Saturday 4 April 2015

Hikmah dan kisah di 62014

Menjadi yang pertama dan yang terakhir Itu sesuatu yang sering dirasakan oleh 622 (ya gak teman-teman). Banyak cerita tentang 622 dan kami menyebut angkatan kita dengan ‘Titanium’. Angkatan yang tahan banting karena bila kita menjadi yang pertama atau terkadang yang terakhir mengharuskan kita untuk jatuh bangun mencari arah dan tujuan serta mencari maksud atas kejadian itu. Tapi kita juga mendapat nama yang lain yaitu ‘Frozen’ karena waktu itu sedang booming-boomingnya film cartun dengan judul yang sama disamping itu warna baju angkatan kita biru kotak-kotak udah kayak butiran salju kayak di Frozen. Kalimat yang aku ingat,”hey, ntar jam 12 malem pulang semua ntar pondoknya beku”. Lelucon kecil yang bikin mikir sejenak.
Mari kita mengingat masa lalu kita.
GSD kelas 3 Intensive
Saat GSD (Gebyar Seni Darussalam) kelas 3 Intensive Vs kelas 4. Angkatan kita mulai ngehapus yang namanya ‘Rumus’  kalau waktu GSD buat angkatan genap yang menang pasti kelas 4. Dan ternyata itu tak berlaku lagi mulai dari angkatan kita sampai sekarang. Trus waktu GSD kelas 3 intensivenya adalah angkatan pertama yang GSDnya pakek sater yang ditarik (yah kalo yang buat pentas jaman yang pakek hal sama itu gk masuk itungan, soalnya dulu belum ada qoah).
Masih ada lagi saat kita kelas 3x42012 (cuman kita yang bisa 3x4=12). Buat yang taksivi dikasih shock teraphy sedikit. Padahal baru aja ke hidup di rayon lama, dan yang pasti jadi akbaru ‘udwat pasti ada hal baru tentang peraturan. Masih ingatkah kalian dengan kardus yang harusnya boleh di atas lemari kita? Ternyata saat kita itu hanya berlangsung tiga bulan dan setelah itu.. yah say good bye sama kardus besar itu karena semuanya harus masuk lemari dan say no ada barang di atas lemari kalau ada langsung kena sita.
Lanjut ke kelas 52013. Sempat terombang-ambing tentang tempat penyelenggaran DA (Drama Arena) apakah out door atau in door? Nah itu menjadi pertanyaan sampai kita balik lagi ke pondok. Dan akhirnya penyelenggaraan DA out door  itu menjadi keputusan akhir walau sebenarnya dulu juga pernah out door tapi bedanya dulu belum punya qoah jadinya  out door tapi kalo pas kita beda lagi cerita. Dengan sedikit tergesa-gesa Kita mengubah semua konsep yang dari in door ke out door. Banyak rasa yang tak terungkapkan saat itu, ada rasa bangga karena telah dipercaya menjadi mubtada’ dan takut karena kita belum pernah melihat dan belum pernah tahu bagaimana bentuknya DA out door.
Beberapa saat kemudian ada sesuatu yang baru lagi. Yah kayaknya kita telah menjadi satu-satunya angkatan yang khizanahnya pernah diantara ‘udwat. Bukan hanya diantara, malah ada khizanah udah hampir di deket pintu. Yah untungnya masih hampir. Huft benar-benar deh.. itu cobaan bagi kita. Saat itu hanya pelajaran yang telah diberikan pondok yang bisa kita terapkan yaitu ‘Sabar’ dan berpikir semua pasti ada hikmahnya.
Serah Terima jabatan
Terus perpidahan kepengurusan tiba, yes berarti kelas 6 sebentar lagi mahjar dan semua aktivitas pondok kelas 5 yang pegang. Tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan, angan-angan yang indah buyar semuanya karena mengawali sesuatu itu memang hal yang sulit. Acara pertama tansik yang melibatkan semua warga pondok. Apalagi kalau bukan Duta Gudep (DG), acara yang biasa diikuti oleh perwakilan dua orang persatu Gugus Depan dari penggalang dan penegak. Saat kita mengajukan proposal acara yang tata cara pelaksanaannya seperti biasa ternyata kita dikomando untuk mengubah konsep itu. Usul beliau kita harus ada sesuatu yang baru. Otak harus berputar cepat mencari konsep yang baru karena waktu juga menuntut cepat. Hingga akhirnya, ya.. we got, acara itu di ikuti 40 peserta penggalang dan 40 peserta penegak dengan panggung yang lebih luas dan acara di dalamnya yang baru juga (maaf ya yang saya ingat Cuman acara tansik soalnya saya ada di dalamnya).
Dan detik-detik akhir menggunakan lauhah ungu saat pepindahan kamar akhir tahun, itu ternyata waktu terakhir buat kita untuk jadi mudabbirah rayon Palestina yang tahun setelahnya gedung itu menjadi kelas. Sekarang jadi asrama sementara mahasiswi UNIDA Putri.
Dan akhirnya romadhon tiba..            
Suasana yang beda buat kita, karena romadhonnya bareng dengan teman-teman seangkatan. Senangnya.. hidup tanpa ‘udwat, rilexlah sebentar gak ngebimbing ado’, yah walau kadang kangen dengan tingkah mereka yang ngebuat kita punya cerita dan bikin tertawa karena tingkah lucu mereka. Banyak yang terjadi di ramadhan dari yang kita merasakan matbah  Andalus terakhir dan gantinya kita punya matbah  baru di bulan syawwal. Tapi ternyata di Romadhon itu juga kita dapat berita tentang kita yang akan dibagi ke GP 2 untuk merintis KMI murni disana. Dan itu terealisasi liburan ado’ usai. Tangis dimana-dimana pecah karena kita akan terpisah (biasa cewek, lebay).
Dan akhir cerita kita sebagai siswi KMI adalah YUDISIUM kelulusan (asyik pengabdian). Ternyata dipanggilan yudisium ada yang baru. UNIDA Murni, apa itu? Pengabdian yang kerjaannya fokus belajar, kita tidak mengajar KMI. Yah.. Mahasiswi Perdana UNIDA Putri, penuh perjuangan karena mencari sistem kampus murni untuk putri (gak punya reverensi). Dan pencarian arah itu masih berlangsung untuk menjadi kampus yang ideal berlatar belakang pondok pesantren (aamiin)
Yah usai sudah nostalgianya.. mungkin masih banyak yg terlewat tentang cerita kita. Karena setiap sudut yang kita tinggalkan sekarang, itu bercerita tentang kita kawan. Semoga kita bertemu kembali di waktu yang tepat dan dalam keadaan yang sangat baik di hari nanti. Berdo’a, Mendo’akan dan meminta do’a (ada yang salah gk y..)
(Tulisan ini disusun dengan keterbatasan penulis dan kadang ketidak tahuan karena penulis hanya sebentar jadi siswi KMI. bila ada kesalahan informasi, bahasa dan rasa penulis memohon maaf)




