Berilmu untuk beramal

http://caturrinihistories.blogspot.co.id

Kebersamaan akan melahirkan sebuah kekuatan

caturrinistories@gmail.com

Perjuangan meraih S.Farm

http://caturrinihistories.blogspot.co.id

Wednesday 2 December 2015

(bisa) Merangkul Langit?

Mencoba mencerna kata-kata mereka, yang terkadang menggunakan bahasa langit sehingga harus di terjemahkan oleh sang ahli. Mencoba untuk memahami keadaan yang terkadang langit pun ikut menangis bersama. Mencari sandaran namun mereka malah lari tunggang langgang dan meninggalkan kami dengan Tuhan. Tak ada yang salah karena memang tak perlu ada yang dipersalahkan. Tak perlu terlalu berharap keajaiban akan datang karena mereka membuka mata tanpa mencoba tuk menatap. Peraturan hanya tinggalah peraturan yang harus dijalani dari atasan. Tuntutan hanya sekedar tuntutan tanpa ada tindakan. Dan tagihan hak pun juga hanya tinggal tagihan tanpa ada penyelesaian. Namun terkadang aku harus berpikir ulang saat keadaan menempatkan pada sebuah ‘keterpurukan’ bahkan mendorongku kedalam jurang.
Sebuah peraturan yang selalu membuat pertanyaan, dalam kalimat ‘segala peraturan ada yang tertulis dan tidak tertulis’ banyak tafsiran yang beredar dalam memory kesadaran karena kadar yang tak menentu bila diterima oleh masing-masing individu. Belum juga sampai disitu komando yang berubah-ubah layaknya sedang diterpa badai dan harus siap untuk dihempas seremuk-remuknya. Gelombang itu juga tak reda-reda karena ‘beda otak beda aturan’ hingga membuat bala tentara kalang kabut menyesuaikan dan akhirnya hanya pura-pura tak mendengar pun menjadi solusi atas ketidaksepakatan para jendral perang. Ingin berlari tapi terjegal, ingin terbang tapi remuk sayap, ingin berkendara tapi tertabrak. Diam hanya dianggap belatung dan bergerak hanya dianggap racun semprot yang harus dihindari secepat kilat. Ingin tak ada komando dari jendral? Itu tak mungkin karena aturan para jendral itu dibuat seketat mungkin untuk memiminimalisir pembangkangan. Bagaimana tidak, sudah ada peraturan saja banyak tejadi pelanggaran apalagi tidak ada peraturan apa bedanya manusia dengan hewan yang bahkan hewanpun juga punya peraturan yang tak kita mengerti. Tapi bala tentara masih menunggu satu suara dengan penuh loyalitas tanpa ‘kepentingan’.
Menutup mata mncoba merasa hasil kerja keras namun apalah daya yang terasa hanya kepahitan tanpa merasa manis dari buah yang ditanam. Karena merasa yang terdapat di bumi tanpa ingat ada yang masih di langit. Hingga sang pemilik lupa merawat kepunyaan dan berteriak saat tak ada lagi yang bisa dijual. Walau sebenarnya yang lain mencoba memperhatikan tapi apalah mereka hanya setengah mendengar. Dan akhirnya hanya pertanyaan kenapa menanam bila tak percaya akan berbuah? mengapa memberi menjanjikan surga tanpa memberi tangga untuk bala tentara? Mengapa mendongak langit sedang bumi tak menerima?

Namun pergerakan masih tetap diusahakan dengan sang komandan ‘alternatif’ yang terikat dengan batin dan berdarah bersaa dalam satu bantaian. Karena mencoba kuat tanpa topangan, karena bernafas tanpa udara. Bukan lari tapi hadapi, bukan bersorak dalam kebodohan tapi menggunakan kekuatan ekstra untuk mencoba. Mencoba meraih dan mempertahankan ‘keharusan’. Karena masih ada Tuhan yang memeluk erat tanpa pernah melepaskan.

Monday 16 November 2015

Semangat Meraih S.Farm.

Memang manusia itu tak akan pernah puas atas apa yang dia gengam. Selalu ingin terus meraih angan yang masih bergelantungan 5 cm di depan jidat masing-masing. Akupun juga seperti itu cukup manusiawi dengan berbagai cara hidup yang ku jalani. Dengan bumbu-bumbu yang mendampingi membuat hidup ini lebih berarti. Dengan harapan mereka yang tak akan pernah henti tuk mendo’akan. Dulu semua ini hanya demi mereka, tapi sekarang ini juga demi masa yang akan ku jalani di masa depan.
 Ditahun kedua menjadi seorang mahasiswa, hanya satu kata ‘pusing’. Tugas bukan hanya sekedar menggunung, tapi juga mengalir bak air sungai yang mengalir tanpa ada surutnya sekalinya akan surut maka hujanpun dengan senang hati menyumbangkan airnya kepada si sungai. Betapa bahagianya mempunyai pekerjaan yang tak ada hentinya, karena do’a di semester kemarin terkabul sudah. Yah tetap ada kata ‘tapi’ dalam kesyukuran itu, karena ada rasa jenuh yang terkadang hinggap tanpa diundang. Setan terkadang suka menggelantungi hati dan pikiran. Jangan kata jadi mahasiswa itu gampang hanya tinggal masuk kelas duduk dan mendengar. Tapi seorang mahasiswa itu harus mencari ilmu itu bukan ilmu yang mencari mahasiswa. Kadang terlena dalam kesemantaraanpun aku juga mengalaminya, masih cukup manusiawi karena semua orang pasti pernah dalam masa itu.

            Semoga saja kalian tau jadi mahasiswa itu, subhanallah apalagi jadi mahasiswa kesehatan ataupun fakultas lain yang membuat diri kalian di pagi hari kuliah, siangnya praktikum dan malamnya mengerjakan tugas. Mengandai-andaipun juga sering menjadi sindrom yang tak dapat disembuhkan. 'Andai aku tak menjadi mahasiswa disini' 'andai masih seperti semester kemarin yang masih bisa bernafas lebih lega' ah.. andai dan andai yang lainnya.

Ingin mundur sekarang udah telat, udah terlanjur nyemplung basah-basah aja sekalian. Mungkin belajar mencintai itu, sekarang suatu mata kuliah yang sedang ku pelajari atau mungkin harus wajib menjadi mata kuliah terfavorit agar tak mengulang mempelajarinya di semester depan. Karena kalau kita mengerjakan bagian kita maka Allah akan mengerjakan bagiannya juga. Dan akhirnya lillah..

Wednesday 4 November 2015

Alasan?

Kata cantik, baik, pinter, sopan atau sejenisnya yang biasa keluar dari mulut seseorang kalo ditanya kenapa kamu nyukain pasangan kamu. Hal yang lumrahlah kalo jawabannya begitu karna terkadang sesuatu yang namanya cinta mematikan logika dan akal sehat membuat orang kadang menjadi tak objektif dalam penilaiannya.
Tapi banyak pikiran yang sliweran dalam otak. Ini bukan masalah fakta atau mitos, bukan juga masalah cewek caper Vs cowok baper yang pernah dibilang ama tetangga sebelah. Tapi hanya sedikit pernyataan yang juga menjurus pada pertanyaan.
Fakta kalau kita itu ‘manusia’ itu gak perlu dipertanyakan lagi. tapi saat aku tanya ke orang dan yang keluar alasan-alasan itu, yang sering terbersit adalah kalau kamu mencintai seseorang karena dia cantik atau ganteng, apa dengan berjalannya waktu cantik atau ganteng itu gak ilang? Kalau kamu mencintai seseorang karena dia penyabar, apa suatu saat orang sabar tak pernah marah? Kalau kamu mencintai orang yang sederhana, apa kamu tahu apa yang sebenarnya dalam hatinya? Kalau kamu mencintai orang karena dia pintar, apa kamu tahu ilmu itu dia amalkan untuk hal yang baik atau yang buruk? Kalau kamu mencintai dia karena dia mudah bergaul, apa kamu tahu apa yang sebenarnya sedang dia bangun dalam sebuah pergaulan? Yah masih banyak lagi yang tak aku mengerti dan belumku temukan jawabannya. Mungkin akan banyak orang yang berkata ‘karena kita manusia pasti tak ada yang sempurna dan jalan satu-satunya adalah menerima apa adanya’. Itu jawaban dari orang-orang yang sudah telanjur merasa tercecar dengan pertanyaanku.
Cinta? Apa itu cinta? Tapi satu hal yang sering terbersit dalam hatiku. ‘mencintai itu tak membutuhkan alasan, karena jika alasan itu hilang maka cintamu akan ikut hilang bersama alasan-alasanmu tersebut’. Maka berjalan dan carilah seseorang yang mencintaimu hingga saat kau tanya kenapa kamu memilihku? Dia hanya bisa menjawab ‘aku tak punya alasan kenapa aku mencintaimu’. Karena terkadang aku ataupun kamu tak akan tahu apa yang akan berubah nanti saat semua berjalan jika masih ada alasan yang nanti bisa hilang atau kita lupa. Hanya satu alasan yang bisa menjadi jalan aman yaitu Lillah. 


Monday 26 October 2015

Barang Kali Jatuh Cinta


Sudah lama tak mengikuti perkembangan lagu indonesia dengan beberapa alasan salah satunya yang biasa disebut 'alay'. Kalo denger yang kayak begitu rasanya jadi orang cengeng gak berkesudahan. Coba aja lagu yang ada di indonesia ini kualitasnya masih kayak jaman dulu.. batapa bahagia yang tak berkesudahan dah. Apalagi juga dibarengi dengan acara TV yang bermutu, wah.. pengen loncat-loncat deh kalo itu terjadi. Betapa bahagianya negri ini tang tak sekedar menjadi tanah surga dalam hal kehidupan tapi juga dalam keilmuan. Karena kita mendapat ilmu dari segala penjuru, entah dari lagu, acara di TV dan juga kehidupan sekitar kita. Lalu saat temen lama yah biasa.. temen SMP ngeshare lagu via facebook setahun yang lalu, akhirnya ada juga lagu yang aku suka buat saat itu sampek sekarang. Walaupun dengan tema cinta juga sih tapi yang satu ini masuk ke dalam kategori agamis. Judulnya sih 'Cinta Positif' nah dia ada 5 part dengan urutan lagunya yaitu Halaqoh Cinta, Untukmu Calon Imamku, Mencintai Kehilangan, Jodoh Dunia Akhirat dan Pangeran Surga. Menurutku sih ini recomended banget dah buat kalian. coba dengerin deh barang kali jatuh cinta 

Thursday 1 October 2015

Enzim Lipase dalam bidang industri

Enzim adalah molekul berpolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang tersusun teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkaltalis reaksi antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel.
Beberapa keuntungan penggunaan enzim dalam  pengolahan pangan adalah aman terhadap kesehatan karena bahan alami, mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa efek samping, aktif pada konsentrasi yang rendah, dan dapat digunakan sebagai indikator kesesuaian proses  pengolahan.
Saat ini enzim sebagai biokatalis telah banyak diaplikasikan secara komersial untuk proses-proses industri, antara lain dalam industri pangan, medis, kimia dan farmasi. Pada tahun 2000, penjualan enzim merupakan peringkat yang tinggi dalam bidang bioteknologi dan diperkirakan mencapai US$ 1,6 milyar.
Lipase (triacyl glycerol ester hydrolases E.C. 3.1.1.3) merupakan enzim yang diaplikasikan dalam proses hidrolisis triasilgliserol menjadi asam lemak, diasilgliserol, monoasilgliserol dan gliserol serta pada kondisi tertentu dapat mengkatalisis reaksi sebaliknya yaitu membentuk gliserida dari gliserol dan asam lemak. Lipase dapat memodifikasi minyak sehingga dapat diperoleh minyak dengan nilai ekonomis tinggi. Lipase juga dapat mengkatalisis sintesis ester dan transesterifikasi pada media organik yang mengandung sedikit konsentrasi air. Kemampuan yang beragam ini memungkinkan lipase digunakan dalam berbagai bidang di industri dan bahan kimia seperti dalam bidang obat-obatan (digestive enzymes), bahan tambahan makanan (flavour-modifying enzymes), pereaksi klinis (glyceride-hydrolyzing enzymes), pembersih (detergent additives) dan sintesis biopolimer. Selain itu dapat juga diaplikasikan dalam industri pengolahan limbah cair dan kosmetik serta di sektor bahan bakar yang mengaplikasikan lipase sebagai katalis untuk sintesis ester dan transesterifikasi minyak untuk produksi biodiesel. Proses pemurnian sampel ekstrak kasar enzim lipase diawali dengan fraksinasi bertingkat menggunakan garam ammonium sulfat dengan tingkat kejenuhan (0-20%), (20-40%), (40-60%), (60-80%) dan 80-100%), dialsis dan kromatografi kolom.
Enzim lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis rantai panjang trigliserida. Enzim ini memiliki potensi untuk digunakan memproduksi asam lemak, yang merupakan prekursor berbagai industri kimia. Lipase diklasifikasikan sebagai enzim hidrolase yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas, gliserida parsial (monogliserida), digliserida dan gliserida seperti pada gambar berikut.


Beberapa mikroorganisme penghasil enzim lipase adalah 
1. Kelompok jamur :Aspergillus niger dan Penicillium aurantiogriseum.
2. Kelompok bakteri: Bacillus, Aeromonas, Pseudomonas, Alcaligenes, Arthrobacter, Chromobacterium, Serratia, Vibrio, Aeromonas, dan Staphyloccus

Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan memberikan flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan karena adanya asam lemak bebas yang diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri pengolahan susu Lipase juga digunakan pada industri lainnya. Mikroba penghasil lipase antara lain adalah Pseudomonas aeruginosa, Serratia marcescens, Staphylocococcus aureus dan Bacillus subtilis. Enzim lipase ini digunakan sebagai biokatalis untuk memproduksi asam lemak bebas, gliserol, berbagai ester, sebagian gliserida, dan lemak yang dimodifikasi atau diesterifikasi dari substrat yang murah, seperti minyak kelapa sawit. Produk-produk tersebut secara luas digunakan dalam industri farmasi, kimia dan makanan.

Di samping itu, enzim lipase dapat digunakan untuk menghasilkan emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan. Aplikasi enzim lipase untuk sintesis senyawa organik semakin banyak dikembangkan, terutama karena reaksi menggunakan enzim bersifat regioselektif dan enansioselektif. Aktifitas katalitik dan selektivitas enzim tergantung dari struktur substrat, kondisi reaksi, jenis pelarut, dan penggunaan air dalam media. Contohnya biosintesis senyawa pentanol, hexanol & benzyl alkohol ester, serta biosintesis senyawa terpene ester menggunakan enzim lipase yang berasal dari Candida antartica dan Mucor miehei. Sampai saat ini lipase yang banyak digunakan untuk keperluan reaksi sintesis adalah lipase komersial dari Rhizomucor miehei dan Pseudomonas sp.


DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Produksi enzim lipase ekstrasluler dari Aspergillus niger  untuk menghasilkan monoasilgliserol
Baktri dan jenis enzim yang dihasilkan, bernhardlmsitorus.blogspot.co.id
Pemanfaatan enzim dalam industri pangan dan pertanian, www.academia.edu
Enzim Lipase, dokumen.tips
Apa itu enzim lipase?, www.amazine.co

Tuesday 25 August 2015

Kayu Secang

Rempah yang satu ini terbuat dari serutan kayu pohon. Tapi sejak abad ke-17 sudah diperjual belikan berbagai negara dunia. Rempah yang satu ini sering digunakan untuk campuran minuman hangat didaerah Yogyakarat. Caesalpinia sappan L. Atau yang umum disebut dengan kayu secang yang berasal dari Asia Tenggara dan mudah ditemukan di Indonesia dengan persebaran di pekarangan daerah jawa dan pegunungan berbatu pada daerah yang tidak terlalu dingin di sulawesi selatan.
Kayu secang dalam urutn takson makhluk hidup bila di klasifikasikan dalam kingdom adalah Plantae, divisi adalah Spermatophytax, sub divisi adalah Angiospermae, kelas adalah Dicolyledonae, bangsa adalah Resales, suku adalah Cesalpiniaceae, marga adalah Caesalpinia, spesies adalah Caesalpinia sappan L.
Kayu secang ini memiliki sebutan yang bermacam-macam di setiap daerahnya diantaranya disebut seupenga (Aceh); sepang (Gayo); Sopang (Batak); cacang (Minangkabau); secang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa); kaju secang (Madura); cang (Bali); sepang (Sasak); supa; supang (Bima); sepel (Timor); hape (Sawu); hong (Alor); sepe (Roti); kayu sema (Manado); dolo (Bare); sapang (Makasar); sepang (Bugis); sefen (Halmahera Selatan); sawala (hiniaga, sinyiang, singiang (Halmahera Utara); sunyiha (Ternate); roro (Tidore); sepang merah, sappan wood, bakkum wood,bois de sappan (Perancis), to moc,  cay vang (Vietnam), tainniga (Burma), sbeng (kamboja), su fang mu (china), palo de brazil (sepanyol) , bakam (arab) , pattanga (sanskrit).
            Kayu secang memiliki habitus berupa perdu (nama sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 m). Ranting-ranting berlentisel dan berduri, bentuk duri bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25-40 cm, bersirip, 9-14 pasang sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, ujung bundar serta sisinya agak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan berupa malai, terdapat di ujung, panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir kelopak berambut, panjang daun kelopak yang terbawah ±10 mm, lebar ±4 mm, tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk lainnya juga membundar dan bergaris tengah ±10 mm, panjang benang sari ±15 mm, panjang putik ±18 mm. Polong berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm.
            Zat yang terkandung dalam secang antara lain brazilin, alkaloid, falvonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorin. Sementara daunnya mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,20% yang beraromaenak dan tidak berwarna. Bagian yang digunakan untuk dijadikan minuman adalah kayunya atau batang pohonnya. Panen kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun.
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang berguna untuk tubuh kita terutama dalam bidang kesehatan antara lain penghenti pendarahan, pembersih darah, penawar racun, dan obat antiseptik . Karena tanaman ini mengandung senyawa anti bakteri dan bersifat anti koagulasi atau anti penggumpalan, maka tak heran kalo secang dapat digunakan sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. Jika sedang diare 5 gram kayu kering dipotong kecil, kemudian rebus dengan dua gelas air selama 15 menit setelah itu saring dan segera diminum.

Kayu secang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan disentri, batuk darah pada TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri karena ganggu sirkulasi darah. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading. Dapat digunakan untuk pengecetan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman.

Tuesday 11 August 2015

Mahasantri

Mahasiswa adalah gelar elite yang ada dalam sosio-kultural yang ada di masyarakat. Dengan kata ‘Maha’ sesungguhnya dia telah ‘meminjam’ sebagian nama Tuhan. Dengan berbagai pelajaran yang di anggap oleh masyarakat yaitu sebagai ilmu langit yang belum diterjemahkan dalam masyarakat yang dimana seharusnya pemikiran seorang mahasiswa ini bukanlah pikiran hanya biasa-biasa saja. Karena mereka telah menjadi salah satu mutiara ilmu untuk Indonesia.
Dengan semakin berjalannya waktu kini juga berkembang istilah baru bagi para calon  mutiara ini, yaitu istilah ‘Mahasantri’. Lalu apa itu mahasantri? Mahasantri adalah seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah seperti biasanya namun dia juga tinggal di satu asrama dengan peraturan yang ada dan berdasarkan atas agama islam yang kuat. Mungkin hampir sama namun seorang mahasantri ini sesuatu hal yang istimewa apalagi di zaman sekarang ini dengan adanya berbagai pilihan atas kegermelapan dunia. Sehingga seseorang yang memilih atau yang dipilih menjadi mahasantri adalah mutiara islam yang siap untuk menegakkan agamaNya dimanapun mereka berpijak.
Seorang mahasantri harus mempunyai pola pikir yang lebih sistematis dibandingkan sebelumnya karena mereka tak lagi berada di bangku sekolah menengah ataupun KMI. Dengan aktif dalam berorganisasi, kegiatan non akademik seperti ikut serta dalam UKM yang ada di kampus. Mereka dapat mengembangkan olah pikir, olah dzikir, olah raga dan olah rasa mereka yang ditambah dengan adanya sistem asrama membuat mereka lebih leluasa dalam waktu untuk pelaksanaan seluruh kegiatan yang ada.
Dan kelebihan lain dari seorang mahasantri adalah dengan adanya peraturan asrama yang bertujuan tidak untuk mengekang mereka sehingga mereka dapat hidup dalam ritme yang indah dalam suasana islami. Ibaratnya seperti mawar yang berduri, dia indah karena ada durinya. Maka sama saja saat seorang mahasantri mentaati peraturan karena peraturan itu yang memperindah para mahasantri untuk kehidupan mereka. Serta disisi lain memberikan ketenangan terhadap para wali mahasantri ini atas jihad mereka dalam tholabul ilmi di tingkat perguruan tinggi.

Maka dari itu selayaknya jika kita menjadi seorang mahasantri suatu hal wajib kita syukuri karena kelebihan-kelebihannya yang terkadang tak dapat terdefinisikan. Yang dimana belum tentu orang biasa rasakan karena seorang mahasantri itu mutiara yang paling indah diantara mutiara. Masa yang indah itu masa saat kita menuntut ilmu apalagi saat itu kita merasakannya di Gontor. 

Tuesday 2 June 2015

Takdir yang Mengantarkanku

Tak pernah ku duga, aku bisa menyelesaikan pendidikan yang berlatar belakang ‘Pesantren’. Padahal dari orang tua ataupun sanak saudara tak ada satupun yang pernah tahu bahkan menginjakkan kaki di pesantren apalagi ‘Pesantren Modern’. Sebenarnya aku sudah mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikanku ke pesantren setelah SD tapi apalah daya, orang tua tak mengijinkan saat itu. Bapak hanya mengatakan nanti saja kamu kesana setelah MTs. Padahal gurunya bapak sudah datang ke rumah dan menyatakan siap buat nganter ke pondok yang namanya ‘Gontor’. Nama yang asing dan aneh saat mendengarnya. Gontor? Apaan tuh? Yah walau bertanya-tanya apaan tuh, tapi saat itu aku niat banget kesana karena beberapa cerita selentingan yang aku dengar tentang pondok yang namanya Gontor itu.
Namun takdir berkata lain, saat si bapak tak setuju aku melanjutkan ke pesantren ternyata beliau sudah mempersiapkan yang lain. Aku di daftarkan kelas unggulan di SMPN setempat padahal aku pengennya ke MTsN Kota. Yah walau memang itu SMP hitungannya udah bergengsi di daerah kediri tapi kalau sebenernya gak pengen ya mau gimana lagi. Akirnya aku ikut juga test itu dengan syarat aku juga boleh ikut test di MTsN yang aku inginkan dan kalau aku diterima di MTsN itu, aku akan melepas SMPN (kalau ketrima). Ternyata Waktu test usai keesokan harinya langsung pengumuman penerimaan dan di hari esok juga terakhir pendaftaran ke MTsN. Entah mungkin takdir berkata lain lagi, sebenarnya formulir sudah terbeli dan terisi lengkap semuanya siap tinggal mengembalikan formulir saja. Tapi saat sudah siap buat ke MTsN itu, saat itu juga semua perlengkapan itu lenyap entah kemana. Padahal rumah sudah diacak-acak habis-habisan buat nemuin itu dokumen dan akhirnya kalimat ‘ya sudahlah’ pun muncul karena endingnya aku diterima di SMPN itu.
Dan waktupun terus berjalan, setahun dua tahun di SMP saat ditanya temen.... jawabannya yang pasti lanjut ke ‘Pondok’ tapi saat kelas 9 semua itu mulai berubah. Tak ada lagi keinginan melanjutkan ke pondok sama sekali bahkan saat teman-teman berkata kalau aku calon anak pondokan ada rasa dongkol yang tersimpan di hati. Saat ketidak inginanku ini aku ungkap ke bapak, bapak langsung marah dan mendiamkanku dua hari. Serem deh kalau sudah begitu, mending kalau marahnya langsung ngomel-ngomel kayak ibu jadi tau apa yang harus dibenerrin. Lha ini si bapak diem doang, jadi hidup terasa tak nyaman di rumah. Tapi entahlah kenapa bisa berubah sedrastis itu tentang tujuan sekolahku, tapi yang pasti saat itu tujuanku hanya SMA.
Saat selesai UN SMP, semua teman-temanku sibuk bolak-balik ke kota untuk mengurus semua yang dibutuhkan untuk masuk SMA-SMA bergengsi didaerah kota. Mulai dari formulir dan perlenkapannya hingga surat rekomendasi dari DIKNAS kabupaten untuk bisa melanjutkan di kota. Akupun juga tak ingin ketinggalan ancang-ancang dengan daftar sebagai salah satu pencari surat rekomendasi. SMA 2 pun menjadi tujuan, tapi saat meminta ijin pada bapak kalimat apa yang keluar?! “kalau kamu gak mau ke Gontor kamu gak usah ke SMA kamu bolehnya masuk MAN”. Yah, it’s oke.. aku turuti kemauan bapak dengan harus banting setir lagi ganti haluan ke MAN kota. Sebenernya gak terlalu Interest sih karena satu almamater dengan kakak sulung dan kakak kedua karena pasti akan dibanding-bandingkan seperti aku di SMP yang notabene almamaternya kakakku yang ketiga but okelah yang penting gak ke Gontor.
Ambil formulir, isi terus di kumpulin lagi yes fix, kali ini pasti sukses sekolah di kota hihihi... Tapi sehari menjelang ujian... saat ngobrol santai dengan ibu dan kakak, tiba-tiba mereka menyebut lagi yang namanya ‘Pesantren’. Oh.. ternyata ada udah di balik batu di obrolan hari itu kataku dalam hati tapi aku hanya mencoba biasa saat itu. Sudah ngobrol kesana-kemari dan akhirnya  kata itupun keluar. Kata yang membuat aku beku sesaat, ‘Rin, sebenernya bapakmu pengen salah satu anak bapak masuk ke pondok’ nah itu kalimat yang disampaikan ibu padaku saat itu. Hanya diam yang bisa kulakukan, ‘bapak pengen salah satu anak bapak masuk ke pondok??!’. Kata itu terus-terusan aku olah dalam otakku, siapa lagi kalau bukan aku yang bisa memenuhi harapannya, karena tak mungkin kan kakak-kakaku sedang mereka saja sudah sarjana semua saat itu. Aku sebagai anak bungsu dari ke empat bersaudara harus berpikir lagi tentang keinginanku. Apakah aku tega membiarkan begitu saja keinginan bapak yang telah memberikan segalanya pada anaknya? Dan akhirnya jawabannypun tidak, baiklah aku mencoba mengambil kesempatan untuk mewujudkan salah satu harapan bapakku. Tapi masih dengan syarat, aku tetap ikut test di MAN dan itupun disetujui.
Hari testpun dimulai, aku mengerjakan dengan seadanya saja karena aku berpikir untuk apa aku terlalu serius dengan ini toh aku hanya mencoba-coba. Hasil pengumumanpun bisa dilihat online atau langsung di sekolahan tapi hari itu aku demam tinggi hingga tak bisa melihat pengumuman itu padahal teman seperjuanganku sudah menjemput untuk melihat pengumuman. Akhirnya aku hanya mendapat kabar kalau ternyata aku diterima di MAN itu. Yah tapi tetap ke perjanjian awal, test itu hanya coba-coba dan Gontorlah tempat yang akan aku pijak untuk mencari ilmu.

Memang benar tak peduli seberapa kuatnya kita ingin dan kita tak ingin kan sesuatu. Saat Allah berkata, jalan kita harus di situ sebagai hamba kita  hanya bisa mencoba untuk menjalaninya dan mecari jawaban kenapa Allah membuat kita harus berpijak disitu. Begitupun aku, aku mencoba mencari jawaban kenapa Allah menempatkanku di suatu tempat yang bernama ‘Pondok’ padahal aku sudah sempat berpikir itu bukan salah satu dari takdirku. Mengambil setiap pelajaran atas apa yang telah terjadi, itu membuatku berpikir lebih dalam. Bila ada keinginan harus dipikirkan apakah aku membutuhkan. Bila ada kesalahan, bukan untuk dilupakan tapi sebagai guru untuk masa depan dan bila ada kebahagiaan itu membuatku harus selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan.

Thursday 28 May 2015

Bersama Untuk Bangsa

Masih pantaskah kita sebagai generasi bangsa tidak keras terhadap diri kita? bukankah hidup ini tak hanya bercerita tentang keindahan dan kegermelapannya?  Miris, mungkin itu yang sedang dialami oleh bangsa kita yang tercinta ini. Ditengah semaraknya berita tentang beras plastik, susu detergen dan yang lainnya. Ada satu lagi berita yang tak bisa kita lupakan. Apalagi kalau bukan tentang pengumuman kelulusan entah itu tingkat SMA, SMP dan SD. Mungkin tak semua yang melakukan beberapa keadaan yang memalukan tapi seperti pepatah lama berkata karena nila setitik rusak susu sebelanga. Entah ini kagum, takjub atau bagaimana, saat melihat foto-foto para pemuda dengan seragamnya yang penuh dengan coretan seni itu. Mungkin itu sudah biasa ditingkat SMA atau SMP tapi kalau masih ditingkat SD? Mungkin sekarang ada dari mereka yang harus dewasa sebelum waktunya. Karena bila tidak seperti mereka akan dikatai kudet,katrok atau sejenisnya. Bukan hanya sampai disitu, sekarang juga marak yang namanya jones yah tau sendirilah itu apaan. Hal yang aneh memang saat anak sekarang tak punya pacar malah dikatain. Bukankah itu hal yang wajar? wajar bagi umuran seorang penimba ilmu.
Mungkin zaman memang telah menemui masa keemasannya dengan penuh kecanggihannya. Tapi jika kita terus hanya menjadi penikmat atas semua teknologi itu maka kapan kita akan maju? sedang bila ada karya anak bangsa terkadang mendapat cibiran. Lalu apakah kita hanya akan menunggu sistem yang sedang mencari arah tanpa bisa berbuat apa-apa? bukankah perbaikan bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah, tapi kita semuanya dengan perannya masing-masing.
pembangunan bangsa tak akan bersahil bila hanya satu peran yang memainkan tanpa ada yang membantu. maka dari itu kita harus saling bahu-mambahu untuk generasi kita, sebagai generasi pembelajar yang memiliki integritas yang mumpuni.

