Monday 19 January 2015

Pendidikan yang Tepat untuk generasi hebat



Miris mungkin adalah kata yang pantas mengungkapkan keadaan moral sebagian personal yang ada di negara kita. Entah mulai dari pejabat yang mengambil hak rakyat hingga masyarakat kalangan bawah yang juga tak mau ketinggalan mengambil bagian walau hanya sekedar mengambil hasil dari hutan yang notabene tanah milik negara karena mereka selalu berfikir kalau saya tak juga mengambil nanti saya dapat apa. Lalu bila semua orang berfikir dengan fikiran yang sekerdil ini, maka kapan Indonesia akan menjadi ‘macan Asia’ yang selalu dicanangkan?. Masalah yang pelik memang selalu tersuguhkan kepada para pemimpin kita tiap tahunnya yang dimana hingga saat inipun belum kunjung terjawab. Lalu Siapa yang bisa disalahkan atas hal ini?
Sebenarnya sekolah adalah tempat mendidik anak secara akademik dan non akademik yang efektif untuk sejauh ini. Walau dengan masalah kurikulum yang selalu berganti dengan seiring bergantinya Mentri Pendidikan Indonesia. Lalu apa yang salah dengan negara ini?
Banyak yang melupakan tentang al-ummu al-madrasah al-uulaa(ibu adalah sekolah pertama) bagi anak-anaknya. Pendidikan yang salah dari seorang ibu, dapat mengakibatkan salah pola pikir dan tingkah laku seorang anak. Karena suatu bangsa akan rusak bila wanitanya telah rusak. Contoh perbuatan yang baik dapat dari seorang ibu itu adalah aplikasi yang nyata bagi seorang anak yang menurut mereka patut ditiru karena kebanyakan anak akan lebih melihat apa yang dia lihat dari orang tua daripada apa yang orangtuanya katakan.
Pendidikan agama dasar yang benar dan kuat dapat menjadi pondasi yang kuat bagi anak untuk menghadapi kehidupannya untuk dimasa yang akan datang. Karena salah satu faktor seorang anak akan mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhannya itu berawal dari kebiasaan. Walau seorang anak diawalnya tak mengerti apa yang dilakukannya. Bila dengan berjalannya waktu dilakukan pendampingan yang tepat maka akan dapat menjadikan anak dapat mengambil tindakan dalam koridor agama yang dianutnya dalam menghadpi masalahnya karena dia telah terbiasa dengan apa yang diajarka oleh agamanya.
Tak berhenti disitu saja, anak juga harus diajarkan berani berkata TIDAK untuk hal-hal yang berbau negatif. Karena segala yang diusahakan orang tua akan menjadi sia-sia bila anak tak diajarakan untuk hal yang satu ini. Percuma bila seorang anak mempunyai seorang figur ibu atau ayah yang baik serta pondasi agama yang kuat bila dia tak berani berkata TIDAK. Lihat saja kasus yang sedang terjadi sekarang ini yaitu kasus korupsi yang dilakukan oleh calon KAPOLRI kita. Mungkin dia tahu kalau itu salah namun dia tak berani berkata TIDAK terhadap apa yang menurutnya salah. Lalu kasus narkoba yang selalu marak di negri ini, itu juga karena anak tidak berani berkata tidak terhadap apa yang sebernarnya dia anggap salah.
Maka dari itu kerjasama antara sistem pendidikan rumah dan sekolah yang tepat dapat memberikan kesempatan perilaku yang bermoral dan berakhlak bagi setiap anak. Perlu adanya kesadaran dari keluarga sebagai pihak yang melaksankan dan pemerintah sebagai pihak yang memfasilitasinya. Agar terlahir para pejabat yang bermoral dan berakhlak di masa yang akan datang.
Oleh Yulian Catur Rini

0 comments:

Post a Comment

Monday 19 January 2015

Pendidikan yang Tepat untuk generasi hebat



Miris mungkin adalah kata yang pantas mengungkapkan keadaan moral sebagian personal yang ada di negara kita. Entah mulai dari pejabat yang mengambil hak rakyat hingga masyarakat kalangan bawah yang juga tak mau ketinggalan mengambil bagian walau hanya sekedar mengambil hasil dari hutan yang notabene tanah milik negara karena mereka selalu berfikir kalau saya tak juga mengambil nanti saya dapat apa. Lalu bila semua orang berfikir dengan fikiran yang sekerdil ini, maka kapan Indonesia akan menjadi ‘macan Asia’ yang selalu dicanangkan?. Masalah yang pelik memang selalu tersuguhkan kepada para pemimpin kita tiap tahunnya yang dimana hingga saat inipun belum kunjung terjawab. Lalu Siapa yang bisa disalahkan atas hal ini?
Sebenarnya sekolah adalah tempat mendidik anak secara akademik dan non akademik yang efektif untuk sejauh ini. Walau dengan masalah kurikulum yang selalu berganti dengan seiring bergantinya Mentri Pendidikan Indonesia. Lalu apa yang salah dengan negara ini?
Banyak yang melupakan tentang al-ummu al-madrasah al-uulaa(ibu adalah sekolah pertama) bagi anak-anaknya. Pendidikan yang salah dari seorang ibu, dapat mengakibatkan salah pola pikir dan tingkah laku seorang anak. Karena suatu bangsa akan rusak bila wanitanya telah rusak. Contoh perbuatan yang baik dapat dari seorang ibu itu adalah aplikasi yang nyata bagi seorang anak yang menurut mereka patut ditiru karena kebanyakan anak akan lebih melihat apa yang dia lihat dari orang tua daripada apa yang orangtuanya katakan.
Pendidikan agama dasar yang benar dan kuat dapat menjadi pondasi yang kuat bagi anak untuk menghadapi kehidupannya untuk dimasa yang akan datang. Karena salah satu faktor seorang anak akan mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhannya itu berawal dari kebiasaan. Walau seorang anak diawalnya tak mengerti apa yang dilakukannya. Bila dengan berjalannya waktu dilakukan pendampingan yang tepat maka akan dapat menjadikan anak dapat mengambil tindakan dalam koridor agama yang dianutnya dalam menghadpi masalahnya karena dia telah terbiasa dengan apa yang diajarka oleh agamanya.
Tak berhenti disitu saja, anak juga harus diajarkan berani berkata TIDAK untuk hal-hal yang berbau negatif. Karena segala yang diusahakan orang tua akan menjadi sia-sia bila anak tak diajarakan untuk hal yang satu ini. Percuma bila seorang anak mempunyai seorang figur ibu atau ayah yang baik serta pondasi agama yang kuat bila dia tak berani berkata TIDAK. Lihat saja kasus yang sedang terjadi sekarang ini yaitu kasus korupsi yang dilakukan oleh calon KAPOLRI kita. Mungkin dia tahu kalau itu salah namun dia tak berani berkata TIDAK terhadap apa yang menurutnya salah. Lalu kasus narkoba yang selalu marak di negri ini, itu juga karena anak tidak berani berkata tidak terhadap apa yang sebernarnya dia anggap salah.
Maka dari itu kerjasama antara sistem pendidikan rumah dan sekolah yang tepat dapat memberikan kesempatan perilaku yang bermoral dan berakhlak bagi setiap anak. Perlu adanya kesadaran dari keluarga sebagai pihak yang melaksankan dan pemerintah sebagai pihak yang memfasilitasinya. Agar terlahir para pejabat yang bermoral dan berakhlak di masa yang akan datang.
Oleh Yulian Catur Rini

No comments:

Post a Comment