Monday 19 January 2015

Pemeran Di Balik Layar



Tanggal 2 mei adalah hari pendidikan untuk negeri kita tercinta Indonesia. Tapi tetap saja kita masih memiliki tugas yang hingga kini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan kita tercinta. Apalagi kalau bukan kualitas pendidikan yang di bawah rata-rata. Penyebab utama masih terpuruknya dunia pendidikan Indonesia adalah karena terlalu berorientasi terhadap kurikulum yang notabene selalu berganti setiap mentri pendidikannya pun berganti. Percobaan  berbagai model kurikulumpun telah dilaksanakan, dari kurikulum sederhana, kurikulum berbasis kompetensi hingga kurikulum yang kini dipakai yaitu kurikulum 2013 yang lagi-lagi belum menemukan arahnya. Padahal kurikulum atau kualitas pendidikan yang baik adalah sebagai salah satu kunci untuk kemajuan pemikiran para penerus bangsa untuk negara Indonesia yang lebih baik.
Sedang keadaan yang selangkah lebih maju telah dilakukan oleh lembaga pendidikan yang dikelola oleh swasta. Karena mereka mempunyai cara tersendiri untuk memberikan perbaikan pendidikan. Berbagai bentuk lembaga pendidikan yang dikelola swasta adalah Sekolah Dasar Islam hingga  sekolah berbasis Boarding school atau pondok kini lebih diminati oleh para orang tua untuk pendidikan para buah hati mereka terlebih pendidikan bersistem asrama lebih mewarnai dunia pendidikan Indonesia kini.
Gontor, adalah salah jenjang pendidikan yang menerapkan sistem asrama yang memadukan antara sistem pendidikan berbentuk salafiyah dan modern. Dengan membentuk para santrinya dengan disiplin ilmu dan pendidkan serta pendidkan aqidah dan akhlak yang terpuji. Tidak hanya itu Gontor juga menekankan terhadap para santri tentang keikhlasan yang tak dapat dibeli untuk berjihad di jalan Allah.
Model pendidikan Gontor mengedepankan  ‘at tarbiyah ahammu minat ta’lim’ yaitu pendidikan lebih penting dari pada pengajaran maksudnya adalah segala sesuatu yang ada di Gontor mengandung pendidikan dari apa yang kita dengar, lihat dan rasakan adalah pendidikan.
Kiprah Gontor Putri dimulai pada tahun 1990an guna memenuhi desakan masyarakat yang menginginkan adanya Gontor untuk para putri mereka. Kini diumurnya yang mulai mencapai seperempat abad. Gontor putri seperti yang sering diungkapakan oleh Al-Ustad Ahmad Hidayatullah Zarkasyi,MA adalah “Gontor Putri banyak memberi perubahan bagi Indonesia ini dengan melahirkan para pejuang, memberikan pendamping untuk para pejuang dan ibu para pejuang.” Yang di maksud dalam ungkapan tersebut adalah yang pertama menjadi pejuang, para alumni Gontor putri siap dan bisa untuk berada di garis depan dalam perjuangan untuk mengibarkan panji-panji islam bila memang kesempatan itu ada. Yang kedua menjadi pendamping pejuang, para alumnya bisa menjadi pembakar penyemangat bagi pejuang yang berada di garis depan karena dibelakang laki-laki yang sukses pasti ada wanita yang hebat di belakangnya. Yang ketiga  yaitu ibu bagi para pejuang, saat mereka tak bisa menjadi pejuang atau menjadi pendamping pejuang namun mereka siap untuk melahirkan para pejuang dengan pembentukan pendidikan  anak yang mumpuni. Bukan apa adanya, karena pendidikan yanga awal atau dini adalah dari rumah. Bila latar pendidikan yang di berikan dari rumah atau dari orang khususnya dapat dijadikan bekal untuk lika-liku perjalanan hidup sang anak maka dia akan menjadi seorang yang tahan banting terhadap segala keadaan yang mulai tak karuan.
Memang mungkin kebehasilan untuk para santrinya dapat dilihat dengan mata telanjang seperti ketua PP Muhammadiyah, ketua PBNU, mantan mentri agama dan yang lainnya mereka semua adalah sebagian kecil contoh dari jebolan Gontor Putra yang ada di Ponorogo. Namun para santriwati jebolan Gontor Putripun tetap berkiprah dalam mendidik kehidupan peradaban ini melalui jalan yang lain walau tak terlihat dengan kasat mata namun semua itu tetap diperlukan karena mereka ada untuk menjadi pelengkap kesempurnaan bukan untuk menjadi yang sempurna.