"Jika pengajaran adalah transfer pengetahuan, pendidikan harus menumbukan kesadaran mengaktifkan pikiran secara merdeka agar kretifitas tumbuh dengan leluasa karena pengekangan hanya melahirkan pembungkaman dan kemandiran disalah arti dengan ketundukan. Generasi pembelajar adalah generasi yang tak saja mendapat pengetahuan namun juga pemahaman, generasi ini lebih baik belajar mengerti agar lebih bijak pula memahami, menjadi pribadi dengan pikiran penuh keterbukaan bukan penghafal diktat yang sekedar taat, terus belajar dan mencari selagi muda tidak hanya ikut dengan cuma-cuma dan tanpa bertanya, jangan takut salah dan berbuat alpa sebab dari situ para pembelajar bisa dewasa, karena hidup adalah rangkaian tanya demi tanya dan generasi pembelajar selalu berusaha mencari jawabannya"


Sunday 17 May 2015

Kita yang ber-59


Tak terasa waktu berputar, hingga mengantarkan kita dipenghujung tahun pengabdian yang memang sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kita. Tak dapat dipungkiri setiap dari kita mempunyai cara masing-masing untuk meraih cita-cita. Tapi itu tak perlu khawatir, karena cerita kita akan tetap menjadi yang sempurna karena kita yang ber-lima sembilan.
            Senyum tipis sering menyeringai saat kembali ke tempat yang bercerita tentang kita. Entah itu candaan kecil ataupun perbuatan bodoh yang sering tak kita sadari saat melakukannya. Semua itu sering berputar dalam ingatan layaknya film yang diputar ulang. Lucu, aneh bahkan tak terduga, itu yang sering kita lakukan. Tak kenal waktu dan tempat apalagi usia, tapi untungnya kita masih tahu kondisi. Sehingga kita terkadang berlaku seperti anak kelas satu atau satu intensive KMI alias polos, menjadi pengayom yang bijak seperti kelas lima atau terkadang sedikit berulah seperti kelas 6 yang menjadi paling senior diantara yang lain.
Mungkin yang kita rasakan itu, sesuatu yang harus kita jamak alias dua rasa jadi satu, Aneh. Tapi itulah yang harus kita rasa sebagai angkatan perintis UNIDA Putri. Mengadakan yang belum ada itu pasti membutuhkan yang namanya 'Perjuangan'. Rasa aneh itu karena di tahun ini kita harus jadi senior dan junior sekaligus. Dua-duanya harus kita lakoni, menjadi pemikir sekaligus pelaksana semua yang kita pikirkan.
Dan untuk yang lanjut, akhirnya di tahun depan kita mau tak mau harus menjadi ‘mahasiswi karbitan‘ harus kita lakukan. karbitan? Yah begitulah, karena kita yang sebenarnya masih anak ingusan ditingkat universitas, tahun depan harus langsung loncat jadi senior atas para maba yang akan datang besok. Disuruh matang sebelum waktunya Hihihihi...
Dengan keadaan yang seadanya dan membutuh kesabaran yang ekstra. Kita masih percaya bahwa ini tak kan berlangsung lama. Pengaharapan dan do'a-do'a selalu kita selipkan dalam setiap do'a agar semuanya tak bertahan begini-begini saja. Hanya satu ingin kita tentang ini semua, sebuah kemajuan yang pasti. Karena kita ingin selalu bergerak dan menggerakkan. Bergerak dengan aturan yang ada, bergerak seperti api yang berkobar bukan seperti api dalam sekam. tak saling bersenggolan, tak saling menjatuhkan, tak saling memojokkan. Tapi rangkulan walau dengan medan yang berbeda, pelukan walau kita tak sama karena kita masih dalam satu naungan 'Gontor'.

Semoga harapan dan kesyukuran akan selalu ada dalam diri kita. Karena kita yang ber-lima sembilan. Cerita yang akan menjadi salah satu sejarah dalam hidup kita. Masa yang membuat kita berpikir lebih. Sebuah rasa yang tak mungkin dia atau bahkan mereka pahami. Ini tentang kita yang takkan habis bila diceritakan. Yang tak kan hilang oleh zaman. Kebersamaan yang mahal dengan berbagai macam kerikil tajam dan badai besar yang terkadang membuat kita tumbang. Tapi kita selalu bangkit rapatkan barisan, bergandeng tangan walau terkadang ada yang lupa tentang tujuan tapi kami mencoba saling mengingatkan. Kita akan tetap menjadi ber-lima sembilan dimanapun kita berada karena kita bagian dari cita-cita trimurti untuk perguruan tinggi ini. Ini hanya untuk kita dengan warna-warni kita. Wish us luck for one thousand miles of our journey

Friday 8 May 2015

Pembentukan Akhlak Karena Ibadah


Sudah terlanjur sering kita menemukan pola pikir manusia yang tak ingin mengkaitkan satu hal dengan hal yang lain. Kita lihat saja dari contoh yang paling sering kita jumpai yaitu antara agama dan politik yang sering terjadi dalam negara kita sendiri. Padahal ini adalah dua hal yang saling berkaitan adanya. Karena tak dapat dipungkiri, segala sesuatu yang kita lakukan di muka bumi pasti saling berkaitan satu sama lain.
Lalu bagaimana bila kita menilik ke dalam hal akhlak dan amalan ibadah dalam agama khususnya dalam pelaksanaan rukun islam yang ke lima. Apakah benar hal-hal yang kita lakukan dalam pelaksanaan haji dapat membentuk akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari?
Ibadah sesungguhnya bukanlah suatu hal yang hanya bersifat simbolik, ‘penting mengerjakan’ yang berakibat pada sebuah formalitas tanpa adanya penghayatan dalam diri manusia itu sendiri.  Karena bila ibadah itu dilakukan tanpa adanya makna dalam kehidupan sehari-hari maka semua itu tidak akan memberi arti dan efek yang berarti. Disamping itu Arti penghayatan ibadah sendiri adalah melakukan apresiasi dan ekspresi ibadah itu dengan diiringi perbuatan-perbuatan yang bersifat aplikatif yang sejalan dengan hakikat dan hikmah ibadah.
Sedangkan hakekat haji adalah ibadah yang wajib dilaksankan oleh setiap muslim yang mampu. Mampu disini bukan hanya dalam finansial namun juga dalam jasmani dan rohani. Yang dimana seseorang dapat melakukan haji secara sempurna dengan beberapa bentuk ibadah yang termasuk dalam rukun dan wajib haji, seperti thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabid di mudzdalifah, melontar jamrah, tahallul dan lainnya sebagai akitivitas untuk mencari ridhoNya.
Seorang haji yang mabrur biasanya akan mendapatkan pengaruh perubahan akhlak yang besar setelah pelaksanaan ibadahnya di tanah suci. Karena banyak hal yang tersurat maupun tersirat dari ibadah haji ini sangatlah berpengaruh dalam pembentukan akhlak. Seperti niat yang diucapkan berfungsi untuk menguatkan niat dalam hati sehingga terjadi keselarasan dalam diri seseorang. Dalam waktu ihrom yang dimana terdapat larangan-larangan yang harus dihindari ini memberi pelajaran pada kita bahwa kita tidak boleh tergoda dengan sesuatu yang mungkin akan membatalkan pekerjaaan kita. Wukuf adalah ibadah yang mengandung makna agar apa yang kita kerjakan harus kita jiwai dan menngerjakan sesuatu harus dengan hati. Thawaf yaitu ibadah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali memiliki makna agar kita tidak kenal menyerah, berjuang sekuat tenaga menjalankan pekerjaan kita untuk meraih apa yang sudah ditargetkan. Sa’i yang dilakukan dengan berjalan kaki (lari-lari kecil) bolak-balik tujuh kali dari bukit shafa ke Marwah dan sebaliknya. Nilai etos kerja dalam ibadah ini adalah bahwa pekerjaan yang rutin setiap hari harus dilakukan dengan tekun dan istiqomah dan mempunyai target yang jelas. Melempar jumrah merupakan simbol perlawanan terhadap setan dan pembebasan diri dari iblis yang suka mengganggu manusia. Etos kerja yang tersurat di dalamnya telah terlihat jelas. Yang dimana kita sebagai manusia sebisa mungkin untuk mengekang hawa nafsu yang pasti datang dari setan. Hingga tahallul yang dimana kita mencukur rambut sebagai tanda dibolehkannya beberapa larangan saat berihrom yang bermakna agar kita berpikir jernih. Bahwa segala aturan yang ada harus ditaati yang berarti kita bekerja atau melakukan kegiatan harus sesuai dengan etika dan tata aturannya.

Setelah kita mengerti hubungan antara ibadah yang dilakukan dapat menimbulkan akhlak yang mulia bila dijiwainya. Karena semestinya ibadah itu tidak semata dilakukan hanya dalam satu dimensi saja. Karena ibadah dan akhlak satu dan lainnya saling menyatu dan seharusnya berjalan seiring seirama. 

Sunday 19 April 2015

Solusi?

Apa itu solusi? Solusi itu mungkin sesuatu yang bisa mengakhiri beragam masalah yang ada dalam kehidupan manusia. Tak kenal waktu dan usia, dia selalu dinanti oleh hamba yang sedang kalut dalam kehidupan. Namun apa yang terjadi bila solusi datang terlambat?

Mungkin tak banyak orang yang menyadari. Tapi itu sering terjadi disini, solusi yang datang terlambat atas masalah yang timbul. Bukan kita yang mengulur waktu untuk memutar otak mencari si solusi ini. Tapi terkadang ada saluran-saluran yang menghambat hingga semua tak berjalan seperti semestinya. Mereka yang menganggap dirinya penting dan sibuk, mereka yang menganggap dirinya adalah sang penguasa, mereka yang berpikir terlalu dalam. Tapi aku tak menyalahkan mereka karena mungkin mereka tak mengerti kami. Karena mungkin mereka hanya mencoba tuk menerka dari yang dilihatnya secara kasat mata. Tapi sayang, mereka tak kan pernah bisa mengerti sepenuhnya. Walau sering ku dengar kalimat “kami mengerti kalian, kami tahu apa yang kalian rasakan” tapi bagiku itu semua hanya tembang pelipur lara yang akan hilang seiring dengan lirik yang habis dilantunkan. Hingga kami hanya bisa mencari solusi itu dengan cara kami sendiri. Maka biarkan ini berjalan karena aku tak ingin pelangi datang terlambat lagi hanya karena ada samar antara badai dan pelangi.
walau tertatih paling tidak masih berjalan. seperti anak kecil yang belajar berjalan, hanya butuh pengawasan bukan larangan.

Pelangi Harapan

Ternyata ombak itu belum tenang
Saat aku harus kembali mengarunginya
Mungkin Tuhan berkata aku bisa
Aku mampu, aku bisa untuk mengakhiri apa yang aku mulai
Namun hati ini mulai rapuh
Akan arti badai yang datang menghampiri lagi
Mungkin dia tak berbentuk hujan lebat yang ganas lagi
Yang membuatku gentar harus menaklukkannya
Karena sekarang ini terasa lebih samar
Hingga aku tak bisa menafsirkannya
Tuhan,
Aku berharap pelangi datang

Tepat setelah badai itu berakhir
Jangan Kau campakan aku di lautan yang mulai tenang
Hingga aku jatuh dalam kelinglungan
Hingga aku jatuh dalam ketidakpercayaan
Karena aku takut, aku tak bisa lagi mengerti arti kehidupan



Saturday 4 April 2015

Hikmah dan kisah di 62014

Menjadi yang pertama dan yang terakhir Itu sesuatu yang sering dirasakan oleh 622 (ya gak teman-teman). Banyak cerita tentang 622 dan kami menyebut angkatan kita dengan ‘Titanium’. Angkatan yang tahan banting karena bila kita menjadi yang pertama atau terkadang yang terakhir mengharuskan kita untuk jatuh bangun mencari arah dan tujuan serta mencari maksud atas kejadian itu. Tapi kita juga mendapat nama yang lain yaitu ‘Frozen’ karena waktu itu sedang booming-boomingnya film cartun dengan judul yang sama disamping itu warna baju angkatan kita biru kotak-kotak udah kayak butiran salju kayak di Frozen. Kalimat yang aku ingat,”hey, ntar jam 12 malem pulang semua ntar pondoknya beku”. Lelucon kecil yang bikin mikir sejenak.
Mari kita mengingat masa lalu kita.
GSD kelas 3 Intensive
Saat GSD (Gebyar Seni Darussalam) kelas 3 Intensive Vs kelas 4. Angkatan kita mulai ngehapus yang namanya ‘Rumus’  kalau waktu GSD buat angkatan genap yang menang pasti kelas 4. Dan ternyata itu tak berlaku lagi mulai dari angkatan kita sampai sekarang. Trus waktu GSD kelas 3 intensivenya adalah angkatan pertama yang GSDnya pakek sater yang ditarik (yah kalo yang buat pentas jaman yang pakek hal sama itu gk masuk itungan, soalnya dulu belum ada qoah).
Masih ada lagi saat kita kelas 3x42012 (cuman kita yang bisa 3x4=12). Buat yang taksivi dikasih shock teraphy sedikit. Padahal baru aja ke hidup di rayon lama, dan yang pasti jadi akbaru ‘udwat pasti ada hal baru tentang peraturan. Masih ingatkah kalian dengan kardus yang harusnya boleh di atas lemari kita? Ternyata saat kita itu hanya berlangsung tiga bulan dan setelah itu.. yah say good bye sama kardus besar itu karena semuanya harus masuk lemari dan say no ada barang di atas lemari kalau ada langsung kena sita.
Lanjut ke kelas 52013. Sempat terombang-ambing tentang tempat penyelenggaran DA (Drama Arena) apakah out door atau in door? Nah itu menjadi pertanyaan sampai kita balik lagi ke pondok. Dan akhirnya penyelenggaraan DA out door  itu menjadi keputusan akhir walau sebenarnya dulu juga pernah out door tapi bedanya dulu belum punya qoah jadinya  out door tapi kalo pas kita beda lagi cerita. Dengan sedikit tergesa-gesa Kita mengubah semua konsep yang dari in door ke out door. Banyak rasa yang tak terungkapkan saat itu, ada rasa bangga karena telah dipercaya menjadi mubtada’ dan takut karena kita belum pernah melihat dan belum pernah tahu bagaimana bentuknya DA out door.
Beberapa saat kemudian ada sesuatu yang baru lagi. Yah kayaknya kita telah menjadi satu-satunya angkatan yang khizanahnya pernah diantara ‘udwat. Bukan hanya diantara, malah ada khizanah udah hampir di deket pintu. Yah untungnya masih hampir. Huft benar-benar deh.. itu cobaan bagi kita. Saat itu hanya pelajaran yang telah diberikan pondok yang bisa kita terapkan yaitu ‘Sabar’ dan berpikir semua pasti ada hikmahnya.
Serah Terima jabatan
Terus perpidahan kepengurusan tiba, yes berarti kelas 6 sebentar lagi mahjar dan semua aktivitas pondok kelas 5 yang pegang. Tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan, angan-angan yang indah buyar semuanya karena mengawali sesuatu itu memang hal yang sulit. Acara pertama tansik yang melibatkan semua warga pondok. Apalagi kalau bukan Duta Gudep (DG), acara yang biasa diikuti oleh perwakilan dua orang persatu Gugus Depan dari penggalang dan penegak. Saat kita mengajukan proposal acara yang tata cara pelaksanaannya seperti biasa ternyata kita dikomando untuk mengubah konsep itu. Usul beliau kita harus ada sesuatu yang baru. Otak harus berputar cepat mencari konsep yang baru karena waktu juga menuntut cepat. Hingga akhirnya, ya.. we got, acara itu di ikuti 40 peserta penggalang dan 40 peserta penegak dengan panggung yang lebih luas dan acara di dalamnya yang baru juga (maaf ya yang saya ingat Cuman acara tansik soalnya saya ada di dalamnya).
Dan detik-detik akhir menggunakan lauhah ungu saat pepindahan kamar akhir tahun, itu ternyata waktu terakhir buat kita untuk jadi mudabbirah rayon Palestina yang tahun setelahnya gedung itu menjadi kelas. Sekarang jadi asrama sementara mahasiswi UNIDA Putri.
Dan akhirnya romadhon tiba..            
Suasana yang beda buat kita, karena romadhonnya bareng dengan teman-teman seangkatan. Senangnya.. hidup tanpa ‘udwat, rilexlah sebentar gak ngebimbing ado’, yah walau kadang kangen dengan tingkah mereka yang ngebuat kita punya cerita dan bikin tertawa karena tingkah lucu mereka. Banyak yang terjadi di ramadhan dari yang kita merasakan matbah  Andalus terakhir dan gantinya kita punya matbah  baru di bulan syawwal. Tapi ternyata di Romadhon itu juga kita dapat berita tentang kita yang akan dibagi ke GP 2 untuk merintis KMI murni disana. Dan itu terealisasi liburan ado’ usai. Tangis dimana-dimana pecah karena kita akan terpisah (biasa cewek, lebay).
Dan akhir cerita kita sebagai siswi KMI adalah YUDISIUM kelulusan (asyik pengabdian). Ternyata dipanggilan yudisium ada yang baru. UNIDA Murni, apa itu? Pengabdian yang kerjaannya fokus belajar, kita tidak mengajar KMI. Yah.. Mahasiswi Perdana UNIDA Putri, penuh perjuangan karena mencari sistem kampus murni untuk putri (gak punya reverensi). Dan pencarian arah itu masih berlangsung untuk menjadi kampus yang ideal berlatar belakang pondok pesantren (aamiin)
Yah usai sudah nostalgianya.. mungkin masih banyak yg terlewat tentang cerita kita. Karena setiap sudut yang kita tinggalkan sekarang, itu bercerita tentang kita kawan. Semoga kita bertemu kembali di waktu yang tepat dan dalam keadaan yang sangat baik di hari nanti. Berdo’a, Mendo’akan dan meminta do’a (ada yang salah gk y..)
(Tulisan ini disusun dengan keterbatasan penulis dan kadang ketidak tahuan karena penulis hanya sebentar jadi siswi KMI. bila ada kesalahan informasi, bahasa dan rasa penulis memohon maaf)




