Thursday 28 May 2015

Bersama Untuk Bangsa

Masih pantaskah kita sebagai generasi bangsa tidak keras terhadap diri kita? bukankah hidup ini tak hanya bercerita tentang keindahan dan kegermelapannya?  Miris, mungkin itu yang sedang dialami oleh bangsa kita yang tercinta ini. Ditengah semaraknya berita tentang beras plastik, susu detergen dan yang lainnya. Ada satu lagi berita yang tak bisa kita lupakan. Apalagi kalau bukan tentang pengumuman kelulusan entah itu tingkat SMA, SMP dan SD. Mungkin tak semua yang melakukan beberapa keadaan yang memalukan tapi seperti pepatah lama berkata karena nila setitik rusak susu sebelanga. Entah ini kagum, takjub atau bagaimana, saat melihat foto-foto para pemuda dengan seragamnya yang penuh dengan coretan seni itu. Mungkin itu sudah biasa ditingkat SMA atau SMP tapi kalau masih ditingkat SD? Mungkin sekarang ada dari mereka yang harus dewasa sebelum waktunya. Karena bila tidak seperti mereka akan dikatai kudet,katrok atau sejenisnya. Bukan hanya sampai disitu, sekarang juga marak yang namanya jones yah tau sendirilah itu apaan. Hal yang aneh memang saat anak sekarang tak punya pacar malah dikatain. Bukankah itu hal yang wajar? wajar bagi umuran seorang penimba ilmu.
Mungkin zaman memang telah menemui masa keemasannya dengan penuh kecanggihannya. Tapi jika kita terus hanya menjadi penikmat atas semua teknologi itu maka kapan kita akan maju? sedang bila ada karya anak bangsa terkadang mendapat cibiran. Lalu apakah kita hanya akan menunggu sistem yang sedang mencari arah tanpa bisa berbuat apa-apa? bukankah perbaikan bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah, tapi kita semuanya dengan perannya masing-masing.
pembangunan bangsa tak akan bersahil bila hanya satu peran yang memainkan tanpa ada yang membantu. maka dari itu kita harus saling bahu-mambahu untuk generasi kita, sebagai generasi pembelajar yang memiliki integritas yang mumpuni.

"Jika pengajaran adalah transfer pengetahuan, pendidikan harus menumbukan kesadaran mengaktifkan pikiran secara merdeka agar kretifitas tumbuh dengan leluasa karena pengekangan hanya melahirkan pembungkaman dan kemandiran disalah arti dengan ketundukan. Generasi pembelajar adalah generasi yang tak saja mendapat pengetahuan namun juga pemahaman, generasi ini lebih baik belajar mengerti agar lebih bijak pula memahami, menjadi pribadi dengan pikiran penuh keterbukaan bukan penghafal diktat yang sekedar taat, terus belajar dan mencari selagi muda tidak hanya ikut dengan cuma-cuma dan tanpa bertanya, jangan takut salah dan berbuat alpa sebab dari situ para pembelajar bisa dewasa, karena hidup adalah rangkaian tanya demi tanya dan generasi pembelajar selalu berusaha mencari jawabannya"


0 comments:

Post a Comment

Thursday 28 May 2015

Bersama Untuk Bangsa

Masih pantaskah kita sebagai generasi bangsa tidak keras terhadap diri kita? bukankah hidup ini tak hanya bercerita tentang keindahan dan kegermelapannya?  Miris, mungkin itu yang sedang dialami oleh bangsa kita yang tercinta ini. Ditengah semaraknya berita tentang beras plastik, susu detergen dan yang lainnya. Ada satu lagi berita yang tak bisa kita lupakan. Apalagi kalau bukan tentang pengumuman kelulusan entah itu tingkat SMA, SMP dan SD. Mungkin tak semua yang melakukan beberapa keadaan yang memalukan tapi seperti pepatah lama berkata karena nila setitik rusak susu sebelanga. Entah ini kagum, takjub atau bagaimana, saat melihat foto-foto para pemuda dengan seragamnya yang penuh dengan coretan seni itu. Mungkin itu sudah biasa ditingkat SMA atau SMP tapi kalau masih ditingkat SD? Mungkin sekarang ada dari mereka yang harus dewasa sebelum waktunya. Karena bila tidak seperti mereka akan dikatai kudet,katrok atau sejenisnya. Bukan hanya sampai disitu, sekarang juga marak yang namanya jones yah tau sendirilah itu apaan. Hal yang aneh memang saat anak sekarang tak punya pacar malah dikatain. Bukankah itu hal yang wajar? wajar bagi umuran seorang penimba ilmu.
Mungkin zaman memang telah menemui masa keemasannya dengan penuh kecanggihannya. Tapi jika kita terus hanya menjadi penikmat atas semua teknologi itu maka kapan kita akan maju? sedang bila ada karya anak bangsa terkadang mendapat cibiran. Lalu apakah kita hanya akan menunggu sistem yang sedang mencari arah tanpa bisa berbuat apa-apa? bukankah perbaikan bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah, tapi kita semuanya dengan perannya masing-masing.
pembangunan bangsa tak akan bersahil bila hanya satu peran yang memainkan tanpa ada yang membantu. maka dari itu kita harus saling bahu-mambahu untuk generasi kita, sebagai generasi pembelajar yang memiliki integritas yang mumpuni.

"Jika pengajaran adalah transfer pengetahuan, pendidikan harus menumbukan kesadaran mengaktifkan pikiran secara merdeka agar kretifitas tumbuh dengan leluasa karena pengekangan hanya melahirkan pembungkaman dan kemandiran disalah arti dengan ketundukan. Generasi pembelajar adalah generasi yang tak saja mendapat pengetahuan namun juga pemahaman, generasi ini lebih baik belajar mengerti agar lebih bijak pula memahami, menjadi pribadi dengan pikiran penuh keterbukaan bukan penghafal diktat yang sekedar taat, terus belajar dan mencari selagi muda tidak hanya ikut dengan cuma-cuma dan tanpa bertanya, jangan takut salah dan berbuat alpa sebab dari situ para pembelajar bisa dewasa, karena hidup adalah rangkaian tanya demi tanya dan generasi pembelajar selalu berusaha mencari jawabannya"


No comments:

Post a Comment