0 comments:

Post a Comment

Monday 19 January 2015

Pemeran Di Balik Layar



Tanggal 2 mei adalah hari pendidikan untuk negeri kita tercinta Indonesia. Tapi tetap saja kita masih memiliki tugas yang hingga kini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan kita tercinta. Apalagi kalau bukan kualitas pendidikan yang di bawah rata-rata. Penyebab utama masih terpuruknya dunia pendidikan Indonesia adalah karena terlalu berorientasi terhadap kurikulum yang notabene selalu berganti setiap mentri pendidikannya pun berganti. Percobaan  berbagai model kurikulumpun telah dilaksanakan, dari kurikulum sederhana, kurikulum berbasis kompetensi hingga kurikulum yang kini dipakai yaitu kurikulum 2013 yang lagi-lagi belum menemukan arahnya. Padahal kurikulum atau kualitas pendidikan yang baik adalah sebagai salah satu kunci untuk kemajuan pemikiran para penerus bangsa untuk negara Indonesia yang lebih baik.
Sedang keadaan yang selangkah lebih maju telah dilakukan oleh lembaga pendidikan yang dikelola oleh swasta. Karena mereka mempunyai cara tersendiri untuk memberikan perbaikan pendidikan. Berbagai bentuk lembaga pendidikan yang dikelola swasta adalah Sekolah Dasar Islam hingga  sekolah berbasis Boarding school atau pondok kini lebih diminati oleh para orang tua untuk pendidikan para buah hati mereka terlebih pendidikan bersistem asrama lebih mewarnai dunia pendidikan Indonesia kini.
Gontor, adalah salah jenjang pendidikan yang menerapkan sistem asrama yang memadukan antara sistem pendidikan berbentuk salafiyah dan modern. Dengan membentuk para santrinya dengan disiplin ilmu dan pendidkan serta pendidkan aqidah dan akhlak yang terpuji. Tidak hanya itu Gontor juga menekankan terhadap para santri tentang keikhlasan yang tak dapat dibeli untuk berjihad di jalan Allah.
Model pendidikan Gontor mengedepankan  ‘at tarbiyah ahammu minat ta’lim’ yaitu pendidikan lebih penting dari pada pengajaran maksudnya adalah segala sesuatu yang ada di Gontor mengandung pendidikan dari apa yang kita dengar, lihat dan rasakan adalah pendidikan.
Kiprah Gontor Putri dimulai pada tahun 1990an guna memenuhi desakan masyarakat yang menginginkan adanya Gontor untuk para putri mereka. Kini diumurnya yang mulai mencapai seperempat abad. Gontor putri seperti yang sering diungkapakan oleh Al-Ustad Ahmad Hidayatullah Zarkasyi,MA adalah “Gontor Putri banyak memberi perubahan bagi Indonesia ini dengan melahirkan para pejuang, memberikan pendamping untuk para pejuang dan ibu para pejuang.” Yang di maksud dalam ungkapan tersebut adalah yang pertama menjadi pejuang, para alumni Gontor putri siap dan bisa untuk berada di garis depan dalam perjuangan untuk mengibarkan panji-panji islam bila memang kesempatan itu ada. Yang kedua menjadi pendamping pejuang, para alumnya bisa menjadi pembakar penyemangat bagi pejuang yang berada di garis depan karena dibelakang laki-laki yang sukses pasti ada wanita yang hebat di belakangnya. Yang ketiga  yaitu ibu bagi para pejuang, saat mereka tak bisa menjadi pejuang atau menjadi pendamping pejuang namun mereka siap untuk melahirkan para pejuang dengan pembentukan pendidikan  anak yang mumpuni. Bukan apa adanya, karena pendidikan yanga awal atau dini adalah dari rumah. Bila latar pendidikan yang di berikan dari rumah atau dari orang khususnya dapat dijadikan bekal untuk lika-liku perjalanan hidup sang anak maka dia akan menjadi seorang yang tahan banting terhadap segala keadaan yang mulai tak karuan.
Memang mungkin kebehasilan untuk para santrinya dapat dilihat dengan mata telanjang seperti ketua PP Muhammadiyah, ketua PBNU, mantan mentri agama dan yang lainnya mereka semua adalah sebagian kecil contoh dari jebolan Gontor Putra yang ada di Ponorogo. Namun para santriwati jebolan Gontor Putripun tetap berkiprah dalam mendidik kehidupan peradaban ini melalui jalan yang lain walau tak terlihat dengan kasat mata namun semua itu tetap diperlukan karena mereka ada untuk menjadi pelengkap kesempurnaan bukan untuk menjadi yang sempurna.

No comments:

Post a Comment