Sunday 29 March 2015

Apa yang salah?


Mungkin tak ada yang salah hingga saat ini. Aku melihat lagi cacatanku waktu KMI yang membawa ku ke masa lalu. Masa yang sekarang aku tertawakan karena aku berbuat sesuatu yang aneh dulu. Ini coretanku dulu. Waktu galau-galaunya pas temen-temen SMP ku mau UN SMA
‘Aku Bukan Seorang Putih Abu-abu’
Bukan seragam putih abu-abu yang ku pakai, bukan juga gelar menjadi seorang siswi SMA yang ku sandang. Bukan pelajaran umum yang ku pelajari, bukan juga kelas IPA, IPS ataupun Bahasa yang ku dalami. Bukan rasa seorang anak yang bertambah dewasa yang ku rasa. Bukan urusan besok mau berkegiatan apa ataupun hang out kemana yang ku pikirkan. Semua tak ku rasa, semua tak pernah ku jamah karena memang semuanya tlah berbeda.
Aku bukan seorang putih abu-abu. Aku mendapatka gelar santriwati. Pelajaran berjurusan akhiratpun yang ku pelajari. Ilmu agama yang sedang ku dalami. Tak mungkin ku berfikir tuk berkegiatan apa besok. Karena banyak kegiatan dalam waktu singkat telah menanti. Hanya satu cap yang selalu nempel di jidatku,’anak taksivi, eah buku pegangannya’
Yayaya memang saat itu rasanya pusing sekali dengan pelajaran yang tak pernah ku mengerti apa keguannaannya. Tapi saat sekarang aku sering menoleh ke belakang, malah aku sekarang bisa bersyukur karena pernah hidup dikehidupan yang tak banyak anak sebayaku dulu pilih. Yah untuk hidup jauh dari orang tua dan jauh terasing di tempat yang tak pernah aku kenal. Bahkan orang tuaku pun tak pernah mengenal yang namanya dunia pesantren.
Ternyata saat kelulusan bukan hanya aku yang bersyukur (bersyukur karena sebentar lagi kembali ke dunia nyataku#rencana cuma ngabdi), orang tuakupun ikut bersyukur. Dengan kalimat mereka saat mendengarku mendapat tempat pengabdian sebagai mahasiswi murni. Dan kalian tahu apa kalimat mereka pertama kali? “Alhamdulillah, do’a bapak dan ibu terkabul”(#berfikir tentang kalimat ortu). Sempat shock sesaat kayak di sambar petir tapi sesaatnya sampek satu semester lebih. Nilaiku entahlah tak karuan saat itu. Itu tamparan pertamaku karena sebenarnya hingga kelulusanku aku belum terima dengan jalan hidupku yang berbeda dengan teman dan saudara-saudariku.
Tapi ternyata Allah memberiku tamparan sekali lagi atas ketidak syukuranku. Melalui temanku yang baru pulang ke rumahnya yang ada di malang. Saat dia di kereta ada orang menannyainya.”Dari pondok ya dek” temenku langsung jawab “iya”. Trus si mas-masnya tanya lagi,”kenapa sekolah di pondok dek? Disuruh orang tua y..”dengan sedikit nada meledek pada temanku. Temanku diam sesaat lalu berkata,”enggak, itu keinginan sendiri, yah apa salahnya menyisihkan sedikit dari umur kita untuk hidup di pondok dan mempelajari ilmu Allah?”. Kata temenku sih dia langsung di kasih tepuk tangan dan perkataan 'awesome' ama masnya setelah menjawab seperti itu. Dan aku juga melakukan itu untuknya.
Kini aku sadar, memang tak ada salahnya aku tak merasakan seperti apa yang di rasakan teman SMP ku dulu. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu Allah yang belum tentu orang cerdas bisa menjiwainya. Bukan hanya sekedar tahu tapi paham dan menjalaninya. Memang tak ada salahnya hidup di miniatur masyarakat kecil untuk membangun masyarakat besar yang lebih baik. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu keikhlasan dan kesabaran yang tak ada di kurikulum Indonesia. Memang tak ada salahnya mencoba memandang dunia dari sisi lain.

Semuanya tlah menjadi kesyukuran yang tak terhingga. Karena aku pernah menjadi bagian dari Gontor. Yang akan melanjutkan syiar agama denga ilmu yang tela ku dapat. Walau mungkin hanya sedikit. Tapi mungkin itu akan berharga bagi orang lain. Alhamdulillah..

Friday 27 March 2015

Save the life with your blood

Luar biasa, antusias yang diberikan oleh warga darussalam di hari jum’at tanggal 27 Maret 2014 dalam acara donor darah yang dilaksanakan di Gedung Iran Gontor Putri 1. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shaidalah dan Himpunan Mahasiswa Gizi Al-ghiza Universitas Darussalam Gontor yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Kabupaten Ngawi.
Acara yang dalam wacananya akan dijadikan acara tahunan ini dapat menjadi wadah penyaluran rasa ingin menolong antar sesama manusia. Pada pukul 08.00 WIB acara ini dimulai. Sekitar 100 kantong darah terkumpul dalam acara sosial ini. Yang dimana pesertanya berasal dari para mahasiswi guru dan mahasiswi murni Universitas Darussalam Gontor. Selain para peserta mendonorkan darah. Mereka juga dapat mengetahui golongan darah masing-masing.
Dalam acara ini juga diadakan konsultasi gratis dengan para ahli gizi. Tempata penyelenggaraannya pun masih di gedung yang sama. Beberapa dari mereka mengkonsultasikan tentang keinginan mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat dan cocok dengan keadaan yang ada di pondok pesantren. Acara ini dilaksankan hingga pukul 11.30 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 13.30 WIB hingga seluruh para pendonor dapat menyalurkan keinginannya untuk menyumbangkan darah mereka.
Namun sangat disayangkan, di dalam acara ini masih ada para calon pendonor yang kurang dalam keseriusannya di acara ini. Sehingga ada dari mereka yang hanya ingin skrining dan mengetahui golongan darah mereka saja. Sehingga membuat antrian para pendonor lain semakin panjang.
Semoga acara ini dapat menjadi batu loncatan dalam pemberian pendidikan non akademik baik untuk para panitia, mahasiswi dan para santriwati yang menglihat serta mengikuti acara ini. Dan untuk kedepannya semoga acara-acara yang mungkin serupa dapat terlaksana lebih baik lagi.



Thursday 26 March 2015

Edukasi Lapangan UNIDA Putri

SEMARANG-Mahasiswi Prodi Farmasi Universitas Darussalam Gontor melakukan beberapa kunjungan ke tempat industri farmasi yang berada di Semarang. Unjungan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015. Tujuan dari kunjungan ini sendiri adalah untuk mengenalkan kepada para mahasiswi tentang pekerjaan para farmasis yang ada di bidang farmasi serta untuk membangun kerjasama yang memungkinkan di antara kedua belah pihak untuk di waktu



mendatang.
Tujuan pertama dari kunjungan ini adalah Kimia Farma Plant Semarang yang beralamat JI. Simongan Semarang 50147. Kimia Farma plant Semangat ini khusus memproduksi produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak).Sebenarnya diwaktu itu juga ada rapat untuk seluruh manager Kimia Farma namun sebuah kebahagiaan bagi Para mahasiswi farmasi dapat disambut langsung oleh bapak Hendra Farma Johar selaku Manager Kimia Farma Plant Semarang.
Sebelum memulai pembahasan tentang perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini. Ada beberapa kata yang membuat kami terkesan. Dalam sambutanya bapak Hendra menyampaikan,”Sebenarnya ijazah dari Gontor itu lebih berharga dari pada ijazah sebagai seorang farmasis dan ijazah yang paling berharga bagi Gontor adalah ijazah dari masyarakat karena sekarang ini banyak lulusan farmasi namun belum ada lulusan farmasi yang berlatar belakang pendidikan pondok”. Walau beliau bukanlah seseorang yang berlatar belakang pesantren namun beliau menyatakan sangat antusias dengan kedatangan kami.
Di dalam penjelasannya mengenai Kimia Farma ini kami membahas tentang sejarah PT. Kimia Farma Tbk, SBU manufaktur kimia, Kimia Farma plant Semarang, GMP (Good Corporate Covernance) dan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Harapan dari PT Kimia Farma Tbk untuk tahun 2016 adalah membangun 1000 apotek di seluruh Indonesia. Sedang Langkah yang telah ditempuh untuk mewujudkan harapan tersebut adalah pada tahun 2011 jumlah apotek telah berjumlah 300an dan untuk di tahun 2014 telah mencapai 627 apotek. Kendala yang dihadapi oleh PT Kimia Farma Tbk yang notabene milik BUMN antara lain dalam pengembangan bisnis, pengoptimalan SDM yang sudah ada dan dalam pengambilan keputusan karena perlu melalui persetujuan direksi, komisaris dan atau mentri terkait. Acara kunjungan di Kimia Farma ini berakhir setelah sholat dan menyantap makan siang yang telah disediakan oleh perusahaan.
Pada jam 13.30 WIB kunjungan dilanjutkan  ke  jamu PT Njonja Mener yang didirikan oleh ibu Lom Ming You atau Noni Mener yang sekarang telah dikelola oleh generasi ketiga. Dengan membawa motto ‘Tradisi mutu terbaik untuk kesehatan dan kecantikan’ PT Njonja Mener ini masih berdiri hingga sekarang. Setelah mendapatkan beberapa penjelasan dari pengelola, para mahasiswi diajak untuk melihat-lihat Museum Nyonya Mener yang telah didirikan sejak 18 Januari 1984 yang di resmikan oleh ibu Tien Soeharto. Yang dimana berisi koleksi pribadi ibu Menir, aneka bahan jamu dan aneka jenis jamu produksi Nyonya Mener.

Kunjungan ini diakhiri dengan bersilaturahmi dan santap malam ke rumah salah satu mahasiswi farmasi yang ada di daerah Bawean. Banyak ilmu yang kami dapat dari acara yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shoidalah ini. Dari ilmu industri kefarmasian hingga pelajaran hidup dalam mengelola suatu usaha hingga menjadi besar seperti sekarang ini. Semoga acara-acara kemahasiswaan yang selanjutnya dapat menjadi sarana pengembangan mahasiswa untuk membentuk para scientis-scientis yang berlatar belakang keislaman yang kuat.

Sunday 22 March 2015

Pensi UNIDA Putri Perdana

Tepat pada tanggal 1 maret 2015 malam, Aula Kuliyatul Banat mulai disesaki oleh para penonton yang berasal dari para mahasiswi guru dan siswi KMI kelas 6 dari Gontor Putri 1, 2 dan 3. Tak kurang para hadirin yang ada sekitar 800 penonton yang siap menyaksikan perhelatan Pentas Seni 2015 Perdana yang diselenggarakan oleh Mahasiswi Murni Universitas Darussalam Gontor Divisi Mantingan.
Dalam pidatonya Al-ustad Soeharto, M.Pd.I selaku Wakil Pengasuh Gontor Putri 1 meyampaikan,”Acara ini bukanlah hanya sekedar hiburan tetapi karena yang menampilkan karena mahasiswi Unida perdana maka pastinya ini menjadi hiburan yang syarat akan nilai dan pendidikan serta hiburan yang penuh dengan kreatifitas”. Dan itu memang ada dalam pagelaran ini dimana dalam acara ini kami mengusung tema Soul of Health didalam jiwa yang sehat terdapat pikiran perkatan dan pebuatan yang sehat pula.
Persiapan yang sesungguhnya kami persiapkan tak lebih dari dua minggu. Yang dimana singkat cerita, sebenarnya sebulan sebelum pentas ini digelar kami berkumpul untuk penetapan voting tentang penyelenggaraan acara ini. Karena kekurang seriusan latihan dan persiapan yang kita semua lakukan selama sebulan sebelum acara. Dan setelah itu perjuangan kami baru dimulai lagi dengan niat dan kesepakatan yang baru. Latihan dan tugas kuliah menggugunung harus saling berjalan seiring seimbang karena kami mahasiswi murni yang dimana tugas kami adalah untuk menjalankan seluruh perkuliahan sepenuhnya dengan semaksimal mungkin. Acara yang disajikan dalam acara ini antara lain Choir, Breking News, Drama, Tari Daerah, Puisi, Pop singer dan acara ditutup dengan Tari Kombinasi.
Lelah, letih dan kurang tidur yang kami alami. Demi memberikan penampilan yang spektakuler di malam itu terbayar dengan riuh sorak sorai dan tepuk tangan yang mengiringi jalannya acara menjadi suatu bentuk ketertarikan dan betapa mereka antusias terhadap perhelatan ini. Serta itu juga menjadi penyemangat bagi kami untuk memberikan penampilan yang semaksimal mungkin.
Kau tak sendiri ku slalu bersamamu temani aku sampai habisnya waktu
Biarkan saja hidup tak mudah asalkan kau selalu ada
Potongan lirik lagu diatas pun mengiringi acara penutupan kami tean pukul 23.30 WIB. Banyak kesan, do’a dan acungan jempol yang kami dapat dari acara ini. Serta harapan dari mereka untuk berkarya lebih dan sedikit ikut berkontribusi dalam kegiatan KMI.

