuntungan dan kerugian dalam penggunaan obat off label adalah sebagai berikut: 
Keuntungan Kerugian 
1. merupakan pilihan jika tidak ada obat yang memenuhi kebutuhan.
2. Penerapan baru suatu obat. 1. Tidak ada asessment terhadap risk/benefit ratio
2. Resiko tidak diketahui
3. Tidak berdasarkan dengan evidence, kadang hanya berdasarkan opini
4. Dosis belum diteliti
5. Tidak masuk dalam asuransi
Sedang bila kita bandingkan dengan obat-obatan yang telah terdaftar memiliki perbandingan yang sangat signifikan. Berikut keuntungan dan kerugian obat yang telah terdaftar atau obat on label: 
Keuntungan Keuntungan 
1. Resiko lebih rendah
2. Meningkatkan keselamatan pasien
3. Dosis yang digunakann berdasarkan evidence 1. Tidak ada terapi yang efektif pada kondisi medik tertentu
2. Terlalu banyak pembatasan
F. Keamanan Obat Terhadap Anak-anak dan Lansia
Dari seluruh data yang ada maka dapat dikatan bahwa obat off label sangat memberi dampak dalam segala segi, baik dalam dunia kesehatan dan masyarakat. Apalagi ini semua akan sangat berdampak tehadap anak kecil dan para lansia. Dimana seringkali obat-obat yang diresepkan oleh dokter sebenarnya tidak di indikasikan untuk anak-anak namun dikarenakan ada beberapa penyakit tidak memilki obat yang telah terindikasi resmi sehingga dokterpun meresepkan obat-obatan tersebut yang sebenarnya mereka juga kurang nyaman atas persepan tersebut. Namun disisi lain juga ada dokter yang kurang mengetahui dengan obat-obatan yang dia resepkan selama satu tahun terakhir masuk ke dalam kategori yang mana dan apakah itu diindikasikan oleh FDA ataupun BPOM atau tidak.
Disamping itu efek samping yang ditimbulkan terhadap anak-anak ataupun lansia terjadi karena sistem metabolisme dalam tubuh yang berbeda dengan orang dewasa normal. Para lansia memang memiliki fungsi organ seperti orang dewasa normal namun pemberian obat terhadap lansia lebih retan karena fungsi organ tubuh yang mulai menurun dengan bertambahnya usia. 
Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi obat. Seorang anak selalu mengalami  proses pertumbuhan dan perkembangan dan dalam proses ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih dalam proses tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga berkembang.Perbedaan komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi ginjal merupakan sumber perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan dengan umur. Masalah pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis, frekuensi, lama dan cara pemberian. Adapun berbagai pertimbangan pemakaian obat pada anak, yaitu :
1. Faktor farmakokinetik : ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Eksresi).
2. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, apakah obat termasuk lingkup terapi lebar atau sempit
3. Perhitungan dosis
4. Segi praktis pemakaian obat : cara pemberian, kebiasaan, ketaatan.
5. Pertimbangan Farmakokinetika  .
Obat itu sendiri sebelum sampai ke pasaran mengalami uji klinis yang sangat ketat. mulai dari fase 1 sampai dengan 3 namun sebelum mengalami fase ini, obat juga mengalami uji laboratorium atau disebut skrining . Setelah itu Uji klinik fase 1 adalah uji pada manusia sehat, untuk memastikan keamanan obat jika dipakai oleh manusia. Uji klinik fase 2 adalah uji pada manusia dengan penyakit tertentu yang dituju oleh penggunaan obat tersebut, dalam jumlah terbatas atau sedikit, untuk membuktikan efek farmakologi obat tersebut. Uji klinik fase 3 adalah seperti uji klinik fase 2 dengan jumlah populasi yang luas, biasanya dilakukan secara multi center di beberapa kota/negara. Jika hasil uji klinik cukup meyakinkan bahwa obat aman dan efektif, maka produsen akan mendaftarkan pada FDA untuk disetujui penggunaannya untuk indikasi tertentu .