0 comments:

Post a Comment

Saturday 4 April 2015

Hikmah dan kisah di 62014

Menjadi yang pertama dan yang terakhir Itu sesuatu yang sering dirasakan oleh 622 (ya gak teman-teman). Banyak cerita tentang 622 dan kami menyebut angkatan kita dengan ‘Titanium’. Angkatan yang tahan banting karena bila kita menjadi yang pertama atau terkadang yang terakhir mengharuskan kita untuk jatuh bangun mencari arah dan tujuan serta mencari maksud atas kejadian itu. Tapi kita juga mendapat nama yang lain yaitu ‘Frozen’ karena waktu itu sedang booming-boomingnya film cartun dengan judul yang sama disamping itu warna baju angkatan kita biru kotak-kotak udah kayak butiran salju kayak di Frozen. Kalimat yang aku ingat,”hey, ntar jam 12 malem pulang semua ntar pondoknya beku”. Lelucon kecil yang bikin mikir sejenak.
Mari kita mengingat masa lalu kita.
GSD kelas 3 Intensive
Saat GSD (Gebyar Seni Darussalam) kelas 3 Intensive Vs kelas 4. Angkatan kita mulai ngehapus yang namanya ‘Rumus’  kalau waktu GSD buat angkatan genap yang menang pasti kelas 4. Dan ternyata itu tak berlaku lagi mulai dari angkatan kita sampai sekarang. Trus waktu GSD kelas 3 intensivenya adalah angkatan pertama yang GSDnya pakek sater yang ditarik (yah kalo yang buat pentas jaman yang pakek hal sama itu gk masuk itungan, soalnya dulu belum ada qoah).
Masih ada lagi saat kita kelas 3x42012 (cuman kita yang bisa 3x4=12). Buat yang taksivi dikasih shock teraphy sedikit. Padahal baru aja ke hidup di rayon lama, dan yang pasti jadi akbaru ‘udwat pasti ada hal baru tentang peraturan. Masih ingatkah kalian dengan kardus yang harusnya boleh di atas lemari kita? Ternyata saat kita itu hanya berlangsung tiga bulan dan setelah itu.. yah say good bye sama kardus besar itu karena semuanya harus masuk lemari dan say no ada barang di atas lemari kalau ada langsung kena sita.
Lanjut ke kelas 52013. Sempat terombang-ambing tentang tempat penyelenggaran DA (Drama Arena) apakah out door atau in door? Nah itu menjadi pertanyaan sampai kita balik lagi ke pondok. Dan akhirnya penyelenggaraan DA out door  itu menjadi keputusan akhir walau sebenarnya dulu juga pernah out door tapi bedanya dulu belum punya qoah jadinya  out door tapi kalo pas kita beda lagi cerita. Dengan sedikit tergesa-gesa Kita mengubah semua konsep yang dari in door ke out door. Banyak rasa yang tak terungkapkan saat itu, ada rasa bangga karena telah dipercaya menjadi mubtada’ dan takut karena kita belum pernah melihat dan belum pernah tahu bagaimana bentuknya DA out door.
Beberapa saat kemudian ada sesuatu yang baru lagi. Yah kayaknya kita telah menjadi satu-satunya angkatan yang khizanahnya pernah diantara ‘udwat. Bukan hanya diantara, malah ada khizanah udah hampir di deket pintu. Yah untungnya masih hampir. Huft benar-benar deh.. itu cobaan bagi kita. Saat itu hanya pelajaran yang telah diberikan pondok yang bisa kita terapkan yaitu ‘Sabar’ dan berpikir semua pasti ada hikmahnya.