(late post)




Wednesday 2 December 2015

(bisa) Merangkul Langit?

Mencoba mencerna kata-kata mereka, yang terkadang menggunakan bahasa langit sehingga harus di terjemahkan oleh sang ahli. Mencoba untuk memahami keadaan yang terkadang langit pun ikut menangis bersama. Mencari sandaran namun mereka malah lari tunggang langgang dan meninggalkan kami dengan Tuhan. Tak ada yang salah karena memang tak perlu ada yang dipersalahkan. Tak perlu terlalu berharap keajaiban akan datang karena mereka membuka mata tanpa mencoba tuk menatap. Peraturan hanya tinggalah peraturan yang harus dijalani dari atasan. Tuntutan hanya sekedar tuntutan tanpa ada tindakan. Dan tagihan hak pun juga hanya tinggal tagihan tanpa ada penyelesaian. Namun terkadang aku harus berpikir ulang saat keadaan menempatkan pada sebuah ‘keterpurukan’ bahkan mendorongku kedalam jurang.
Sebuah peraturan yang selalu membuat pertanyaan, dalam kalimat ‘segala peraturan ada yang tertulis dan tidak tertulis’ banyak tafsiran yang beredar dalam memory kesadaran karena kadar yang tak menentu bila diterima oleh masing-masing individu. Belum juga sampai disitu komando yang berubah-ubah layaknya sedang diterpa badai dan harus siap untuk dihempas seremuk-remuknya. Gelombang itu juga tak reda-reda karena ‘beda otak beda aturan’ hingga membuat bala tentara kalang kabut menyesuaikan dan akhirnya hanya pura-pura tak mendengar pun menjadi solusi atas ketidaksepakatan para jendral perang. Ingin berlari tapi terjegal, ingin terbang tapi remuk sayap, ingin berkendara tapi tertabrak. Diam hanya dianggap belatung dan bergerak hanya dianggap racun semprot yang harus dihindari secepat kilat. Ingin tak ada komando dari jendral? Itu tak mungkin karena aturan para jendral itu dibuat seketat mungkin untuk memiminimalisir pembangkangan. Bagaimana tidak, sudah ada peraturan saja banyak tejadi pelanggaran apalagi tidak ada peraturan apa bedanya manusia dengan hewan yang bahkan hewanpun juga punya peraturan yang tak kita mengerti. Tapi bala tentara masih menunggu satu suara dengan penuh loyalitas tanpa ‘kepentingan’.
Menutup mata mncoba merasa hasil kerja keras namun apalah daya yang terasa hanya kepahitan tanpa merasa manis dari buah yang ditanam. Karena merasa yang terdapat di bumi tanpa ingat ada yang masih di langit. Hingga sang pemilik lupa merawat kepunyaan dan berteriak saat tak ada lagi yang bisa dijual. Walau sebenarnya yang lain mencoba memperhatikan tapi apalah mereka hanya setengah mendengar. Dan akhirnya hanya pertanyaan kenapa menanam bila tak percaya akan berbuah? mengapa memberi menjanjikan surga tanpa memberi tangga untuk bala tentara? Mengapa mendongak langit sedang bumi tak menerima?

Namun pergerakan masih tetap diusahakan dengan sang komandan ‘alternatif’ yang terikat dengan batin dan berdarah bersaa dalam satu bantaian. Karena mencoba kuat tanpa topangan, karena bernafas tanpa udara. Bukan lari tapi hadapi, bukan bersorak dalam kebodohan tapi menggunakan kekuatan ekstra untuk mencoba. Mencoba meraih dan mempertahankan ‘keharusan’. Karena masih ada Tuhan yang memeluk erat tanpa pernah melepaskan.

Monday 16 November 2015

Semangat Meraih S.Farm.

Memang manusia itu tak akan pernah puas atas apa yang dia gengam. Selalu ingin terus meraih angan yang masih bergelantungan 5 cm di depan jidat masing-masing. Akupun juga seperti itu cukup manusiawi dengan berbagai cara hidup yang ku jalani. Dengan bumbu-bumbu yang mendampingi membuat hidup ini lebih berarti. Dengan harapan mereka yang tak akan pernah henti tuk mendo’akan. Dulu semua ini hanya demi mereka, tapi sekarang ini juga demi masa yang akan ku jalani di masa depan.
 Ditahun kedua menjadi seorang mahasiswa, hanya satu kata ‘pusing’. Tugas bukan hanya sekedar menggunung, tapi juga mengalir bak air sungai yang mengalir tanpa ada surutnya sekalinya akan surut maka hujanpun dengan senang hati menyumbangkan airnya kepada si sungai. Betapa bahagianya mempunyai pekerjaan yang tak ada hentinya, karena do’a di semester kemarin terkabul sudah. Yah tetap ada kata ‘tapi’ dalam kesyukuran itu, karena ada rasa jenuh yang terkadang hinggap tanpa diundang. Setan terkadang suka menggelantungi hati dan pikiran. Jangan kata jadi mahasiswa itu gampang hanya tinggal masuk kelas duduk dan mendengar. Tapi seorang mahasiswa itu harus mencari ilmu itu bukan ilmu yang mencari mahasiswa. Kadang terlena dalam kesemantaraanpun aku juga mengalaminya, masih cukup manusiawi karena semua orang pasti pernah dalam masa itu.

            Semoga saja kalian tau jadi mahasiswa itu, subhanallah apalagi jadi mahasiswa kesehatan ataupun fakultas lain yang membuat diri kalian di pagi hari kuliah, siangnya praktikum dan malamnya mengerjakan tugas. Mengandai-andaipun juga sering menjadi sindrom yang tak dapat disembuhkan. 'Andai aku tak menjadi mahasiswa disini' 'andai masih seperti semester kemarin yang masih bisa bernafas lebih lega' ah.. andai dan andai yang lainnya.

Ingin mundur sekarang udah telat, udah terlanjur nyemplung basah-basah aja sekalian. Mungkin belajar mencintai itu, sekarang suatu mata kuliah yang sedang ku pelajari atau mungkin harus wajib menjadi mata kuliah terfavorit agar tak mengulang mempelajarinya di semester depan. Karena kalau kita mengerjakan bagian kita maka Allah akan mengerjakan bagiannya juga. Dan akhirnya lillah..

Wednesday 4 November 2015

Alasan?

Kata cantik, baik, pinter, sopan atau sejenisnya yang biasa keluar dari mulut seseorang kalo ditanya kenapa kamu nyukain pasangan kamu. Hal yang lumrahlah kalo jawabannya begitu karna terkadang sesuatu yang namanya cinta mematikan logika dan akal sehat membuat orang kadang menjadi tak objektif dalam penilaiannya.
Tapi banyak pikiran yang sliweran dalam otak. Ini bukan masalah fakta atau mitos, bukan juga masalah cewek caper Vs cowok baper yang pernah dibilang ama tetangga sebelah. Tapi hanya sedikit pernyataan yang juga menjurus pada pertanyaan.
Fakta kalau kita itu ‘manusia’ itu gak perlu dipertanyakan lagi. tapi saat aku tanya ke orang dan yang keluar alasan-alasan itu, yang sering terbersit adalah kalau kamu mencintai seseorang karena dia cantik atau ganteng, apa dengan berjalannya waktu cantik atau ganteng itu gak ilang? Kalau kamu mencintai seseorang karena dia penyabar, apa suatu saat orang sabar tak pernah marah? Kalau kamu mencintai orang yang sederhana, apa kamu tahu apa yang sebenarnya dalam hatinya? Kalau kamu mencintai orang karena dia pintar, apa kamu tahu ilmu itu dia amalkan untuk hal yang baik atau yang buruk? Kalau kamu mencintai dia karena dia mudah bergaul, apa kamu tahu apa yang sebenarnya sedang dia bangun dalam sebuah pergaulan? Yah masih banyak lagi yang tak aku mengerti dan belumku temukan jawabannya. Mungkin akan banyak orang yang berkata ‘karena kita manusia pasti tak ada yang sempurna dan jalan satu-satunya adalah menerima apa adanya’. Itu jawaban dari orang-orang yang sudah telanjur merasa tercecar dengan pertanyaanku.
Cinta? Apa itu cinta? Tapi satu hal yang sering terbersit dalam hatiku. ‘mencintai itu tak membutuhkan alasan, karena jika alasan itu hilang maka cintamu akan ikut hilang bersama alasan-alasanmu tersebut’. Maka berjalan dan carilah seseorang yang mencintaimu hingga saat kau tanya kenapa kamu memilihku? Dia hanya bisa menjawab ‘aku tak punya alasan kenapa aku mencintaimu’. Karena terkadang aku ataupun kamu tak akan tahu apa yang akan berubah nanti saat semua berjalan jika masih ada alasan yang nanti bisa hilang atau kita lupa. Hanya satu alasan yang bisa menjadi jalan aman yaitu Lillah. 


Monday 26 October 2015

Barang Kali Jatuh Cinta


Sudah lama tak mengikuti perkembangan lagu indonesia dengan beberapa alasan salah satunya yang biasa disebut 'alay'. Kalo denger yang kayak begitu rasanya jadi orang cengeng gak berkesudahan. Coba aja lagu yang ada di indonesia ini kualitasnya masih kayak jaman dulu.. batapa bahagia yang tak berkesudahan dah. Apalagi juga dibarengi dengan acara TV yang bermutu, wah.. pengen loncat-loncat deh kalo itu terjadi. Betapa bahagianya negri ini tang tak sekedar menjadi tanah surga dalam hal kehidupan tapi juga dalam keilmuan. Karena kita mendapat ilmu dari segala penjuru, entah dari lagu, acara di TV dan juga kehidupan sekitar kita. Lalu saat temen lama yah biasa.. temen SMP ngeshare lagu via facebook setahun yang lalu, akhirnya ada juga lagu yang aku suka buat saat itu sampek sekarang. Walaupun dengan tema cinta juga sih tapi yang satu ini masuk ke dalam kategori agamis. Judulnya sih 'Cinta Positif' nah dia ada 5 part dengan urutan lagunya yaitu Halaqoh Cinta, Untukmu Calon Imamku, Mencintai Kehilangan, Jodoh Dunia Akhirat dan Pangeran Surga. Menurutku sih ini recomended banget dah buat kalian. coba dengerin deh barang kali jatuh cinta 

Thursday 1 October 2015

Enzim Lipase dalam bidang industri

Enzim adalah molekul berpolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang tersusun teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkaltalis reaksi antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel.
Beberapa keuntungan penggunaan enzim dalam  pengolahan pangan adalah aman terhadap kesehatan karena bahan alami, mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa efek samping, aktif pada konsentrasi yang rendah, dan dapat digunakan sebagai indikator kesesuaian proses  pengolahan.
Saat ini enzim sebagai biokatalis telah banyak diaplikasikan secara komersial untuk proses-proses industri, antara lain dalam industri pangan, medis, kimia dan farmasi. Pada tahun 2000, penjualan enzim merupakan peringkat yang tinggi dalam bidang bioteknologi dan diperkirakan mencapai US$ 1,6 milyar.
Lipase (triacyl glycerol ester hydrolases E.C. 3.1.1.3) merupakan enzim yang diaplikasikan dalam proses hidrolisis triasilgliserol menjadi asam lemak, diasilgliserol, monoasilgliserol dan gliserol serta pada kondisi tertentu dapat mengkatalisis reaksi sebaliknya yaitu membentuk gliserida dari gliserol dan asam lemak. Lipase dapat memodifikasi minyak sehingga dapat diperoleh minyak dengan nilai ekonomis tinggi. Lipase juga dapat mengkatalisis sintesis ester dan transesterifikasi pada media organik yang mengandung sedikit konsentrasi air. Kemampuan yang beragam ini memungkinkan lipase digunakan dalam berbagai bidang di industri dan bahan kimia seperti dalam bidang obat-obatan (digestive enzymes), bahan tambahan makanan (flavour-modifying enzymes), pereaksi klinis (glyceride-hydrolyzing enzymes), pembersih (detergent additives) dan sintesis biopolimer. Selain itu dapat juga diaplikasikan dalam industri pengolahan limbah cair dan kosmetik serta di sektor bahan bakar yang mengaplikasikan lipase sebagai katalis untuk sintesis ester dan transesterifikasi minyak untuk produksi biodiesel. Proses pemurnian sampel ekstrak kasar enzim lipase diawali dengan fraksinasi bertingkat menggunakan garam ammonium sulfat dengan tingkat kejenuhan (0-20%), (20-40%), (40-60%), (60-80%) dan 80-100%), dialsis dan kromatografi kolom.
Enzim lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis rantai panjang trigliserida. Enzim ini memiliki potensi untuk digunakan memproduksi asam lemak, yang merupakan prekursor berbagai industri kimia. Lipase diklasifikasikan sebagai enzim hidrolase yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas, gliserida parsial (monogliserida), digliserida dan gliserida seperti pada gambar berikut.


Beberapa mikroorganisme penghasil enzim lipase adalah 
1. Kelompok jamur :Aspergillus niger dan Penicillium aurantiogriseum.
2. Kelompok bakteri: Bacillus, Aeromonas, Pseudomonas, Alcaligenes, Arthrobacter, Chromobacterium, Serratia, Vibrio, Aeromonas, dan Staphyloccus

Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan memberikan flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan karena adanya asam lemak bebas yang diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri pengolahan susu Lipase juga digunakan pada industri lainnya. Mikroba penghasil lipase antara lain adalah Pseudomonas aeruginosa, Serratia marcescens, Staphylocococcus aureus dan Bacillus subtilis. Enzim lipase ini digunakan sebagai biokatalis untuk memproduksi asam lemak bebas, gliserol, berbagai ester, sebagian gliserida, dan lemak yang dimodifikasi atau diesterifikasi dari substrat yang murah, seperti minyak kelapa sawit. Produk-produk tersebut secara luas digunakan dalam industri farmasi, kimia dan makanan.

Di samping itu, enzim lipase dapat digunakan untuk menghasilkan emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan. Aplikasi enzim lipase untuk sintesis senyawa organik semakin banyak dikembangkan, terutama karena reaksi menggunakan enzim bersifat regioselektif dan enansioselektif. Aktifitas katalitik dan selektivitas enzim tergantung dari struktur substrat, kondisi reaksi, jenis pelarut, dan penggunaan air dalam media. Contohnya biosintesis senyawa pentanol, hexanol & benzyl alkohol ester, serta biosintesis senyawa terpene ester menggunakan enzim lipase yang berasal dari Candida antartica dan Mucor miehei. Sampai saat ini lipase yang banyak digunakan untuk keperluan reaksi sintesis adalah lipase komersial dari Rhizomucor miehei dan Pseudomonas sp.


DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Produksi enzim lipase ekstrasluler dari Aspergillus niger  untuk menghasilkan monoasilgliserol
Baktri dan jenis enzim yang dihasilkan, bernhardlmsitorus.blogspot.co.id
Pemanfaatan enzim dalam industri pangan dan pertanian, www.academia.edu
Enzim Lipase, dokumen.tips
Apa itu enzim lipase?, www.amazine.co

Tuesday 25 August 2015

Kayu Secang

Rempah yang satu ini terbuat dari serutan kayu pohon. Tapi sejak abad ke-17 sudah diperjual belikan berbagai negara dunia. Rempah yang satu ini sering digunakan untuk campuran minuman hangat didaerah Yogyakarat. Caesalpinia sappan L. Atau yang umum disebut dengan kayu secang yang berasal dari Asia Tenggara dan mudah ditemukan di Indonesia dengan persebaran di pekarangan daerah jawa dan pegunungan berbatu pada daerah yang tidak terlalu dingin di sulawesi selatan.
Kayu secang dalam urutn takson makhluk hidup bila di klasifikasikan dalam kingdom adalah Plantae, divisi adalah Spermatophytax, sub divisi adalah Angiospermae, kelas adalah Dicolyledonae, bangsa adalah Resales, suku adalah Cesalpiniaceae, marga adalah Caesalpinia, spesies adalah Caesalpinia sappan L.
Kayu secang ini memiliki sebutan yang bermacam-macam di setiap daerahnya diantaranya disebut seupenga (Aceh); sepang (Gayo); Sopang (Batak); cacang (Minangkabau); secang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa); kaju secang (Madura); cang (Bali); sepang (Sasak); supa; supang (Bima); sepel (Timor); hape (Sawu); hong (Alor); sepe (Roti); kayu sema (Manado); dolo (Bare); sapang (Makasar); sepang (Bugis); sefen (Halmahera Selatan); sawala (hiniaga, sinyiang, singiang (Halmahera Utara); sunyiha (Ternate); roro (Tidore); sepang merah, sappan wood, bakkum wood,bois de sappan (Perancis), to moc,  cay vang (Vietnam), tainniga (Burma), sbeng (kamboja), su fang mu (china), palo de brazil (sepanyol) , bakam (arab) , pattanga (sanskrit).
            Kayu secang memiliki habitus berupa perdu (nama sekelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 m). Ranting-ranting berlentisel dan berduri, bentuk duri bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25-40 cm, bersirip, 9-14 pasang sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, ujung bundar serta sisinya agak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan berupa malai, terdapat di ujung, panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir kelopak berambut, panjang daun kelopak yang terbawah ±10 mm, lebar ±4 mm, tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk lainnya juga membundar dan bergaris tengah ±10 mm, panjang benang sari ±15 mm, panjang putik ±18 mm. Polong berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm.
            Zat yang terkandung dalam secang antara lain brazilin, alkaloid, falvonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorin. Sementara daunnya mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,20% yang beraromaenak dan tidak berwarna. Bagian yang digunakan untuk dijadikan minuman adalah kayunya atau batang pohonnya. Panen kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun.
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang berguna untuk tubuh kita terutama dalam bidang kesehatan antara lain penghenti pendarahan, pembersih darah, penawar racun, dan obat antiseptik . Karena tanaman ini mengandung senyawa anti bakteri dan bersifat anti koagulasi atau anti penggumpalan, maka tak heran kalo secang dapat digunakan sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. Jika sedang diare 5 gram kayu kering dipotong kecil, kemudian rebus dengan dua gelas air selama 15 menit setelah itu saring dan segera diminum.

Kayu secang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan disentri, batuk darah pada TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri karena ganggu sirkulasi darah. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading. Dapat digunakan untuk pengecetan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman.

Tuesday 11 August 2015

Mahasantri

Mahasiswa adalah gelar elite yang ada dalam sosio-kultural yang ada di masyarakat. Dengan kata ‘Maha’ sesungguhnya dia telah ‘meminjam’ sebagian nama Tuhan. Dengan berbagai pelajaran yang di anggap oleh masyarakat yaitu sebagai ilmu langit yang belum diterjemahkan dalam masyarakat yang dimana seharusnya pemikiran seorang mahasiswa ini bukanlah pikiran hanya biasa-biasa saja. Karena mereka telah menjadi salah satu mutiara ilmu untuk Indonesia.
Dengan semakin berjalannya waktu kini juga berkembang istilah baru bagi para calon  mutiara ini, yaitu istilah ‘Mahasantri’. Lalu apa itu mahasantri? Mahasantri adalah seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah seperti biasanya namun dia juga tinggal di satu asrama dengan peraturan yang ada dan berdasarkan atas agama islam yang kuat. Mungkin hampir sama namun seorang mahasantri ini sesuatu hal yang istimewa apalagi di zaman sekarang ini dengan adanya berbagai pilihan atas kegermelapan dunia. Sehingga seseorang yang memilih atau yang dipilih menjadi mahasantri adalah mutiara islam yang siap untuk menegakkan agamaNya dimanapun mereka berpijak.
Seorang mahasantri harus mempunyai pola pikir yang lebih sistematis dibandingkan sebelumnya karena mereka tak lagi berada di bangku sekolah menengah ataupun KMI. Dengan aktif dalam berorganisasi, kegiatan non akademik seperti ikut serta dalam UKM yang ada di kampus. Mereka dapat mengembangkan olah pikir, olah dzikir, olah raga dan olah rasa mereka yang ditambah dengan adanya sistem asrama membuat mereka lebih leluasa dalam waktu untuk pelaksanaan seluruh kegiatan yang ada.
Dan kelebihan lain dari seorang mahasantri adalah dengan adanya peraturan asrama yang bertujuan tidak untuk mengekang mereka sehingga mereka dapat hidup dalam ritme yang indah dalam suasana islami. Ibaratnya seperti mawar yang berduri, dia indah karena ada durinya. Maka sama saja saat seorang mahasantri mentaati peraturan karena peraturan itu yang memperindah para mahasantri untuk kehidupan mereka. Serta disisi lain memberikan ketenangan terhadap para wali mahasantri ini atas jihad mereka dalam tholabul ilmi di tingkat perguruan tinggi.

Maka dari itu selayaknya jika kita menjadi seorang mahasantri suatu hal wajib kita syukuri karena kelebihan-kelebihannya yang terkadang tak dapat terdefinisikan. Yang dimana belum tentu orang biasa rasakan karena seorang mahasantri itu mutiara yang paling indah diantara mutiara. Masa yang indah itu masa saat kita menuntut ilmu apalagi saat itu kita merasakannya di Gontor. 

Tuesday 2 June 2015

Takdir yang Mengantarkanku

Tak pernah ku duga, aku bisa menyelesaikan pendidikan yang berlatar belakang ‘Pesantren’. Padahal dari orang tua ataupun sanak saudara tak ada satupun yang pernah tahu bahkan menginjakkan kaki di pesantren apalagi ‘Pesantren Modern’. Sebenarnya aku sudah mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikanku ke pesantren setelah SD tapi apalah daya, orang tua tak mengijinkan saat itu. Bapak hanya mengatakan nanti saja kamu kesana setelah MTs. Padahal gurunya bapak sudah datang ke rumah dan menyatakan siap buat nganter ke pondok yang namanya ‘Gontor’. Nama yang asing dan aneh saat mendengarnya. Gontor? Apaan tuh? Yah walau bertanya-tanya apaan tuh, tapi saat itu aku niat banget kesana karena beberapa cerita selentingan yang aku dengar tentang pondok yang namanya Gontor itu.
Namun takdir berkata lain, saat si bapak tak setuju aku melanjutkan ke pesantren ternyata beliau sudah mempersiapkan yang lain. Aku di daftarkan kelas unggulan di SMPN setempat padahal aku pengennya ke MTsN Kota. Yah walau memang itu SMP hitungannya udah bergengsi di daerah kediri tapi kalau sebenernya gak pengen ya mau gimana lagi. Akirnya aku ikut juga test itu dengan syarat aku juga boleh ikut test di MTsN yang aku inginkan dan kalau aku diterima di MTsN itu, aku akan melepas SMPN (kalau ketrima). Ternyata Waktu test usai keesokan harinya langsung pengumuman penerimaan dan di hari esok juga terakhir pendaftaran ke MTsN. Entah mungkin takdir berkata lain lagi, sebenarnya formulir sudah terbeli dan terisi lengkap semuanya siap tinggal mengembalikan formulir saja. Tapi saat sudah siap buat ke MTsN itu, saat itu juga semua perlengkapan itu lenyap entah kemana. Padahal rumah sudah diacak-acak habis-habisan buat nemuin itu dokumen dan akhirnya kalimat ‘ya sudahlah’ pun muncul karena endingnya aku diterima di SMPN itu.
Dan waktupun terus berjalan, setahun dua tahun di SMP saat ditanya temen.... jawabannya yang pasti lanjut ke ‘Pondok’ tapi saat kelas 9 semua itu mulai berubah. Tak ada lagi keinginan melanjutkan ke pondok sama sekali bahkan saat teman-teman berkata kalau aku calon anak pondokan ada rasa dongkol yang tersimpan di hati. Saat ketidak inginanku ini aku ungkap ke bapak, bapak langsung marah dan mendiamkanku dua hari. Serem deh kalau sudah begitu, mending kalau marahnya langsung ngomel-ngomel kayak ibu jadi tau apa yang harus dibenerrin. Lha ini si bapak diem doang, jadi hidup terasa tak nyaman di rumah. Tapi entahlah kenapa bisa berubah sedrastis itu tentang tujuan sekolahku, tapi yang pasti saat itu tujuanku hanya SMA.
Saat selesai UN SMP, semua teman-temanku sibuk bolak-balik ke kota untuk mengurus semua yang dibutuhkan untuk masuk SMA-SMA bergengsi didaerah kota. Mulai dari formulir dan perlenkapannya hingga surat rekomendasi dari DIKNAS kabupaten untuk bisa melanjutkan di kota. Akupun juga tak ingin ketinggalan ancang-ancang dengan daftar sebagai salah satu pencari surat rekomendasi. SMA 2 pun menjadi tujuan, tapi saat meminta ijin pada bapak kalimat apa yang keluar?! “kalau kamu gak mau ke Gontor kamu gak usah ke SMA kamu bolehnya masuk MAN”. Yah, it’s oke.. aku turuti kemauan bapak dengan harus banting setir lagi ganti haluan ke MAN kota. Sebenernya gak terlalu Interest sih karena satu almamater dengan kakak sulung dan kakak kedua karena pasti akan dibanding-bandingkan seperti aku di SMP yang notabene almamaternya kakakku yang ketiga but okelah yang penting gak ke Gontor.
Ambil formulir, isi terus di kumpulin lagi yes fix, kali ini pasti sukses sekolah di kota hihihi... Tapi sehari menjelang ujian... saat ngobrol santai dengan ibu dan kakak, tiba-tiba mereka menyebut lagi yang namanya ‘Pesantren’. Oh.. ternyata ada udah di balik batu di obrolan hari itu kataku dalam hati tapi aku hanya mencoba biasa saat itu. Sudah ngobrol kesana-kemari dan akhirnya  kata itupun keluar. Kata yang membuat aku beku sesaat, ‘Rin, sebenernya bapakmu pengen salah satu anak bapak masuk ke pondok’ nah itu kalimat yang disampaikan ibu padaku saat itu. Hanya diam yang bisa kulakukan, ‘bapak pengen salah satu anak bapak masuk ke pondok??!’. Kata itu terus-terusan aku olah dalam otakku, siapa lagi kalau bukan aku yang bisa memenuhi harapannya, karena tak mungkin kan kakak-kakaku sedang mereka saja sudah sarjana semua saat itu. Aku sebagai anak bungsu dari ke empat bersaudara harus berpikir lagi tentang keinginanku. Apakah aku tega membiarkan begitu saja keinginan bapak yang telah memberikan segalanya pada anaknya? Dan akhirnya jawabannypun tidak, baiklah aku mencoba mengambil kesempatan untuk mewujudkan salah satu harapan bapakku. Tapi masih dengan syarat, aku tetap ikut test di MAN dan itupun disetujui.
Hari testpun dimulai, aku mengerjakan dengan seadanya saja karena aku berpikir untuk apa aku terlalu serius dengan ini toh aku hanya mencoba-coba. Hasil pengumumanpun bisa dilihat online atau langsung di sekolahan tapi hari itu aku demam tinggi hingga tak bisa melihat pengumuman itu padahal teman seperjuanganku sudah menjemput untuk melihat pengumuman. Akhirnya aku hanya mendapat kabar kalau ternyata aku diterima di MAN itu. Yah tapi tetap ke perjanjian awal, test itu hanya coba-coba dan Gontorlah tempat yang akan aku pijak untuk mencari ilmu.

Memang benar tak peduli seberapa kuatnya kita ingin dan kita tak ingin kan sesuatu. Saat Allah berkata, jalan kita harus di situ sebagai hamba kita  hanya bisa mencoba untuk menjalaninya dan mecari jawaban kenapa Allah membuat kita harus berpijak disitu. Begitupun aku, aku mencoba mencari jawaban kenapa Allah menempatkanku di suatu tempat yang bernama ‘Pondok’ padahal aku sudah sempat berpikir itu bukan salah satu dari takdirku. Mengambil setiap pelajaran atas apa yang telah terjadi, itu membuatku berpikir lebih dalam. Bila ada keinginan harus dipikirkan apakah aku membutuhkan. Bila ada kesalahan, bukan untuk dilupakan tapi sebagai guru untuk masa depan dan bila ada kebahagiaan itu membuatku harus selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan.

Thursday 28 May 2015

Bersama Untuk Bangsa

Masih pantaskah kita sebagai generasi bangsa tidak keras terhadap diri kita? bukankah hidup ini tak hanya bercerita tentang keindahan dan kegermelapannya?  Miris, mungkin itu yang sedang dialami oleh bangsa kita yang tercinta ini. Ditengah semaraknya berita tentang beras plastik, susu detergen dan yang lainnya. Ada satu lagi berita yang tak bisa kita lupakan. Apalagi kalau bukan tentang pengumuman kelulusan entah itu tingkat SMA, SMP dan SD. Mungkin tak semua yang melakukan beberapa keadaan yang memalukan tapi seperti pepatah lama berkata karena nila setitik rusak susu sebelanga. Entah ini kagum, takjub atau bagaimana, saat melihat foto-foto para pemuda dengan seragamnya yang penuh dengan coretan seni itu. Mungkin itu sudah biasa ditingkat SMA atau SMP tapi kalau masih ditingkat SD? Mungkin sekarang ada dari mereka yang harus dewasa sebelum waktunya. Karena bila tidak seperti mereka akan dikatai kudet,katrok atau sejenisnya. Bukan hanya sampai disitu, sekarang juga marak yang namanya jones yah tau sendirilah itu apaan. Hal yang aneh memang saat anak sekarang tak punya pacar malah dikatain. Bukankah itu hal yang wajar? wajar bagi umuran seorang penimba ilmu.
Mungkin zaman memang telah menemui masa keemasannya dengan penuh kecanggihannya. Tapi jika kita terus hanya menjadi penikmat atas semua teknologi itu maka kapan kita akan maju? sedang bila ada karya anak bangsa terkadang mendapat cibiran. Lalu apakah kita hanya akan menunggu sistem yang sedang mencari arah tanpa bisa berbuat apa-apa? bukankah perbaikan bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah, tapi kita semuanya dengan perannya masing-masing.
pembangunan bangsa tak akan bersahil bila hanya satu peran yang memainkan tanpa ada yang membantu. maka dari itu kita harus saling bahu-mambahu untuk generasi kita, sebagai generasi pembelajar yang memiliki integritas yang mumpuni.