Beberapa kasus yang telah muncul atas penggunaan obat off label di masyarakat seperti,  di bulan Januari 2013, pengadilan di AS membebaskan Mr Caronia dalam kasus US vs Caronia dan dinilai oleh banyak pihak sebagai kemunduran dalam melindungi keamanan pasien (tentu saja kemenangan bagi pabrik farmasi). Kasus ini ditakutkan menjadi awal dari makin memburuknya praktik off label marketing. Mr Caronia di tahun 2005 merekrut dokter-dokter untuk memberitahu dokter-dokter lain kegunaan/penggunaan off-label Xyrem (obat dari perusahaannya). Hal ini dilakukan untuk menghindari aturan regulator yang menyatakan bahwa perusahaan farmasi atau med-rep TIDAK BOLEH mempromosikan off-label use pada dokter. Pengadilan akhirnya membebaskan Caronia dengan alasan FREE OF SPEECH .
Dalam sebuah studi yang diterbitkan awal April 2011 dalam jurnal PLoS Medicine, Aaron S. Kesselheim dari Brigham dan Women’s Hospital, Boston, AS dan rekan-rekannya melaporkan kalau praktek pemasaran off-label paling sering juga paling sulit diawasi lewat pendekatan pengaturan eksternal. Mereka menemukan tiga tujuan utama program pemasaran off-label: perluasan penggunaan obat untuk penyakit yang tidak diizinkan, perluasan ke subtipe penyakit yang tidak diizinkan, dan perluasan ke strategi dosis obat yang tidak diizinkan, khususnya dosis yang lebih tinggi .
G. Kehalalan Obat
Kehalalan segala sesuatu yang masuk kedalam tubuh bagi kita sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim itu penting adanya. Karena di dalam segala sesuatu yang masuk kedalam tubuh kita entah itu berbentuk makanan, minuman ataupun obat-obatan itu seluruhnya menentukan akhirat setiap hambaNya. Sepeti dalam Ayat ke 88 surat Al-maidah sebagai berikut:
وَكُلُوا مِمّا رَزَقَكُمُ اللهُ حلالاً طَيِّباً واتَّقُوا اللهَ الَّذى أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ (الماءدة 88)
Artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”    
Maka semakin jelaslah dalam ayat ini, Allah bukan hanya memerintahkan untuk memakan makanan yang halal namun juga thayib.
Di Indonesia terdapat badan yang mengurusi tentang pelegalan obat dan makanan yaitu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan lembaga yang yang didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengurusi kehalalan produk makanan dan turunanya serta kosmetika. Lembaga itu adalah Lembaga Pengawasan Pangan Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia atau yang disebut LPPOM MUI adalah lembaga yang bertugas kuat untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan turunannya, obat-obatan dan produk kosmetika apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi pengajaran agama Islam yakni halal atau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat Muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada layanan masyarakat .
Namun walau dengan adanya lembaga ini, masyarakat pada umumnya belum dapat bernafas lega. Karena sertifikat halal itu sendiri belum ada untuk obat-obatan pada khususnya. 
Karena menurut Mentri Kesehatan (Menkes) Nafisiah Mboi, dia menyatakan bahwa produk farmasi seperti obat dan vaksin itu tidak dapat diberikan sertifikat halal karena memang mengandung bahan haram sehingga tidak bisa disertifikasi. Contohnya, walaupun bahan vaksin tidak mengandung babi, tapi katalisatornya itu mengandung unsur babi. Sehingga tidak bisa dinilai kehalalannya .