Serah Terima jabatan
Terus perpidahan kepengurusan tiba, yes berarti kelas 6 sebentar lagi mahjar dan semua aktivitas pondok kelas 5 yang pegang. Tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan, angan-angan yang indah buyar semuanya karena mengawali sesuatu itu memang hal yang sulit. Acara pertama tansik yang melibatkan semua warga pondok. Apalagi kalau bukan Duta Gudep (DG), acara yang biasa diikuti oleh perwakilan dua orang persatu Gugus Depan dari penggalang dan penegak. Saat kita mengajukan proposal acara yang tata cara pelaksanaannya seperti biasa ternyata kita dikomando untuk mengubah konsep itu. Usul beliau kita harus ada sesuatu yang baru. Otak harus berputar cepat mencari konsep yang baru karena waktu juga menuntut cepat. Hingga akhirnya, ya.. we got, acara itu di ikuti 40 peserta penggalang dan 40 peserta penegak dengan panggung yang lebih luas dan acara di dalamnya yang baru juga (maaf ya yang saya ingat Cuman acara tansik soalnya saya ada di dalamnya).
Dan detik-detik akhir menggunakan lauhah ungu saat pepindahan kamar akhir tahun, itu ternyata waktu terakhir buat kita untuk jadi mudabbirah rayon Palestina yang tahun setelahnya gedung itu menjadi kelas. Sekarang jadi asrama sementara mahasiswi UNIDA Putri.
Dan akhirnya romadhon tiba..            
Suasana yang beda buat kita, karena romadhonnya bareng dengan teman-teman seangkatan. Senangnya.. hidup tanpa ‘udwat, rilexlah sebentar gak ngebimbing ado’, yah walau kadang kangen dengan tingkah mereka yang ngebuat kita punya cerita dan bikin tertawa karena tingkah lucu mereka. Banyak yang terjadi di ramadhan dari yang kita merasakan matbah  Andalus terakhir dan gantinya kita punya matbah  baru di bulan syawwal. Tapi ternyata di Romadhon itu juga kita dapat berita tentang kita yang akan dibagi ke GP 2 untuk merintis KMI murni disana. Dan itu terealisasi liburan ado’ usai. Tangis dimana-dimana pecah karena kita akan terpisah (biasa cewek, lebay).
Dan akhir cerita kita sebagai siswi KMI adalah YUDISIUM kelulusan (asyik pengabdian). Ternyata dipanggilan yudisium ada yang baru. UNIDA Murni, apa itu? Pengabdian yang kerjaannya fokus belajar, kita tidak mengajar KMI. Yah.. Mahasiswi Perdana UNIDA Putri, penuh perjuangan karena mencari sistem kampus murni untuk putri (gak punya reverensi). Dan pencarian arah itu masih berlangsung untuk menjadi kampus yang ideal berlatar belakang pondok pesantren (aamiin)
Yah usai sudah nostalgianya.. mungkin masih banyak yg terlewat tentang cerita kita. Karena setiap sudut yang kita tinggalkan sekarang, itu bercerita tentang kita kawan. Semoga kita bertemu kembali di waktu yang tepat dan dalam keadaan yang sangat baik di hari nanti. Berdo’a, Mendo’akan dan meminta do’a (ada yang salah gk y..)
(Tulisan ini disusun dengan keterbatasan penulis dan kadang ketidak tahuan karena penulis hanya sebentar jadi siswi KMI. bila ada kesalahan informasi, bahasa dan rasa penulis memohon maaf)




No comments:

Post a Comment