"Jika pengajaran adalah transfer pengetahuan, pendidikan harus menumbukan kesadaran mengaktifkan pikiran secara merdeka agar kretifitas tumbuh dengan leluasa karena pengekangan hanya melahirkan pembungkaman dan kemandiran disalah arti dengan ketundukan. Generasi pembelajar adalah generasi yang tak saja mendapat pengetahuan namun juga pemahaman, generasi ini lebih baik belajar mengerti agar lebih bijak pula memahami, menjadi pribadi dengan pikiran penuh keterbukaan bukan penghafal diktat yang sekedar taat, terus belajar dan mencari selagi muda tidak hanya ikut dengan cuma-cuma dan tanpa bertanya, jangan takut salah dan berbuat alpa sebab dari situ para pembelajar bisa dewasa, karena hidup adalah rangkaian tanya demi tanya dan generasi pembelajar selalu berusaha mencari jawabannya"


Sunday 17 May 2015

Kita yang ber-59


Tak terasa waktu berputar, hingga mengantarkan kita dipenghujung tahun pengabdian yang memang sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kita. Tak dapat dipungkiri setiap dari kita mempunyai cara masing-masing untuk meraih cita-cita. Tapi itu tak perlu khawatir, karena cerita kita akan tetap menjadi yang sempurna karena kita yang ber-lima sembilan.
            Senyum tipis sering menyeringai saat kembali ke tempat yang bercerita tentang kita. Entah itu candaan kecil ataupun perbuatan bodoh yang sering tak kita sadari saat melakukannya. Semua itu sering berputar dalam ingatan layaknya film yang diputar ulang. Lucu, aneh bahkan tak terduga, itu yang sering kita lakukan. Tak kenal waktu dan tempat apalagi usia, tapi untungnya kita masih tahu kondisi. Sehingga kita terkadang berlaku seperti anak kelas satu atau satu intensive KMI alias polos, menjadi pengayom yang bijak seperti kelas lima atau terkadang sedikit berulah seperti kelas 6 yang menjadi paling senior diantara yang lain.
Mungkin yang kita rasakan itu, sesuatu yang harus kita jamak alias dua rasa jadi satu, Aneh. Tapi itulah yang harus kita rasa sebagai angkatan perintis UNIDA Putri. Mengadakan yang belum ada itu pasti membutuhkan yang namanya 'Perjuangan'. Rasa aneh itu karena di tahun ini kita harus jadi senior dan junior sekaligus. Dua-duanya harus kita lakoni, menjadi pemikir sekaligus pelaksana semua yang kita pikirkan.
Dan untuk yang lanjut, akhirnya di tahun depan kita mau tak mau harus menjadi ‘mahasiswi karbitan‘ harus kita lakukan. karbitan? Yah begitulah, karena kita yang sebenarnya masih anak ingusan ditingkat universitas, tahun depan harus langsung loncat jadi senior atas para maba yang akan datang besok. Disuruh matang sebelum waktunya Hihihihi...
Dengan keadaan yang seadanya dan membutuh kesabaran yang ekstra. Kita masih percaya bahwa ini tak kan berlangsung lama. Pengaharapan dan do'a-do'a selalu kita selipkan dalam setiap do'a agar semuanya tak bertahan begini-begini saja. Hanya satu ingin kita tentang ini semua, sebuah kemajuan yang pasti. Karena kita ingin selalu bergerak dan menggerakkan. Bergerak dengan aturan yang ada, bergerak seperti api yang berkobar bukan seperti api dalam sekam. tak saling bersenggolan, tak saling menjatuhkan, tak saling memojokkan. Tapi rangkulan walau dengan medan yang berbeda, pelukan walau kita tak sama karena kita masih dalam satu naungan 'Gontor'.

Semoga harapan dan kesyukuran akan selalu ada dalam diri kita. Karena kita yang ber-lima sembilan. Cerita yang akan menjadi salah satu sejarah dalam hidup kita. Masa yang membuat kita berpikir lebih. Sebuah rasa yang tak mungkin dia atau bahkan mereka pahami. Ini tentang kita yang takkan habis bila diceritakan. Yang tak kan hilang oleh zaman. Kebersamaan yang mahal dengan berbagai macam kerikil tajam dan badai besar yang terkadang membuat kita tumbang. Tapi kita selalu bangkit rapatkan barisan, bergandeng tangan walau terkadang ada yang lupa tentang tujuan tapi kami mencoba saling mengingatkan. Kita akan tetap menjadi ber-lima sembilan dimanapun kita berada karena kita bagian dari cita-cita trimurti untuk perguruan tinggi ini. Ini hanya untuk kita dengan warna-warni kita. Wish us luck for one thousand miles of our journey

Friday 8 May 2015

Pembentukan Akhlak Karena Ibadah


Sudah terlanjur sering kita menemukan pola pikir manusia yang tak ingin mengkaitkan satu hal dengan hal yang lain. Kita lihat saja dari contoh yang paling sering kita jumpai yaitu antara agama dan politik yang sering terjadi dalam negara kita sendiri. Padahal ini adalah dua hal yang saling berkaitan adanya. Karena tak dapat dipungkiri, segala sesuatu yang kita lakukan di muka bumi pasti saling berkaitan satu sama lain.
Lalu bagaimana bila kita menilik ke dalam hal akhlak dan amalan ibadah dalam agama khususnya dalam pelaksanaan rukun islam yang ke lima. Apakah benar hal-hal yang kita lakukan dalam pelaksanaan haji dapat membentuk akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari?
Ibadah sesungguhnya bukanlah suatu hal yang hanya bersifat simbolik, ‘penting mengerjakan’ yang berakibat pada sebuah formalitas tanpa adanya penghayatan dalam diri manusia itu sendiri.  Karena bila ibadah itu dilakukan tanpa adanya makna dalam kehidupan sehari-hari maka semua itu tidak akan memberi arti dan efek yang berarti. Disamping itu Arti penghayatan ibadah sendiri adalah melakukan apresiasi dan ekspresi ibadah itu dengan diiringi perbuatan-perbuatan yang bersifat aplikatif yang sejalan dengan hakikat dan hikmah ibadah.
Sedangkan hakekat haji adalah ibadah yang wajib dilaksankan oleh setiap muslim yang mampu. Mampu disini bukan hanya dalam finansial namun juga dalam jasmani dan rohani. Yang dimana seseorang dapat melakukan haji secara sempurna dengan beberapa bentuk ibadah yang termasuk dalam rukun dan wajib haji, seperti thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabid di mudzdalifah, melontar jamrah, tahallul dan lainnya sebagai akitivitas untuk mencari ridhoNya.
Seorang haji yang mabrur biasanya akan mendapatkan pengaruh perubahan akhlak yang besar setelah pelaksanaan ibadahnya di tanah suci. Karena banyak hal yang tersurat maupun tersirat dari ibadah haji ini sangatlah berpengaruh dalam pembentukan akhlak. Seperti niat yang diucapkan berfungsi untuk menguatkan niat dalam hati sehingga terjadi keselarasan dalam diri seseorang. Dalam waktu ihrom yang dimana terdapat larangan-larangan yang harus dihindari ini memberi pelajaran pada kita bahwa kita tidak boleh tergoda dengan sesuatu yang mungkin akan membatalkan pekerjaaan kita. Wukuf adalah ibadah yang mengandung makna agar apa yang kita kerjakan harus kita jiwai dan menngerjakan sesuatu harus dengan hati. Thawaf yaitu ibadah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali memiliki makna agar kita tidak kenal menyerah, berjuang sekuat tenaga menjalankan pekerjaan kita untuk meraih apa yang sudah ditargetkan. Sa’i yang dilakukan dengan berjalan kaki (lari-lari kecil) bolak-balik tujuh kali dari bukit shafa ke Marwah dan sebaliknya. Nilai etos kerja dalam ibadah ini adalah bahwa pekerjaan yang rutin setiap hari harus dilakukan dengan tekun dan istiqomah dan mempunyai target yang jelas. Melempar jumrah merupakan simbol perlawanan terhadap setan dan pembebasan diri dari iblis yang suka mengganggu manusia. Etos kerja yang tersurat di dalamnya telah terlihat jelas. Yang dimana kita sebagai manusia sebisa mungkin untuk mengekang hawa nafsu yang pasti datang dari setan. Hingga tahallul yang dimana kita mencukur rambut sebagai tanda dibolehkannya beberapa larangan saat berihrom yang bermakna agar kita berpikir jernih. Bahwa segala aturan yang ada harus ditaati yang berarti kita bekerja atau melakukan kegiatan harus sesuai dengan etika dan tata aturannya.

Setelah kita mengerti hubungan antara ibadah yang dilakukan dapat menimbulkan akhlak yang mulia bila dijiwainya. Karena semestinya ibadah itu tidak semata dilakukan hanya dalam satu dimensi saja. Karena ibadah dan akhlak satu dan lainnya saling menyatu dan seharusnya berjalan seiring seirama. 

Sunday 19 April 2015

Solusi?

Apa itu solusi? Solusi itu mungkin sesuatu yang bisa mengakhiri beragam masalah yang ada dalam kehidupan manusia. Tak kenal waktu dan usia, dia selalu dinanti oleh hamba yang sedang kalut dalam kehidupan. Namun apa yang terjadi bila solusi datang terlambat?

Mungkin tak banyak orang yang menyadari. Tapi itu sering terjadi disini, solusi yang datang terlambat atas masalah yang timbul. Bukan kita yang mengulur waktu untuk memutar otak mencari si solusi ini. Tapi terkadang ada saluran-saluran yang menghambat hingga semua tak berjalan seperti semestinya. Mereka yang menganggap dirinya penting dan sibuk, mereka yang menganggap dirinya adalah sang penguasa, mereka yang berpikir terlalu dalam. Tapi aku tak menyalahkan mereka karena mungkin mereka tak mengerti kami. Karena mungkin mereka hanya mencoba tuk menerka dari yang dilihatnya secara kasat mata. Tapi sayang, mereka tak kan pernah bisa mengerti sepenuhnya. Walau sering ku dengar kalimat “kami mengerti kalian, kami tahu apa yang kalian rasakan” tapi bagiku itu semua hanya tembang pelipur lara yang akan hilang seiring dengan lirik yang habis dilantunkan. Hingga kami hanya bisa mencari solusi itu dengan cara kami sendiri. Maka biarkan ini berjalan karena aku tak ingin pelangi datang terlambat lagi hanya karena ada samar antara badai dan pelangi.
walau tertatih paling tidak masih berjalan. seperti anak kecil yang belajar berjalan, hanya butuh pengawasan bukan larangan.

Pelangi Harapan

Ternyata ombak itu belum tenang
Saat aku harus kembali mengarunginya
Mungkin Tuhan berkata aku bisa
Aku mampu, aku bisa untuk mengakhiri apa yang aku mulai
Namun hati ini mulai rapuh
Akan arti badai yang datang menghampiri lagi
Mungkin dia tak berbentuk hujan lebat yang ganas lagi
Yang membuatku gentar harus menaklukkannya
Karena sekarang ini terasa lebih samar
Hingga aku tak bisa menafsirkannya
Tuhan,
Aku berharap pelangi datang

Tepat setelah badai itu berakhir
Jangan Kau campakan aku di lautan yang mulai tenang
Hingga aku jatuh dalam kelinglungan
Hingga aku jatuh dalam ketidakpercayaan
Karena aku takut, aku tak bisa lagi mengerti arti kehidupan



Saturday 4 April 2015

Hikmah dan kisah di 62014

Menjadi yang pertama dan yang terakhir Itu sesuatu yang sering dirasakan oleh 622 (ya gak teman-teman). Banyak cerita tentang 622 dan kami menyebut angkatan kita dengan ‘Titanium’. Angkatan yang tahan banting karena bila kita menjadi yang pertama atau terkadang yang terakhir mengharuskan kita untuk jatuh bangun mencari arah dan tujuan serta mencari maksud atas kejadian itu. Tapi kita juga mendapat nama yang lain yaitu ‘Frozen’ karena waktu itu sedang booming-boomingnya film cartun dengan judul yang sama disamping itu warna baju angkatan kita biru kotak-kotak udah kayak butiran salju kayak di Frozen. Kalimat yang aku ingat,”hey, ntar jam 12 malem pulang semua ntar pondoknya beku”. Lelucon kecil yang bikin mikir sejenak.
Mari kita mengingat masa lalu kita.
GSD kelas 3 Intensive
Saat GSD (Gebyar Seni Darussalam) kelas 3 Intensive Vs kelas 4. Angkatan kita mulai ngehapus yang namanya ‘Rumus’  kalau waktu GSD buat angkatan genap yang menang pasti kelas 4. Dan ternyata itu tak berlaku lagi mulai dari angkatan kita sampai sekarang. Trus waktu GSD kelas 3 intensivenya adalah angkatan pertama yang GSDnya pakek sater yang ditarik (yah kalo yang buat pentas jaman yang pakek hal sama itu gk masuk itungan, soalnya dulu belum ada qoah).
Masih ada lagi saat kita kelas 3x42012 (cuman kita yang bisa 3x4=12). Buat yang taksivi dikasih shock teraphy sedikit. Padahal baru aja ke hidup di rayon lama, dan yang pasti jadi akbaru ‘udwat pasti ada hal baru tentang peraturan. Masih ingatkah kalian dengan kardus yang harusnya boleh di atas lemari kita? Ternyata saat kita itu hanya berlangsung tiga bulan dan setelah itu.. yah say good bye sama kardus besar itu karena semuanya harus masuk lemari dan say no ada barang di atas lemari kalau ada langsung kena sita.
Lanjut ke kelas 52013. Sempat terombang-ambing tentang tempat penyelenggaran DA (Drama Arena) apakah out door atau in door? Nah itu menjadi pertanyaan sampai kita balik lagi ke pondok. Dan akhirnya penyelenggaraan DA out door  itu menjadi keputusan akhir walau sebenarnya dulu juga pernah out door tapi bedanya dulu belum punya qoah jadinya  out door tapi kalo pas kita beda lagi cerita. Dengan sedikit tergesa-gesa Kita mengubah semua konsep yang dari in door ke out door. Banyak rasa yang tak terungkapkan saat itu, ada rasa bangga karena telah dipercaya menjadi mubtada’ dan takut karena kita belum pernah melihat dan belum pernah tahu bagaimana bentuknya DA out door.
Beberapa saat kemudian ada sesuatu yang baru lagi. Yah kayaknya kita telah menjadi satu-satunya angkatan yang khizanahnya pernah diantara ‘udwat. Bukan hanya diantara, malah ada khizanah udah hampir di deket pintu. Yah untungnya masih hampir. Huft benar-benar deh.. itu cobaan bagi kita. Saat itu hanya pelajaran yang telah diberikan pondok yang bisa kita terapkan yaitu ‘Sabar’ dan berpikir semua pasti ada hikmahnya.
Serah Terima jabatan
Terus perpidahan kepengurusan tiba, yes berarti kelas 6 sebentar lagi mahjar dan semua aktivitas pondok kelas 5 yang pegang. Tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan, angan-angan yang indah buyar semuanya karena mengawali sesuatu itu memang hal yang sulit. Acara pertama tansik yang melibatkan semua warga pondok. Apalagi kalau bukan Duta Gudep (DG), acara yang biasa diikuti oleh perwakilan dua orang persatu Gugus Depan dari penggalang dan penegak. Saat kita mengajukan proposal acara yang tata cara pelaksanaannya seperti biasa ternyata kita dikomando untuk mengubah konsep itu. Usul beliau kita harus ada sesuatu yang baru. Otak harus berputar cepat mencari konsep yang baru karena waktu juga menuntut cepat. Hingga akhirnya, ya.. we got, acara itu di ikuti 40 peserta penggalang dan 40 peserta penegak dengan panggung yang lebih luas dan acara di dalamnya yang baru juga (maaf ya yang saya ingat Cuman acara tansik soalnya saya ada di dalamnya).
Dan detik-detik akhir menggunakan lauhah ungu saat pepindahan kamar akhir tahun, itu ternyata waktu terakhir buat kita untuk jadi mudabbirah rayon Palestina yang tahun setelahnya gedung itu menjadi kelas. Sekarang jadi asrama sementara mahasiswi UNIDA Putri.
Dan akhirnya romadhon tiba..            
Suasana yang beda buat kita, karena romadhonnya bareng dengan teman-teman seangkatan. Senangnya.. hidup tanpa ‘udwat, rilexlah sebentar gak ngebimbing ado’, yah walau kadang kangen dengan tingkah mereka yang ngebuat kita punya cerita dan bikin tertawa karena tingkah lucu mereka. Banyak yang terjadi di ramadhan dari yang kita merasakan matbah  Andalus terakhir dan gantinya kita punya matbah  baru di bulan syawwal. Tapi ternyata di Romadhon itu juga kita dapat berita tentang kita yang akan dibagi ke GP 2 untuk merintis KMI murni disana. Dan itu terealisasi liburan ado’ usai. Tangis dimana-dimana pecah karena kita akan terpisah (biasa cewek, lebay).
Dan akhir cerita kita sebagai siswi KMI adalah YUDISIUM kelulusan (asyik pengabdian). Ternyata dipanggilan yudisium ada yang baru. UNIDA Murni, apa itu? Pengabdian yang kerjaannya fokus belajar, kita tidak mengajar KMI. Yah.. Mahasiswi Perdana UNIDA Putri, penuh perjuangan karena mencari sistem kampus murni untuk putri (gak punya reverensi). Dan pencarian arah itu masih berlangsung untuk menjadi kampus yang ideal berlatar belakang pondok pesantren (aamiin)
Yah usai sudah nostalgianya.. mungkin masih banyak yg terlewat tentang cerita kita. Karena setiap sudut yang kita tinggalkan sekarang, itu bercerita tentang kita kawan. Semoga kita bertemu kembali di waktu yang tepat dan dalam keadaan yang sangat baik di hari nanti. Berdo’a, Mendo’akan dan meminta do’a (ada yang salah gk y..)
(Tulisan ini disusun dengan keterbatasan penulis dan kadang ketidak tahuan karena penulis hanya sebentar jadi siswi KMI. bila ada kesalahan informasi, bahasa dan rasa penulis memohon maaf)