Alasan lain mengapa masyarakat belum bisa tenang adalah karena menurut Prof dr Jurnalis Uddin , 99% dokter tidak tahu tentang kehalalan obat yang diresepkannya. Beberapa obat memang mencantumkan dengan jelas sumber bahannya. Misalnya pada obat LOVENOX buatan Aventis yang menuliskan “bersumber babi” pada kemasannya. Obat tersebut merupakan hepharin (berfungsi mengencerkan darah) yang dipakai bagi penderita penyakit jantung. Namun sayangnya obat yang dipakai dengan cara disuntikkan itu hanya menginformasikannya pada kemasan luar. Ada dokter yang memberitahukan hal tersebut pada pasien, tetapi banyak juga yang tidak memberitahukan. Akibatnya pasien yang tidak diinformasikan oleh dokter tidak akan mengetahui hal tersebut. Celakanya lagi, sebagian besar dokter tidak mengetahui status kehalalan obat-obatan yang digunakan untuk para pasiennya tersebut . 
Dan hingga kini kita sebagai seorang muslim masih harus tetap berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan apalagi obat off label. Selain belum adanya kejelasan tentang indikasinya, status kehalalan pun masih perlu dipertanyakan. Karena obat-obatan yang notabene sudah menjadi ‘obat on label’ saja, lembaga yang terkait belum dapat memberikan jaminan kehalalannya apalagi obat yang masih berstatus ‘obat off label’.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan obat label seharusnya dimungkinkan didukung clinical evidence yang kuat. Maka dari itu peran seorang apoteker sangat diperlukan diberbagai bidang kesehatan, khususnya di apotek yang dimana apotek adalah tempat dimana seorang pasien mendapatkan sediaan farmasi secara legal.
Apoteker perlu selalu meng-update informasi obat sekaligus kategorinya dan memahami cara mencari the best evidence. Karena bila seorang apoteker out to date tentang informasi obat maka informasi yang diberikan dapat menimbulkan keraguan terutama terhadap pasien yang juga mengetahui tentang dunia kesehatan.
Peningkatan komunikasi dengan klinisi, terutama dalam pemberian obat off label sangat diperlukan guna memberikan informasi yang tepat terhadap pasien. Sehingga resiko efek samping yang ditimbulkan dapat semakin diperkecil.
B. Penutup
Dengan selesainya Tugas Ujian Akhir Semester ini, semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang telah membacanya dan  semoga dapat menjadi referensi bagi yang lain.





DAFTAR PUSTAKA
Dikutip dari seminar Pharma Days,”Mengupas Peran Praktisi Kesehatan Dalam Penggunaan Obat Off Label di Indonesia”, Piogama, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 15 Nov 2014
Dikutip dari Seminar “Halal food”, CIOS, Universitas Darussalam Gontor, Siman, Ponorogo, 21 Nov 2014 
Siswondo & Soekardjo, Bambang, Prinsip-Prinsip Rancangan Obat, Airlangga University Press, Surabaya, 1998, hal. 84
Media Islam, diakses dari Wahyudyaningsih.blogspot.com, pada 15 Des 2014, 11.48
Dapur Farmasi, “Obat-obatan tidak Lazim (Obat off label”), diakses dari rina-infofarmklin.blogspot.com, pada 13 des 2014, 16.30
Ikawati, Zullies, ”Obat off-label”, diakses dari Zulliesikawati.wordpress.com, pada 14 des 2014, 09.30
Seminar obat kategori off label, Fakultas Farmasi Univ. Airlangga, www.ff.unair.ac.id, 14 Des 2014, 12.09
Farmakoterapi-info, diakses dari  yosefw.wordpres.com, pada 14 Des 2014, 10.25
Hati-hati terhadap obat off label, diakses dari kesehatan.kompasiana.com, pada 13 Des 2014, 16.32
Pemasaran obat off label di AS menjamur dan sulit dikendalikan, www.faktailmiah.com
Dunia Obat, diakses dari imam967.blogspot.com, 14 Des 2014, 09.15
“LPPOM MUI”, diakses dari Wikipedia.com, pada 14 Des 2014, 10.09
Kehalalan obat 99% dokter tidak tahu, sumber jurnal Halal LPPOM MUI, diakses dari www.facebook.com, pada 14 Des 2014, 11.35