Sunday 29 March 2015

Apa yang salah?


Mungkin tak ada yang salah hingga saat ini. Aku melihat lagi cacatanku waktu KMI yang membawa ku ke masa lalu. Masa yang sekarang aku tertawakan karena aku berbuat sesuatu yang aneh dulu. Ini coretanku dulu. Waktu galau-galaunya pas temen-temen SMP ku mau UN SMA
‘Aku Bukan Seorang Putih Abu-abu’
Bukan seragam putih abu-abu yang ku pakai, bukan juga gelar menjadi seorang siswi SMA yang ku sandang. Bukan pelajaran umum yang ku pelajari, bukan juga kelas IPA, IPS ataupun Bahasa yang ku dalami. Bukan rasa seorang anak yang bertambah dewasa yang ku rasa. Bukan urusan besok mau berkegiatan apa ataupun hang out kemana yang ku pikirkan. Semua tak ku rasa, semua tak pernah ku jamah karena memang semuanya tlah berbeda.
Aku bukan seorang putih abu-abu. Aku mendapatka gelar santriwati. Pelajaran berjurusan akhiratpun yang ku pelajari. Ilmu agama yang sedang ku dalami. Tak mungkin ku berfikir tuk berkegiatan apa besok. Karena banyak kegiatan dalam waktu singkat telah menanti. Hanya satu cap yang selalu nempel di jidatku,’anak taksivi, eah buku pegangannya’
Yayaya memang saat itu rasanya pusing sekali dengan pelajaran yang tak pernah ku mengerti apa keguannaannya. Tapi saat sekarang aku sering menoleh ke belakang, malah aku sekarang bisa bersyukur karena pernah hidup dikehidupan yang tak banyak anak sebayaku dulu pilih. Yah untuk hidup jauh dari orang tua dan jauh terasing di tempat yang tak pernah aku kenal. Bahkan orang tuaku pun tak pernah mengenal yang namanya dunia pesantren.
Ternyata saat kelulusan bukan hanya aku yang bersyukur (bersyukur karena sebentar lagi kembali ke dunia nyataku#rencana cuma ngabdi), orang tuakupun ikut bersyukur. Dengan kalimat mereka saat mendengarku mendapat tempat pengabdian sebagai mahasiswi murni. Dan kalian tahu apa kalimat mereka pertama kali? “Alhamdulillah, do’a bapak dan ibu terkabul”(#berfikir tentang kalimat ortu). Sempat shock sesaat kayak di sambar petir tapi sesaatnya sampek satu semester lebih. Nilaiku entahlah tak karuan saat itu. Itu tamparan pertamaku karena sebenarnya hingga kelulusanku aku belum terima dengan jalan hidupku yang berbeda dengan teman dan saudara-saudariku.
Tapi ternyata Allah memberiku tamparan sekali lagi atas ketidak syukuranku. Melalui temanku yang baru pulang ke rumahnya yang ada di malang. Saat dia di kereta ada orang menannyainya.”Dari pondok ya dek” temenku langsung jawab “iya”. Trus si mas-masnya tanya lagi,”kenapa sekolah di pondok dek? Disuruh orang tua y..”dengan sedikit nada meledek pada temanku. Temanku diam sesaat lalu berkata,”enggak, itu keinginan sendiri, yah apa salahnya menyisihkan sedikit dari umur kita untuk hidup di pondok dan mempelajari ilmu Allah?”. Kata temenku sih dia langsung di kasih tepuk tangan dan perkataan 'awesome' ama masnya setelah menjawab seperti itu. Dan aku juga melakukan itu untuknya.
Kini aku sadar, memang tak ada salahnya aku tak merasakan seperti apa yang di rasakan teman SMP ku dulu. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu Allah yang belum tentu orang cerdas bisa menjiwainya. Bukan hanya sekedar tahu tapi paham dan menjalaninya. Memang tak ada salahnya hidup di miniatur masyarakat kecil untuk membangun masyarakat besar yang lebih baik. Memang tak ada salahnya mempelajari ilmu keikhlasan dan kesabaran yang tak ada di kurikulum Indonesia. Memang tak ada salahnya mencoba memandang dunia dari sisi lain.

Semuanya tlah menjadi kesyukuran yang tak terhingga. Karena aku pernah menjadi bagian dari Gontor. Yang akan melanjutkan syiar agama denga ilmu yang tela ku dapat. Walau mungkin hanya sedikit. Tapi mungkin itu akan berharga bagi orang lain. Alhamdulillah..

Friday 27 March 2015

Save the life with your blood

Luar biasa, antusias yang diberikan oleh warga darussalam di hari jum’at tanggal 27 Maret 2014 dalam acara donor darah yang dilaksanakan di Gedung Iran Gontor Putri 1. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shaidalah dan Himpunan Mahasiswa Gizi Al-ghiza Universitas Darussalam Gontor yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia Kabupaten Ngawi.
Acara yang dalam wacananya akan dijadikan acara tahunan ini dapat menjadi wadah penyaluran rasa ingin menolong antar sesama manusia. Pada pukul 08.00 WIB acara ini dimulai. Sekitar 100 kantong darah terkumpul dalam acara sosial ini. Yang dimana pesertanya berasal dari para mahasiswi guru dan mahasiswi murni Universitas Darussalam Gontor. Selain para peserta mendonorkan darah. Mereka juga dapat mengetahui golongan darah masing-masing.
Dalam acara ini juga diadakan konsultasi gratis dengan para ahli gizi. Tempata penyelenggaraannya pun masih di gedung yang sama. Beberapa dari mereka mengkonsultasikan tentang keinginan mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat dan cocok dengan keadaan yang ada di pondok pesantren. Acara ini dilaksankan hingga pukul 11.30 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 13.30 WIB hingga seluruh para pendonor dapat menyalurkan keinginannya untuk menyumbangkan darah mereka.
Namun sangat disayangkan, di dalam acara ini masih ada para calon pendonor yang kurang dalam keseriusannya di acara ini. Sehingga ada dari mereka yang hanya ingin skrining dan mengetahui golongan darah mereka saja. Sehingga membuat antrian para pendonor lain semakin panjang.
Semoga acara ini dapat menjadi batu loncatan dalam pemberian pendidikan non akademik baik untuk para panitia, mahasiswi dan para santriwati yang menglihat serta mengikuti acara ini. Dan untuk kedepannya semoga acara-acara yang mungkin serupa dapat terlaksana lebih baik lagi.



Thursday 26 March 2015

Edukasi Lapangan UNIDA Putri

SEMARANG-Mahasiswi Prodi Farmasi Universitas Darussalam Gontor melakukan beberapa kunjungan ke tempat industri farmasi yang berada di Semarang. Unjungan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015. Tujuan dari kunjungan ini sendiri adalah untuk mengenalkan kepada para mahasiswi tentang pekerjaan para farmasis yang ada di bidang farmasi serta untuk membangun kerjasama yang memungkinkan di antara kedua belah pihak untuk di waktu



mendatang.
Tujuan pertama dari kunjungan ini adalah Kimia Farma Plant Semarang yang beralamat JI. Simongan Semarang 50147. Kimia Farma plant Semangat ini khusus memproduksi produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak).Sebenarnya diwaktu itu juga ada rapat untuk seluruh manager Kimia Farma namun sebuah kebahagiaan bagi Para mahasiswi farmasi dapat disambut langsung oleh bapak Hendra Farma Johar selaku Manager Kimia Farma Plant Semarang.
Sebelum memulai pembahasan tentang perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini. Ada beberapa kata yang membuat kami terkesan. Dalam sambutanya bapak Hendra menyampaikan,”Sebenarnya ijazah dari Gontor itu lebih berharga dari pada ijazah sebagai seorang farmasis dan ijazah yang paling berharga bagi Gontor adalah ijazah dari masyarakat karena sekarang ini banyak lulusan farmasi namun belum ada lulusan farmasi yang berlatar belakang pendidikan pondok”. Walau beliau bukanlah seseorang yang berlatar belakang pesantren namun beliau menyatakan sangat antusias dengan kedatangan kami.
Di dalam penjelasannya mengenai Kimia Farma ini kami membahas tentang sejarah PT. Kimia Farma Tbk, SBU manufaktur kimia, Kimia Farma plant Semarang, GMP (Good Corporate Covernance) dan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Harapan dari PT Kimia Farma Tbk untuk tahun 2016 adalah membangun 1000 apotek di seluruh Indonesia. Sedang Langkah yang telah ditempuh untuk mewujudkan harapan tersebut adalah pada tahun 2011 jumlah apotek telah berjumlah 300an dan untuk di tahun 2014 telah mencapai 627 apotek. Kendala yang dihadapi oleh PT Kimia Farma Tbk yang notabene milik BUMN antara lain dalam pengembangan bisnis, pengoptimalan SDM yang sudah ada dan dalam pengambilan keputusan karena perlu melalui persetujuan direksi, komisaris dan atau mentri terkait. Acara kunjungan di Kimia Farma ini berakhir setelah sholat dan menyantap makan siang yang telah disediakan oleh perusahaan.
Pada jam 13.30 WIB kunjungan dilanjutkan  ke  jamu PT Njonja Mener yang didirikan oleh ibu Lom Ming You atau Noni Mener yang sekarang telah dikelola oleh generasi ketiga. Dengan membawa motto ‘Tradisi mutu terbaik untuk kesehatan dan kecantikan’ PT Njonja Mener ini masih berdiri hingga sekarang. Setelah mendapatkan beberapa penjelasan dari pengelola, para mahasiswi diajak untuk melihat-lihat Museum Nyonya Mener yang telah didirikan sejak 18 Januari 1984 yang di resmikan oleh ibu Tien Soeharto. Yang dimana berisi koleksi pribadi ibu Menir, aneka bahan jamu dan aneka jenis jamu produksi Nyonya Mener.

Kunjungan ini diakhiri dengan bersilaturahmi dan santap malam ke rumah salah satu mahasiswi farmasi yang ada di daerah Bawean. Banyak ilmu yang kami dapat dari acara yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Ash-shoidalah ini. Dari ilmu industri kefarmasian hingga pelajaran hidup dalam mengelola suatu usaha hingga menjadi besar seperti sekarang ini. Semoga acara-acara kemahasiswaan yang selanjutnya dapat menjadi sarana pengembangan mahasiswa untuk membentuk para scientis-scientis yang berlatar belakang keislaman yang kuat.

Sunday 22 March 2015

Pensi UNIDA Putri Perdana

Tepat pada tanggal 1 maret 2015 malam, Aula Kuliyatul Banat mulai disesaki oleh para penonton yang berasal dari para mahasiswi guru dan siswi KMI kelas 6 dari Gontor Putri 1, 2 dan 3. Tak kurang para hadirin yang ada sekitar 800 penonton yang siap menyaksikan perhelatan Pentas Seni 2015 Perdana yang diselenggarakan oleh Mahasiswi Murni Universitas Darussalam Gontor Divisi Mantingan.
Dalam pidatonya Al-ustad Soeharto, M.Pd.I selaku Wakil Pengasuh Gontor Putri 1 meyampaikan,”Acara ini bukanlah hanya sekedar hiburan tetapi karena yang menampilkan karena mahasiswi Unida perdana maka pastinya ini menjadi hiburan yang syarat akan nilai dan pendidikan serta hiburan yang penuh dengan kreatifitas”. Dan itu memang ada dalam pagelaran ini dimana dalam acara ini kami mengusung tema Soul of Health didalam jiwa yang sehat terdapat pikiran perkatan dan pebuatan yang sehat pula.
Persiapan yang sesungguhnya kami persiapkan tak lebih dari dua minggu. Yang dimana singkat cerita, sebenarnya sebulan sebelum pentas ini digelar kami berkumpul untuk penetapan voting tentang penyelenggaraan acara ini. Karena kekurang seriusan latihan dan persiapan yang kita semua lakukan selama sebulan sebelum acara. Dan setelah itu perjuangan kami baru dimulai lagi dengan niat dan kesepakatan yang baru. Latihan dan tugas kuliah menggugunung harus saling berjalan seiring seimbang karena kami mahasiswi murni yang dimana tugas kami adalah untuk menjalankan seluruh perkuliahan sepenuhnya dengan semaksimal mungkin. Acara yang disajikan dalam acara ini antara lain Choir, Breking News, Drama, Tari Daerah, Puisi, Pop singer dan acara ditutup dengan Tari Kombinasi.
Lelah, letih dan kurang tidur yang kami alami. Demi memberikan penampilan yang spektakuler di malam itu terbayar dengan riuh sorak sorai dan tepuk tangan yang mengiringi jalannya acara menjadi suatu bentuk ketertarikan dan betapa mereka antusias terhadap perhelatan ini. Serta itu juga menjadi penyemangat bagi kami untuk memberikan penampilan yang semaksimal mungkin.
Kau tak sendiri ku slalu bersamamu temani aku sampai habisnya waktu
Biarkan saja hidup tak mudah asalkan kau selalu ada
Potongan lirik lagu diatas pun mengiringi acara penutupan kami tean pukul 23.30 WIB. Banyak kesan, do’a dan acungan jempol yang kami dapat dari acara ini. Serta harapan dari mereka untuk berkarya lebih dan sedikit ikut berkontribusi dalam kegiatan KMI.

(late post)